Belum apa-apa otakku udah ngebul duluan wkwk dari pada ngelanjutin nulis novel, aku lebih seneng kepoin TikTok bjir😭😭😭
Maapkan kemageranku😭🙏
~Lanjutan flashbacknya Billy~
"Semua bukti sudah aku lenyapkan waktu itu. Nggak akan ada yang tahu kalau kamu yang menyabotase mobil dan menyebabkan mereka semua jatuh ke jurang. Kamu nggak perlu khawatir. Nggak ada orang yang tahu." Ferdinan menggaruk-garuk hidungnya sambil berpikir. "Tenang sajalah. Kalau aku sudah berhasil mendapatkan Sehan Group, kamu pasti akan mendapatkan bagiannya sesuai dengan perjanjian kita dulu."
Billy membulatkan kedua matanya, dia sama sekali tidak pernah tahu bahwa ternyata papanya lah yang sudah merencanakan kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Ferdinan bermaksud mau merebut Sehan Group---perusahaan milik Radit yang ada di Sydney, karena itu dia membunuhnya? Merusak mobil? Melenyapkan bukti? Billy ingat saat kecelakaan terjadi, Ferdinan yang datang ke lokasi kejadian. Dan ada kemungkinan dia sengaja memanipulasi keadaan supaya polisi tidak lagi menyelidiki tentang penyebab kecelakaan, supaya semua itu terlihat seperti kecelakaan murni.
"Anak itu ... Marvin. Dia juga akan segera menyusul kedua orangtuanya ke Surga. Mereka akan hidup bahagia di sana." Ferdinan tertawa menakutkan.
Nggak mungkin. Nggak mungkin.
Billy memegang kepalanya dan mencengkeram rambutnya. Mengingat hal itu benar-benar membuatnya gila. Itu adalah satu-satunya alasan kenapa Billy mendadak memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Dia ingin melihat Marvin dan melindunginya dari papanya yang ingin menyingkirkannya. Billy bermaksud akan menyembunyikan kebenaran ini dari semua orang sampai dia mati. Billy jidak akan sanggup membayangkan bagaimana reaksi Nadia dan Cindy kalau ternyata Ferdinan adalah orang jahat. Dia tidak mau keluarganya menderita karena itu.
Tapi sekarang? Begitu tahu ternyata Nara juga ikut terseret ke dalam masalah ini, apa dia akan diam saja? Di dunia ini ada dua kebetulan---yaitu kebetulan yang menyenangkan dan kebetulan yang menyakitkan. Billy sangat suka kebetulan yang manis, tapi paling membenci kebetulan pahit seperti ini. Kenapa harus Nara? Melihat penderitaan Marvin dan Nara, apa Billy akan tetap diam untuk mengungkap kebenaran ini? Dia dilema. Antara memilih mama dan kakaknya atau Marvin dan Nara?
🍁🍁🍁
Nara dan Thalita berada di teras sekolah. Mereka jalan bersama seperti niasa. Tapi yang membuat hari ini tidak biasa adalah Thalita tidak sebawel dan secerewet biasanya. Meskipun sudah ditakdirkan bawel sejak lahir, tapi Thalita juga sadar situasi dan kondisi. Saat ini bukanlah saat yang tepat untuk dia cerewet di saat Nara sedang sedih.
Hari ini juga, Nara masih terlihat murung sejak beberapa hari yang lalu Thalita mendengar kabar kalau Nara baru putus dari Marvin dari mulut sahabatnya itu sendiri. Sontak kabar itu sangat mengejutkan Thalita mengingat bagaimana perasaan Nara terhadap Marvin. Mendengar Nara putus dengan Marvin adalah sebuah hal yang sulit untuk dipercayai oleh Thalita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Untuk Nara
Teen Fiction[UPDATE antara SABTU-SENIN✌] "Mimpi adalah bagian terbaik dari hidupku ... dan kamu adalah bagian terbaik dari mimpi itu ...." Nara tidak menyangka keputusannya untuk bersama Marvin ternyata membuka kembali luka lama menyakitkan yang berusaha dia lu...