7. Takut gak sempat

14 3 0
                                    

Dari hari Umbrella sadar sudah terhitung 3 hari Umbrella mendekam di rumah sakit dan selama itu juga Mila tak pernah terlihat untuk sekedar menjenguk saja. Selama 3 hari itu Umbrella hanya seorang diri tapi terkadang juga Dokter Raisa menyempatkan menemaninya di waktu luang. Umbrella sangat bersyukur dengan itu.

Kejadian waktu itu membuat Umbrella drop dan koma selama tiga hari, Mila tak pernah menemui Umbrella selama ia koma ataupun setelah ia sadar. Umbrella juga tak ingin bertemu, entah mengapa ia memiliki ketakutan kepada Tantenya itu. Umbrella selalu takut pada ucapan-ucapan pedas Sang tante yang di layangkan kepadanya.

"Umbrella kenapa makanannya gak di habiskan?"omel Raisa

"Gak suka, gak ada rasanya"ucap Umbrella

Dokter Raisa hanya geleng-geleng kepala saja menanggapi pasien spesialnya ini. Umbrella ini sangat pemilih kalau soal makanan, ia tidak suka sayur, buah-buahan pun hanya beberapa yang ia sukai.

"Dokter.. aku mau pulang hari ini boleh?"

"Nggak, tunggu beberapa hari lagi sampai kondisi kamu benar-benar pulih"

Umbrella mendengkus kecewa. Umbrella sungguh sudah bosan di sini ia rindu kamarnya, ia rindu sepupunya.

"Kalau gitu, boleh aku pinjam ponsel dokter? Mau hubungin temen"

Raisa mengangguk lalu memberikan ponselnya

"Terima kasih, dokter baik"ucap Umbrella seraya tersenyum memamerkan deretan gigi rapihnya

Umbrella mulai mengetikkan pesan pada Talitha, Sahabatnya itu pasti sekarang sudah kembali dari bandung menjenguk neneknya.

08** xxxx xxxx xxx

Ta||
ini gue, bella||
gue lagi di rumah sakit nih,
gak mau jenguk?

||HAH?
||Kenapa bisa? udah berapa hari? kenapa gak ngasih kabar bell?
||gue otw kesana, sama mama papa juga

"Ini Dokter, terima kasih."ucap Umbrella seraya mengembalikan ponsel yang ia pinjam.

"Okey, sama-sama"balas  Raisa

"Dok, kira-kira aku bakal sempet ngerasain dunia perkuliahan gak ya? aku bisa sembuh gak dok?"tanya Umbrella tiba-tiba

"tentu, Umbrella pasti bisa! pasti sembuh, jangan mikir kemana mana gitu. Umbrella harus semangat buat sembuh"

"Semoga, dokter.. terima kasih yaa, sudah baik sama bella"

"Sudah tugas saya, kamu jangan bicara yang aneh-aneh. Harus optimis! Jangan overthinking!"

***

"Yaampun bell, kenapa bisa gini?"khawatir Lina

"Biasa emang udah takdirnya, Ma"balas Umbrella tenang

"Gak, ini pasti gak terjadi tanpa alasan! Apa tabte kamu udah jahat sama kamu bell? Ayok bilang!"

"Udah Ma, jangan suudzon gitu. Gak baik"tegur Jagat

"Bukan suudzon tapi waspada!"

"Enggak kok ma, Tante baik sama bella. Ini cuman karena bella aja yang gak teratur minum obatnya"

"Kenapa gak teratur? Pasti Tante kamu gak perhatiin kamu ya?"

"YAALLAH MA, jangan suudzon terus napa?"kesal Talitha

"Iya Ma, lagian tante mila baik kok. Tante perhatian sama bella, mama jangan khawatir. Ini kan udah gak aneh buat bella kalo drop"

Lina tersenyum lalu bergerak memeluk Umbrella.

"Mama khawatir bell, Mama gak mau kamu sakit. Mama mau jaga bella sama seperti Bunda yang menjaga bella, Bella juga sudah mama anggap anak mama sendiri"

"Terima kasih, Mama, Bella juga sudah anggap mama sama seperti ibu bella sendiri. Terima kasih..hhh"ucap Umbrella diringi isakan kecil

"Bella jangan sungkan sama kami, Kami ini sudah sama seperti keluarga bella juga"ucap Jagat.

Talitha mengangguk setuju.

***

"Bell jadi masuk SMA Saturnus?"tanya Talitha sambil sibuk mengupas mangga.

"Jadi, gue juga dapet beasiswa penuh Ta. Lo juga harus masuk SMA itu ya? "

"Karena lo udah pilih di sana yaudah gue ngikut aja"

"Lo terpaksa, ta?"

"Nggak"

"Beneran? Kalo terpaksa gakpapa lo bokeh daftar di sekolah lain-"ucap Umbrella seraya membalikkan tubuhnya membelakangi Talitha, entah mengapa moodnya jadi memburuk.

Talitha menghela nafas dalam, memang akhir-akhir ini Sahabatnya ini jadi begitu sensitif sekali. Sangat menguji kesabaran. Untung saja ini Talitha bukan Eghista si kesabaran setipis tisu.

"Bell? Demi apa gue gak terpakasa! ya ampun bell. Jangan pundung dong. Nanti gue buatin jasuke deh?"

"Janji?"ucap Umbrella seketika berbinar kala mendegar makanan favoritnya di sebut.

"Iya, janji"

"YEAYY, KHAMSAMIDA EONIE TATA"

"Btw, Eghista mau lanjut kemana?"

"Sama, May be"

"Semoga aja"balas Umbrella penuh harap.

"Bell, lo aman kan tinggal sama tante lo? mmm.. maksud gue.. gue agak khawatir aja, lo  tau bell tante Mila gak ada tuh keliatan khawatir selama lo di rumah sakit, dia juga gak ada jenguk lo kan? Bell, Tante Mila baik kan sama lo?"

"Gak usah khawatir ta, tante baik kok. Tante gak jenguk karena Eca juga lagi sakit, beliau pasti sibuk juga. Gakpapa.. jangan khawtirin gue gitu"balas Umbrella seraya mengulah senyum teduh khasnya

Talitha menghela nafas dalam, sebenarnya ia tidak sepenuhnya percaya mengingat Tante dari sahabatnya itu dari luar saja tidak ramah, ia hanya khawatir perlakuan di belakang kepada Umbrella tidak baik.

"Ta.. lo mau bantu gue gak?"

Talitha mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar permintaan tiba-tiba Umbrella.

"Apa?"

"Gue mau ketemu ayah, Ta, selama ini gue gak pernah ketemu ayah lagi.. Bahkan gue lupa gimana wajah ayah.."

"Bell?"Talitha menatap Umbrella dengan tatapan kasihan

"Jangan natap gue gitu, jangan tatap gue dengan tatapan kasihan. Gue gak suka."

"Maaf, Iya gue mau bantu. Tapi kenapa tiba-tiba banget bell?"

"Gue takut gak sempat, Ta"

"Umbrella!— jangan ngomong ngelantur.." Ucap Talitha refleks meninggikan suaranya.
Sungguh Talitha sangat benci saat sahabatnya ini mulai berbicara melantur.




umbrella life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang