🍁 Lima | Airport🍁

116 12 234
                                    

Saya paling suka update di malem jum'at 🌚🌚🌚🌚

Saya paling suka update di malem jum'at 🌚🌚🌚🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffi Marvin Pradana / Mr. GM

Kamar itu bernuansa putih dan tampak sangat rapi untuk kamar seorang laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar itu bernuansa putih dan tampak sangat rapi untuk kamar seorang laki-laki. Semuanya serba putih hanya saja sprei dan selimut di ranjangnya yang berwarna merah dengan berbagai garis-garis kuning di beberapa bagian. Kamar yang bisa dibilang cukup luas dengan sebuah ranjang, rak buku yang tertata dengan rapi, meja belajar dengan beberapa buku tertumpuk di atasnya, juga sebuah biola kayu dan sebuah gitar yang tergantung di dinding pojok ruangan.

Marvin sedang duduk manis di depan cermin sambil mengobali luka di keningnya. Sesekali dia mengerutkan dahinya menahan rasa perih di lukanya saat dia mengoleskan obat merah ke luka itu. Marvin menempelkan plester untuk menutup lukanya.

Selesai. Dia menutup kotak P3K dan bangkit dari duduknya.

CEKLEK!

Pintu kamar terbuka. Seorang gadis cantik berdiri di ambang pintu dengan sebelah tangan masih memegang gagang pintu.

"Lo kalo mau masuk emangnya nggak bisa ya, ketuk pintu dulu?" Marvin berkata dengan juteknya.

Cindy cuma menyunggingkan senyuman kecil lalu melangkah masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh si pemilik kamar. "Gue masuk karena pintunya nggak dikunci. Jadi kayaknya nggak ada masalah?"

Marvin masih memasang wajah juteknya.

"Kenapa kepala lo?" tanya Cindy setelah melihat ada plester di kening Marvin.

Marvin memalingkan wajahnya, tidak mau sampai Cindy melihat luka di kepalanya. "Bukan urusan lo."

Tatapan mata Cindy memandang curiga ke arah Marvin. "Lo ... lo nggak abis tawuran atau berantem kan, Vin?"

Pertanyaan Cindy membuat Marvin kembali bertatap muka dengan dia meskipun sebenarnya tak suka. Marvin menatap Cindy dengan tatapan sinisnya yang menakutkan. "Apa lo berharap gue ngelakuin itu?"

Marvin Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang