"Bella..! Bangun.. jangan jadi pemalas kamu!"
Umbrella akui ia bangun sangat siang hari ini jam 10.00, tapi seharusnya tak masalah sebab ia tidak meninggalkan ibadah subuhnya tadi lagipun ini hari libur ia juga punya alasan kenapa masih betah bergelut dengan selimutnya, ia tidak enak badan. Tapi Mila tetaplah Mila yang tak pernah peduli dan tak mau mendapatkan alasan darinya. Wanita itu berteriak dan menggedor pintu kamar dengan sangat brutal.
"Bella! Dengar saya gak!"
Umbrella berjalan menghampiri pintu dengan langkah kaki yang lemas.
"Maaf tante.. Bella gak enak badan"ucap Umbrrlla dengan suara parau
"Jangan alasan! cepat bersih-bersih rumah! Saya akan pergi keluar, kalau rumah belum rapi kamu gak akan dapet makan hari ini!"
"Tapi tan.. "
"Jangan Manja! Harusnya kamu berterima kasih sudah saya ijinkan tinggal-
"Tapi ini rumah aku, Tante yang numpang disini!"
"Sudah bukan milik kamu lagi! Sekarang sudah atas nama saya! Jadi nurut atau saya usir!"
"Tante? Bella salah apa sama tante? Kenapa tante seperti ini?"
"Saya benci kamu! kamu penyebab Mbak saya meninggal! Pembawa sial!"Ucap Mila dengan amarah menggebu-gebu. Setalahnya ia pergi meninggalkan Umbrella yang hanya berdiri mematung di ambang pintu.
***
Seperti perintah sang Tante, Umbrella mulai membersihkan rumah. Mulai dari menyapu sampai mencuci piring walaupun ia sedang tidak sehat tapi dari pada ia tidak mendapat jatah makan bahkan sampai di usir nantinya dari sini lebih baik ia menurut. Bagaimanapun hanya merekalah keluarga yang Umbrella punya.Setelah semua pekerjaan selesai ia mendudukan tubuhnya di sofa dengan tangan bergerak menhidupkan televisi. Jika dulu selalu ada bunda yang menemaninya hari minggunya sekarang ia hanya sendiri, Umbrella selalu rindu masa-masa itu walaupun sudah 2 tahun sang bunda berpulang tapi rasanya bayang-bayang tentang bunda tak bisa lepas dalam ingatannya membuat rasa sesak selalu datang bersamaan dengan rindu tentang bunda.
Umbrella menonton televisi yang menayangkan Animasi buatan jepang ' Chibi Maruko-Chan' Animasi Favoritnya. Seraya merasakan setiap sakit di dadanya yang tak kunjung hilang, Umbrella hanya memejamkan mata ketika rasa sakit itu semakin terasa menyakitkan. Di sini dia sendiri tidak ada yang bisa membantunya tidak ada yang bisa menenangkannya seperti bunda dulu saat ia mulai kesulitan bernafas normal.
"Kak.. Bella!.. Eca pulang"Pekik anak perempuan menyadarkan Umbrella dari Kesadaran yang hampir hilang.
Umbrella melihat kedatangan Thesa–sepupunya bersama sang Tante, Umbrella membenarkan posisi duduknya lalu mengulas senyum tipis menyambut Thesa yang menghampirinya.
"Kak bella sakit? Tangan kakak panas"ucap Thesa
Umbrella menggeleng "Enggak kok, Kakak baik-baik aja. Oh ya, Eca habis darimana nih?"ucap Umbrella
"Tadi Eca habis dari Super Market, temenin Mama beli buah. Eca juga beli es krim, Eca juga beliin es krim melon kesukaan kakak loh.. nih kakak makan ya"ucap Thesa seraya menyodorkan plastik berisikan Es krim.
Umbrella tersenyum lalu beralih mengusak puncak kepala Thesa dengan gemas.
"Makasih, Eca. Tapi maaf ya kakak makan es krimnya nanti?"
"Iya gakpapa, es krimnya ka. bisa di simpan di kulkas. Kak bella main yu?"
Hendak menolak tapi Umbrella tak tega melihat binar di mata sepupunya itu. Tapi sejujurnya juga ia begitu lemas sekarang, ia ingin beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
umbrella life
De TodoKenapa semesta senang sekali mengambil orang-orang berarti dalam hidupku? Apakah semesta begitu suka melihatku lagi dan lagi terluka? Jika cara semesta menjadikan ku kuat dengan mengambil apa yang aku punya aku katakan ini keterlaluan, aku hanya pun...