57.

240 25 0
                                    

dengan lesu Danzel berjalan menuruni anak tangga mansion pribadinya , semenjak ia kembali ke amterdam beberapa hari yg lalu pria cantik itu memutuskan untuk tinggal di mansion pribadinya ia tak ingin menyakiti kedua orang tuanya walaupun sebenarnya ibu kandung ataupun kedua orang tua angkat nya tak mempermasalahkan dimana Danzel tinggal asalkan pria itu masih ingat untuk sesekali berkunjung.

"sarapan , aku udah buat sandwich buat kamu" cicit Sean dengan menyodokkan sepotong roti sandwich yg telah ia buat "

"tumben pagi pagi udah bisa disini" Tanya Danzel dengan menarik kursi meja makan , pra itu segera mengambil sandwich yg selalu menjadi favoritnya itu.

"aku gk ada pemotretan hari Ini gk ada utusan di kantor juga , bosan di apart jadi main kesini deh ternyata kamu masih tidur tadi" jelas Sean dengan memakan roti sandwich yg ia buat tadi .

keduanya saling menikmati makanan masing masing dengan tenang , sesekali Sean melirik pria yg duduk tepat di sampingnya itu dapat ia lihat kantung mata yg cukup jelas dengan wajah yg lumayan tirus.

"kamu program diet??" Tanya Sean asal membuat pria cantik yg ada di dekatnya itu mengurungkan niat untuk memakan sandwich nya .

"diet?? ngakk tuh kenapa aku gemukan kah??"

"kurus banget kek manusia kena tekanan batin gitu " jawab Sean asal

"apasihhhh.....mna ada tekana batin"

"ya gk ada sihh tekanan batin , uang ada pekerjaan ada semua ada cuma satu yg gk ada "

"apaan??"

"pasangan , ehh ada tapi jauh jadi tekanan batin  soalnya Nahan rindu" lelaki manis itu terkekeh dengan kata kata nya sendiri sedangkan Danzel ia memilih untuk diam Tanpa berniat menjawab setiap ledekan Sean .

"jalan jalan yukkkk, biar freshhh gitu kasian tuh aku liatnya udh kek gapernah makan " ujar lelaki itu dengan memiringkan duduknya menatap sahabat kecilnya tersebut, sebenarnya Sean tak ada minat untuk meledek Danzel akan tetapi ia kesal melihat tingkah pria itu yg seakan engan merawat dirinya sendiri Karna perasaanya .

"kemana????, malas dehh kalau keluar ntar fans mu bikin gossip yg ngakk ngakk " oceh pria itu dengan terus menikmati makanannya

"kenapa?? Takut ellvano salah faham"

"Kau sendiri gk takut kalau Giorgio salah faham" Tanya Danzel balik membuat lelaki itu terdiam.

Raut wajah sean perlahan berubah lesu, ia letakkan sandwich buatannya dan segera menengak wine yg sudah ia tuang ke dalam gelas.

Netra danzel melirik perubahan mood sean setelah mendengar apa yg sudah ia ucapkan tadi "are you okey?? " Tanya pria itu dengan menatap serius ke arah lelaki manis yg duduk di sampingnya itu.

"Gapapa, habiskan sarapan mu dan pergilah untuk bebersih" Setelah mengucapkan hal tersebut ia beranjak berdiri dari duduk nya dan pergi meninggalkan danzel sendiri.

Netra danzel terus menatap kepergian sean yg perlahan menghilang dari pandangannya, lelaki itu berjalan menuju kolam belakang yg di mana selalu menjadi tempat favoritnya untuk berdiam diri.

AREA KOLAM.

"Siapkan saja semua dokumen pemindahan nya, aku tak ingin pusing mengurus hal itu nanti" Ucap sean dengan seseorang di sebrang telfon, tampak raut wajah kesal dan lelaki manis itu juga sedikit memijit pangkal hidungnya.

Setelah mengucapkan hal tersebut sean segera mematikan panggilan telfon itu dan meletakkan ponselnya di atas meja, ia berjalan ke arah kolam renang dan duduk di tepian kolam dengan menenggelamkan kakinya.

"Sean" Panggil danzel yg berdiri di sisi pintu, pria itu sedari tadi memang sudah berada di sana.

"Sudah?? Yukk jalan"

Tanpa mencoba menjelaskan lelaki manis itu berjalan dengan santai mendahului danzel, ia mengambil kunci mobil serta masker dan ponsel nya yg sudah di siapkan di atas meja sedari tadi

Keduanya berjalan bersama dan masuk kedalam mobil pribadi sean dengan danzel yg mengemudi, biasanya jika ingin berjalan jalan berdua mereka akan mengunakan kendaraan masing masing agar tak tertangkap kamera wartawan ataupun fans fans sean namun sekarang sepertinya mereka lebih berani karna tak ada halangan lagi dan keduanya memang sudah memiliki pasangan masing masing.

"Kurasa jalanan Amsterdam hari ini cukup lengang" Cicit sean dengan memakan cokelat.

"Tumben makan coklat biasanya aduh takut gemuk" Ledek danzel dengan memperagakan gerakan lelaki manis itu ketika menolak semua makanan yg bisa menambah berat badannya.

"Gapapa lagi pengen aja lagian sebentar lagi aku gk perlu takut buat keluar rumah" Jawab sean

"Maksudnya? "

"Aku keluar dari agensi" Danzel segera membelokkan setir mobilnya secara mendadak sehingga membuat keduanya sama sama terkejut.

CITTT...... TINNNN... TINNNNNN

Terdengar beberapa klakson mobil yg berada tepat di belakang mobil tersebut , beberapa pengendara sedikit mengomel lalu kembali lanjut untuk berkendara.

"Whyy??? Kamu ada masalah? Kenapa gk cerita " Cecar danzel terus menerus

"Bosen aja lagian menurut aku keuntungan perusahaan sudah lebih dari cukup"

"Dunia modeling dan entertainment adalah impian mu menurut ku aneh jika kamu keluar begitu saja serta meninggalkan semua impian dan kerja keras mu" Sahut danzel dengan memiringkan duduknya menatap lelaki yg ada di sampingnya.

"Aku gapapa, lagipula aku dahulu begitu ingin masuk agensi karna aku pengen buktikan ke papa dan mama kalau aku bisa tanpa aset mereka dan ketika sekarang aku sudah di akui untuk apalagi aku ada di sana" Jawab sean tanpa menatap danzel, pria itu dapat melihat jelas tatapan penuh kebohongan dari setiap perkataan sean.

"Kamu tau bukan kalau aku bisa melindungi kamu, walaupun sekarang aku sudah ada ell dan kmu sudah ada gio bagaimana pun kita bersahabat" Ujar danzel khawatir pria itu masih terus berusaha meminta kejujuran dari sahabatnya itu.

"Hahahah aku gapapa beneran, aku gk takut dengan mereka yg jahat karna aku memiliki kamu, bibi, paman dan ciara"

Merasa tak mendapatkan jawaban yg ia inginkan danzel segera membenarkan posisi duduknya dan kembali mengemudi sembari terus melirik ke arah lelaki yg terdiam dengan menatap jalanan dari balik jendela.



TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN

SEE YOU NEXT CHAPTURE

TWO FACE { blm revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang