🍁Dua Puluh Enam | Selingkuh🍁

60 6 108
                                    

Masuk di bulan penuh makna---ralat bulan kelahiran, aku up part terbaru wkwkwkwk

Yang kangen sama bang Billy kukasih foto jumbo👇👇👇

Yang kangen sama bang Billy kukasih foto jumbo👇👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor sport Marvin memasuki halaman rumah dan berhenti di garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor sport Marvin memasuki halaman rumah dan berhenti di garasi. Marvin melepas helm-nya, meletakkannya di atas motor lalu melangkah ke dalam memasuki rumahnya.

Setibanya di dalam rumah, Marvin mendengar suara tangisan. Marvin memelankan langkahnya dan lebih mempertajam pendengarannya untuk memastikan suara tangisan yang didengarnya itu nyata atau hanya suara TV. Marvin semakin mendekat ke arah sumber suara dan dia akhirnya yakin kalau itu nyata. Bukan suara TV.

"Kak Cindy?" gumam Marvin yang sangat mengenali suara tangisan siapa itu. "Kenapa dia nangis? Ada apa sama dia?"

Marvin sampai di ruang tengah. Di sana dia melihat Cindy sedang menangis tersedu-sedu dalam pelukan Nadia. Nadia menenangkan dengan mengusap-usap kepala Cindy, sedangkan Billy duduk di salah satu sofa dengan wajah prihatin. Kelihatannya dari keempat orang yang sekarang ada di ruangan itu hanya Marvin satu-satunya yang tidak tahu apa yang terjadi.

"Ada apa sih, nih?" tanya Marvin dengan memandangi mereka bertiga secara bergantian.

Cindy masih terus menangis seolah tidak mempedulikan Marvin yang bertanya.

"Kak Irgi selingkuh," jawab Billy setelah beberapa saat berpikir. Dia khawatir Cindy akan semakin sedih kalau ada yang mengungkit tentang kejadian itu.

Marvin membelalak. 

"Dia selingkuh sama temennya kak Cindy sendiri. Terus bak Irgi mutusin kak Cindy." Billy melanjutkan.

Marvin menatap Cindy yang sedang menangis di pelukan Nadia, kemudian terlihat kemarahan di wajahnya mendengar cerita Billy. Rasanya sekarang ini dia ingin memecahkan apapun yang ada di sekitarnya, terbukti dengan kedua tangannya mengepal erat. Namun beberapa detik kemudian, kepalan tangan itu mengendur dan akhirnya terlepas.

Marvin Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang