10. Memulai

17 4 2
                                    

Setelah beberapa jam menempuh perjalan akhirnya Umbrella bersama sang oma sampai di tujuan, rumah sang Ayah.

Rumah besar bercatkan putih bersih itu membuat Umbrella terkagum-kagum, ia tidak menyangka bahwa ayahnya sekaya ini.

"Ayo nak, kita masuk"ajak Ana

Umbrella mengangguk dan mulai berjalan beriringan dengan omanya. Sampai memasuki rumah mereka di sambut oleh seorang wanita sepantaran dengan bunda dan mamanya Talitha, Wanita itu tersenyum ramah menyambut kedatangan Umbrella dan sang oma.

"Macet ya buk, lama banget perjalanannya?"

"Iya tadi sedikit macet"balas Ana

Umbrella memperhatikan interaksi itu dengan perasaan canggung.

"Ini Umbrella?"tanya wanita itu kepada Umbrella

Umbrella mengangguk. Namun respon diluar dugaannya wanita itu langsung memeluknya, memebuat Umbrella bingung dan keheranan. Tapi Umbrella akui pelukan wanita itu sama seperti pelukan bunda hangat dan menenangkan.

"Maaf.."lirih pelan wanita itu dapat Umbrella dengar.

"Umbrella dan ibu mau istirahat atau makan dulu?"tanya Wanita itu mengurai pelukannya

"Nanti aja Rin, biar Umbrella istirahat dulu."ucap Ana

Rina– wanita itu mengangguk paham.

"Yaudah ayo nak, biar mama antar ke kamar. Tapi.. sementara istirahatnya di kamar Kak Nja ya? Gakpapa?"tanya Rina pada Umbrella

Okey, sekarang Umbrella tahu wanita di hadapannya ini siapa. Rina, wanita itu ibu tirinya dan apakah Kak Nja yang di maksud Rina adalah Kakak tirinya?.

Umbrella hanya membalas dengan anggukan menanggapi pertanyaan ramah dari Rina.

Sampai pada keduanya sampai di satu kamar dengan yang di dominasi serba warna merah muda. Umbrella meneliti setiap bagian kamar yang luas itu tapi satu foto yang di pajang atas meja belajar menarik penuh atensinya, terdapat Sang Ayah, remaja perempuan yang ia perkirakan hanya berbeda satu atau dua tahunan dengannya dan Rina. Mereka terlihat sangat bahagia dalam potret itu. Tapi Umbrella merasa sakit melihatnya, ia iri.

"Jangan mengiri bell! Gak baik!"batin Umbrella.

"Yaudah bella, bersih-bersih dulu gih.. terus istirahat ya"ucap Rina

"Iya Tante.."balas Umbrella

Rina mengulas senyum tipis lalu berangsur pergi dari kamar.

***

Niat ingin bermalas-malasan setelah hari panjangnya yang melelahkan jadi urung berubah keterkejutan dan emosi meledak saat kamar yang menurutnya sangat privasi ia dapati orang asing ada di dalamnya, dan yang lebih parahnya lagi kasur empuk kesayanganya sudah tersentuh orang asing itu.

"Lo siapa! Ngapain di kamar gue? Maling lo! "Pekiknya

"Heh! Gue bukan maling!, Gue udah dapet izin Tante Rina juga, lo gak usah marah-marah juga kali!"ucap Umbrella

"Pergi gak lo! Orang asing!"usirnya kepada Umbrella

"Kalem sist" ucap Umbrella tapi si pemilik kamar lebih dulu kehabisan kesabaran menariknya keluar kamar.

"Sakit monyet! Lo narik gue kayak narik karung beras aja, bener-bener gak berperikemanusiaan pisan" pekik Umbrella

Mendengar suara ribut dari lantai atas Rina dan Ana yang ada di lantai bawah langsung menghampiri asal keributan.

"Hey hey.. udah! Berhenti Senja! Kenapa sih ini?"lerai Rina

"Maksud mama apa? Orang asing ini siapa? berani-beraninya masuk kamar aku"ucap Senja

Rina menghela nafas dalam lalu menghampiri putrinya itu membiarkan Ana yang membawa Umbrella menjauh.

"Nja.. Dia Umbrella, Adik kamu."ucap Rina

Senja mengenyitkan dahinya tak mengerti sekaligus shok mendengarnya.

"Gak! Dia bukan Adik aku! Suruh dia pergi Ma!"ucap Senja dengan amarah yang semakin membuncak lalu pergi dengan langkah tegas masuk ke kamarnya.

BRAKK..

Pintu kamar di banting kuat oleh senja benar-benar menjelaskan suasana hatinya yang sedang buruk.

Disisi lain Umbrella duduk bersama sang Oma di sofa ruang keluarga, Umbrella dengan ekspresi terlihat datar sangat berbanding terbalik dengan degup jantungnya yang berdetak dengan ritme cepat, tidak bisa berbohong ucapan Senja dengan suara lantang cukup berpengaruh padanya.

"Oma.. Bella gak bisa pulang lagi aja kerumah Tante Mila?"tanya Umbrella.

"Kenapa nak? Ucapan Kak Senja tadi jangan di masukin ke hati, Kakak kamu cuman kaget aja tiba-tiba punya adik secantik kamu"ucap Ana seraya mencubit singkat hidung bengir  Umbrella dengan gemas.

"Bisa aja oma, Kak Senja lebih cantik. Tapi Bella gak nyaman disini.."

"Belum ada satu hari lho ini nak, adaptasi dulu nanti juga nyaman"balasan sang Oma sungguh mengecewakan hati Umbrella.

Umbrella menunduk merasa sangat kecewa. Sudahlah ia terpaksa ikut, pas sudah sampai sambutan tak ramahpun yang ia dapatkan. Satu harapan Umbrella sekarang hanyalah Sang Ayah, lelaki itu belum Umbrella lihat sedari datang tadi mungkin masih bekerja.

"Lho adek kenapa? bu?"tanya Rina

'Adek' Satu kata yang mampu membuat Umbrella tergelitik, ingin sekali ia tertawa sekarang, tidak biasa sekali di panggil dengan kata itu atau mungkin ini first time seseorang memanggilnya seperti itu.

"Pengen pindah katanya"ucap Ana terus terang.

"Ucapan Kak Nja jangan di masukin kehati ya dek. Kakaknya cuman agak kaget aja, nanti juga bakal terbiasa nerima adek."ucap Rina seraya mengambil duduk di samping Umbrella.

"Ucapan Kak Senja pedes banget ya tan, sampe masuk jantung Bella. hehehe"ucap Umbrela sambil terkekeh tak bohong juga Umbrella katakan seperti itu sebab jantungnya memang bereaksi tak bagus karena ucapan senja tadi.

"Maafin Kak Senja ya, dek"Sesal Rina menarik Umbrella kedekapannya.

"Bercanda kok, Tante jangan bilang dan jelasin apapun sama Kak Senja ya?"Ucap Umbrella

"Tapi Kak Senja harus tahu yang sebenarnya, Biar Kakak bisa nerima Adek"ucap Rina

"Gak perlu, Tante.., kalau gak janji, Bella mau pulang aja"

"Yaudah iya, Mama gak bakal bilang"pasrah Rina

"Oma juga jangan, dan.. Tante kasih tahu Ayah juga ya, ayah juga jangan bilang apapun ke Kak senja."

☂☂☂

Hallo.. Haii.. pren👋

How are you today prenn?..

terima kasih sudah berkenan membaca cerita ku, semoga kalian suka dan mohon maaf jika ceritanya masih belum bagus dan salah dalam penulisannya. kritik dan saran terbuka 🫶

o iya, don't call me 'Thor', you can call me Dona, Okey prenn👌🩵

That's all for today, stay healthy and happy pren❤️‍🩹

babye👋

umbrella life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang