Hai, kue cubit😋
Udah bosan kah dengan cerita ini? Bentar lagi ada konflik nih, siapkan hati.
Konflik sama siapa?
Rezka?Ya gitu deh.
Kuat-kuat yah kue bacanya😭
Mungkin saat ini, intinya belum tersampaikan. Semoga di next chapter kamu bisa paham kalau cerita ini mau dibawa kemana.
Sebelum baca, ayo komen dan vote nya kue cubitttttt💗
Typing kereta lucu nggak sih?
Aksa berlari mencari ruangan yang Nanda tempati. Jujur, ketika ia mengetahui kabar kecelakaan Nanda, lututnya langsung lemas. Aksa benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang. Ia takut.
Meninggalkan Juan di rumah, mengabaikan jam sekolahnya, dan mengabaikan telepon dari Joel, itu sudah menggambarkan bagaimana paniknya Aksa saat ini. Sosok Nanda benar-benar membuat semuanya kalut, ditambah dengan sifat Aksa yang mudah terserang panik.
Pintu ruangan dibuka sedikit keras membuat siapa saja di dalamnya langsung melihat ke arahnya dengan aneh. Rambut yang berantakan, jaket yang dibiarkan terbuka, juga sendal jepit berbeda warna. Siapapun yang melihat penampilan Aksa saat ini, pasti merasa prihatin terhadapnya.
"Kunaon, Sa?" Dan dengan tak tahu dirinya, Nanda justru bertanya dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa.
Aksa terlihat mengatur nafasnya yang lebih cepat akibat berlari tadi. Matanya menangkap ke arah layar televisi yang sedang di tonton Nanda, yaitu menampilkan acara gosip. Seketika, Aksa dibuat speechless. Apakah ia sudah sia-sia panik seperti ini?
"Maneh yang kenapa." Suaranya yang serak diikuti dengan alisnya yang menekuk. Kentara sekali bahwa dirinya sedang kesal. Ia lantas berjalan ke arah Nanda setelah dipersilahkan masuk oleh seorang wanita yang terlihat awet muda, yaitu mamah Nanda atau yang sering dipanggil ibu oleh Aksa dan Joel. Sedangkan beliau memilih pergi, meninggalkan mereka berdua di ruangan.
Melihat raut wajah Aksa yang berbeda membuat Nanda menjadi sedikit kikuk. Niat hati ingin mencairkan suasana karena ia tidak mau mengingat nasibnya kembali, justru malah dibuat terdiam ketika satu pelukan berhambur di tubuhnya.
Tidak terlalu erat, namun berhasil membuat Nanda merasa bersalah melihat laki-laki di depannya menjadi selemah ini. Badannya terasa bergetar di antara pelukan itu dengan isak tangis yang mulai terdengar. Hal itu jelas membuat Nanda semakin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa, Haechan
Teen Fiction"Setiap pengalaman akan membuatmu tumbuh, dan setiap penyesalan akan membawamu pada ruang keikhlasan." "Semua anak itu punya rasa sakitnya masing-masing. Entah itu abang, aa, atau adik. Jadi, urang nggak mau ngeluh di sini." Apa itu menyerah? Padaha...