"Kemarin gimana kejadiannya? Kenapa bisa sampe kayak gini?!"tanya Dhikara
"Kemarin nenek marah sama bella, bella gak tau salahnya dimana. Nenek ngatain bella yang jelek-jelek dan bella gak terima, nenek tampar bella terus seret bella turun. Bella coba buat lepas cekalan nenek tapi nenek malah jatuh. Bella gak sengaja.."ucap Umbrella
"Bohong, Yah. Dia sengaja, dari awal juga lo gak suka kan ada nenek di sini?!"Senja menyela pembicaraan
"Kalau dilihat dari luar memang ini hanya sepele, tapi kamu tau Nenek itu punya riwayat darah tinggi. Kejadian kayak kemarin bisa aja akibatnya fatal buat nenek"ucap Dhikara dengan tegas.
"Aku minta maaf, Yah. Aku gak sengaja"ucap Umbrella penuh sesal.
"Minta maaf langsung sama nenek nanti, dan senja bisa tinggalkan kami berdua?"ucap Dhikara
Dengan perasaan kesal senja tetap menuruti perkataan sang ayah.
"Umbrella, Ayah sangat menghormati Nenek dan sepatutnya kamu juga. Kalau apa yang di bilang Kakak kamu tadi benar, bahwa kamu gak suka keberadaan nenek di sini kamu bisa pilih buat pergi, ayah gak akan tanggung jawab apapun karena itu keputusan kamu"ucap Dhikara tegas.
Umbrella menunduk tak berani menatap sang Ayah barang sedikit pun.
"Iya, Ayah.. Bella minta maaf. Tapi sungguh Bella gak sengaja buat nenek celaka"
***
"Nek, Bella mau minta maaf.."
Nenek Isa tak menjawab ia namun sorot matanya tak berubah semenjak pertemuan pertama mereka, tatapan tak suka sangat terlihat jelas.
"Tuhan aja maha pemaaf lho nek, masa hambanya enggak?"ucap Umbrella dengan wajah jenakanya, berharap bisa mengubah suasana
Namun, Nenek Isa masih setia bungkam.
"Mih, maafin Bella ya? Bella kan gak sengaja"ucap Rina
"Jangan paksa Mamih, Rin. Dan kamu mending keluar aja sana, jangan nampakin wajah kamu di depan saya lagi"ucap Nenek Isa
"Mih.."
"Yaudah, Semoga cepat sembuh ya nek. Jangan lupa maafin bella, gak baik marahan lama-lama apalagi sampai benci"ucap Umbrella sebelum pergi meninggalkan ruangan.
"Mamih.. kenapa sih kayak anak kecil aja, ini juga bukan salah umbrella mamih sendiri yang mulai kan? Aku tau yang sebenarnya udah aku tebak paati mamih gak suka sama bella, kasihan bella mih.. gara-gara kejadian ini Mas Dhika marahin bella, Mas Dhika benar-benar percaya sama omongan Mamih sama Senja, Mamih jangan pengaruhi senja buat ikut gak suka bella mih.. Kalau mamih lupa di sini yang salah adalah aku, yang jahat di sini aku. Aku mau memperbaiki semuanya dari awal lagi"
Isa menatap putrinya dengan tatapan dingin.
"Maksud kamu Mamih bawa pengaruh buruh buat keluarga kamu? Kamu ngusir Mamih?!""B-Bukan gitu, Mih.. tolong Senja belum bisa menerima Bella, aku cuman ingin keluarga aku bahagia saling menerima satu sama lain. Senja masih gak bisa menerima Bella juga karena dia gak tau fakta sebenarnya kan? Dan itu karena Umbrella gak mau Senja tau, Anak itu peduli dan rela jadi antagonis di sudut pandang senja. Mamih.. pliss"
"Terserah kamu, Mamih simpulkan Anak itu udah rebut kamu dari Mamih sama Senja!."
***
Setelah pulang dari rumah sakit, bukanya pulang ke rumah Umbrella memutuskan untuk berkunjung ke rumah Winona. Ia merasa butuh waktu untuk sejenak menghindari masalah yang terjadi di rumah.
"Tumben lo main ke sini, bell?"ucap Winona seraya menyajikan secangkir teh untuk sahabatnya
"Bosen aja di rumah, ganggu gak nih gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
umbrella life
RandomKenapa semesta senang sekali mengambil orang-orang berarti dalam hidupku? Apakah semesta begitu suka melihatku lagi dan lagi terluka? Jika cara semesta menjadikan ku kuat dengan mengambil apa yang aku punya aku katakan ini keterlaluan, aku hanya pun...