02 - Rejeki Anak Tua

427 49 0
                                    

Sambil melihat pesan yang baru saja ia dapatkan beberapa menit lalu, Karin berjalan menelusuri Area Parkir Bawah Tanah gedung kantornya.

B1.5,

1.6,

1.7,

Berjarak 2 mobil dari tempatnya sekarang, Karin bisa melihat lelaki bersetelan kemaja dengan lengan tergulung berwarna putih serta celana bahan abu-abu tua sedang berdiri di sebelah pintu kemudi.

Hanya dengan sekali menilai, Karin bisa memastikan kalau lelaki itu memiliki 3 poin utama yang ia cari dari seorang pria.

Mapan?

Well, mobil keluaran terbaru yang ia kendarai sudah bisa menjawab. Belum lagi beberapa koleksi motor customnya yang Karin ketahui setelah berselancar pada akun facebooknya.

Iya, lelaki berumur 35 tahun itu masih aktif membagikan aktifitas dan hobinya lewat laman facebooknya yang sudah ia mainkan sejak masa kuliah. Menurut Adjie, lewat facebook lah ia bisa memelihara hubungan yang baik dengan teman-teman lamanya. Jadi, alasan itu juga yang membuat Adjie masih setia dan aktif menggunakan akun facebooknya.

Tampan?

Oh, tidak perlu ditanya. Lengan yang tergulung, gaya rambut rapih dengan bantuan gel rambut serta brewok tipisnya membuat Adjie tidak hanya terlihat tampan tapi juga.. hot?

Dewasa?

Memang umur tidak menjadi patokan kedawasaan seseorang, tapi untungnya, di umur yang hampir menginjak kepala empat itu, Adjie adalah manusia paling dewasa yang pernah Karin temui. Apalagi kalau harus bersanding dengan Bapak-Bapak genit bin centil yang ada di kantornya. Oh, ayolah, bagai langit dan bumi.

Tidak bisa dipungkiri kalau ketiga poin tersebut memegang peran cukup besar dalam pengambilan keputusan Karin malam kemarin.

Dengan pengalaman bercinta yang buruk, gadis itu memang sedikit naif.

atau sangat?

"Abis belanja dari mana, Neng?"

Ledekan Adjie berhasil membuat bibir Karin sedikit manyun. Tentu saja ledekan itu terlontar bukan tanpa alasan karena saat ini Adjie sedang membantu Karin untuk menyerahkan dua tas kecil dan satu tas laptop kepadanya. Tidak termasuk tas besar yang beristirahat di bahu kanan gadis itu.

"Nyebelin," protes Karin setelah menyerahkan tas laptonya lalu berjalan menuju pintu kursi penumpang depan yang diekori oleh Adjie.

Dengan sigap lelaki itu mendahului Karin tepat setelah jaraknya dengan pintu penumpang semakin dekat, satu tangannya terulur untuk membuka pintunya. Mempersilakan Karin untuk masuk dan duduk dengan manis selagi Adjie kembali menutup pintunya. Ia lalu berlari kecil menuju pintu seberang, tempat seharusnya ia berada.

Setelah berhasil masuk ke dalam mobil, Adjie secara satu persatu mulai meletakkan tas-tas milik Karin pada jok belakang. Menyusunnya dengan rapih dan memastikan ketika mobil jalan, tas tersebut tetap aman tidak terjatuh.

Posisinya sekarang membuat dada lelaki itu berjarak sangat dekat pipi kanan Karin. Membuat gadis itu sedikit gelagapan dan mematung. Takut jika salah gerak malah wajahnya menyentuh tubuh Adjie dan mempersulit lelaki itu melakukan kegiatannya.

"Isinya apa aja, Rin?" Tanya Adjie tepat setelah ia selesai melakukan tugasnya dan sudah kembali dalam posisi duduk yang menghadap kemudi. Bersiap untuk melajukan mobilnya keluar dari Area Parkir Gedung.

Karin memasang seatbelt-nya sebelum ia menjawab, "bekel sama minum. Satunya laptop."

"Loh, bawa bekel? Tadi bukannya makan siang bareng Leya?"

Normalnya, Ini Tidak Normal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang