🍁 Tujuh Belas | Taman Bunga 🍁

45 9 117
                                    

Gada bahan bacotan. Mian🙄

Di jam istirahat, Nara jalan-jalan santai di teras sekolah sambil menyanyi-nyanyi kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam istirahat, Nara jalan-jalan santai di teras sekolah sambil menyanyi-nyanyi kecil. Dia tidak sengaja melihat seorang laki-laki berjalan santai sambil membaca buku. Senyuman Nara tidak bisa dia tahan lagi ketika melihat sosok itu. Dengan perasaan riang gembira, Nara berjalan cepat menghampiri Marvin yang bahkan tidak tahu kalau ada seseorang yang memperhatikannya.

"Hai, Marvin," sapa Nara dengan senyuman manisnya. Berharap dia juga akan mendapat balasan yang sama dari Marvin. Senyuman Marvin yang belum pernah dia lihat.

Marvin yang sedang asyik membaca buku, kelihatan sangat terganggu dengan kedatangan gadis itu. Dia menatap Nara sinis.

"Kenapa?" tanya Nara heran.

Tanpa mempedulikan Nara yang bingung melihat reaksinya yang mungkin tidak sesuai dengan harapannya, Marvin tidak mau ambil pusing dan pergi dengan cueknya. Melanjutkan kegiatannya membaca buku sambil berjalan.

Dengan sikap Marvin itu, Nara jelas sangat kecewa. Marvin masih saja cuek-cuek bebek, padahal kemaren mereka sudah sangat dekat saat di rumah Marvin.

"Ih, si Marvin gimana, sih? Kok gitu banet sikapnya? Masih aja cuek sama gue? Gue pikir dia udah berubah setelah kejadian kemaren?Gue pikir sekarang dia udah nganggep gue sebagai temennya? Tapi ternyata ... sama sekali nggak berubah sikapnya ke gue?"

Nara menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal. "Nyebelin banget sih, Marvin? Gue jadi bingung, sebenernya Marvin yang PHP atau gue aja yang terlalu GR?"

Billy memunculkan kepalanya dari balik tembok. Tanpa sengaja, dari tadi dia sudah mengintip pertemuan Marvin dengan Nara. Melihat begitu kesalnya Nara saat Marvin nyuekin dia, Billy mulai sadar kalau ternyata Nara memang ada 'rasa' dengan Marvin. Meskipun semua itu baru dugaan semata, tapi bukan tidak mungkin itu ternyata benar. Dan bagaimana kalau ternyata semua itu benar? Selain itu, Billy juga merasakan Marvin sedikit berubah sejak mengenal Nara.

🍁🍁🍁

Nara dilanda kegalauan dan kekesalan yang amat sangat. Dia sudah senang karena akhirnya Marvin memaafkannya, dan mengharapkan sesuatu yang lebih mengenai hubungannya dengan Marvin. Tapi sepertinya memang Nara yang terlalu ke GR an, dengan menganggap kalau Marvin sudah berubah dan akan bersikap baik padanya. Tapi lagi dan lagi, Nara kesal sekali mengingat kata 'TAPI'. Marvin tetap menyebalkan setengah mati.

Sore ini Nara jalan-jalan santai di sekitar kompleks perumahan. Kalau lagi bad mood, daripada bengong di rumah, Nara lebih senang jalan-jalan keluar, nyari udara segar sambil cuci mata siapa tahu dia mendapat hiburan yang bisa sedikit menghilangkan rasa galaunya.

Usaha Nara untuk menghilangkan kegalauan ternyata membuahkan hasil. Mendadak ada sebuah motor sport merah berhenti di dekatnya. Marvin duduk di atas motor, menatap Nara dengan tatapan yang sedikit berbeda dari biasanya. Bukan tatapan sinis yang menyebalkan atau tatapan kejam yang mengerikan, tapi tatapan tenang tanpa ekspresi.

Marvin Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang