Seperti biasa, aku muncul lagi di malem Jum'at🌚🌚🌚
Btw nih aku kasih bonus pict Marvin yang lebih jelas dari sebelumnya. Dan dia bukan Jamal warning😭😭😭
Suasana kantin sekolah saat jam istirahat selalu ramai. Dari sekitar sepuluh meja di kantin tersebuh, semuanya dipenuhi para murid yang kelaparan. Di salah satu meja, Marvin sedang makan bakso bersama seorang temannya. Memang bagi yang belum lama mengenal Marvin pasti akan keheran-heranan, Marvin mempunyai teman? Itu adalah sesuatu yang sangat 'ajaib'. Tapi bagi yang sudah mengenal atau paling tidak, tahu tentang Marvin, mereka semua pasti tahu kalau orang itu adalah teman Marvin.
Satu-satunya sahabat yang dimiliki Marvin di sekolah itu dan yang paling tahan menghadapi sifat laki-laki itu yang keras kepala dan suka marah-marah. Meskipun sekarang sudah tambah satu orang lagi yang masih tahan dengan sikap Marvin tersebut yaitu Nara.
"Nih." Karrel memberikan sejumlah uang pada Marvin. "Gue nitip kalo mau bayar."
Marvin mengambil uang Karrel tanpa banyak bicara.
"By the way... soal tugasnya pak Ridho, ntar gue nyontek punya lo, ya, kata Karrel dengan mulut penuh makanan. "Gue nggak sempet ngerjain. Tadi malem ketiduran gue."
"Terserah lo, deh." Marvin berdiri dan berjalan menuju bibi penjual kantin untuk membayar baksonya.
"Berapa, Bi?" Meskipun sepertinya Marvin sudah cukup hafal dengan harga-harga menu makanan di kantin itu, tapi akan lebih sopan lagi kalau dia bertanya dahulu sebelum membayarnya. Dia merogoh saku seragamnya untuk mengambil sejumlah uang.
Seorang wanita paruh baya itu tersenyum ramah kepada Marvin.
"Baksonya dua, es teh dua gelas, sama kerupuk tiga bungkus." Marvin menyebutkan pesanannya plus pesanan Karrel tentunya.
"Mas Marvin ndak usah bayar, Mas."
Marvin jelas bingung. Apa dia tidak salah dengar? Makan di kantin tidak membayar? Yang bener saja. "Maksud Bibi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Untuk Nara
Ficção Adolescente[UPDATE antara SABTU-SENIN✌] "Mimpi adalah bagian terbaik dari hidupku ... dan kamu adalah bagian terbaik dari mimpi itu ...." Nara tidak menyangka keputusannya untuk bersama Marvin ternyata membuka kembali luka lama menyakitkan yang berusaha dia lu...