18 - Si Paling Penyeimbang Ekosistem

162 20 0
                                    

Setelah mengisi tenaga dengan semangkuk bubur dan meminum obat, Karin kembali beristirahat selama enam jam. Ia terbangun tepat pukul 7 malam. Dengan pemanasan singkat, Karin menuruni kasurnya untuk menuju kamar mandi dan berniat membersihkan dirinya.

Rasanya badannya sudah lebih membaik dan terasa lebih segar terlebih setelah ia selesai mandi.

Sambil membawa ponsel dan tabletnya, Karin keluar dari kamar menuju lantai bawah untuk mencari tanda-tanda kehidupan dan mendapati adik satu-satunya sedang menonton serial dokumenter.

"Sepi banget, pada kemana?" Tanya Karin sambil berjalan bergabung duduk di sofa yang sama dengan Gamma. "Pergi?"

Gamma mengangguk, "ke rumah Mas Adjie katanya."

Karin mengerutkan keningnya, "Mama aja?"

"Sama Papa, udah dari tadi sore. Katanya jam sembilan paling lama udah pulang."

Tumben.

Karin segera membuka kunci ponselnya dan mencari ruang percakapan dirinya dengan Adjie. Mencoba peruntungannya untuk menelpon Adjie.

Kalau ia tidak salah ingat, pesawat Adjie berangkat jam 9 pagi. Harusnya ia sekarang berada di Bandara sehingga bisa menjawab panggilan masuk. Tapi sepertinya perkiraan Karin meleset. Dua panggilan yang ia buat tidak membuahkan hasil.

"Halo, penghuni!"

"Ngapain lagi nih anak malem-malem kemari?" Tanya Karin saat melihat Leya yang melenggang masuk dan duduk pada sofa seberang tempatnya duduk.

"Pucet banget lo, Rin. Masih sakit?" Leya tidak menjawab, ia bertanya balik.

Karin mengangguk.

"Nyokap lo nyuruh gue mampir, ngambil seragam ceunah."

Butuh beberapa detik bagi Karin untuk mencerna kalimat Leya dan mengerti seragam apa yang dimaksud.

"Kok seragam buat lo udah ada aja? Perasa kebaya gue masih belum ada kabarnya," tutur Karin lalu menoleh ke arah Gamma. "Lo juga udah ada seragamnya, Dek?"

"Punya Kak Karin dibalikin Mama, katanya mau diganti."

Padahal hanya baru bangun dari istirahatnya karena merasa tidak enak badan, tapi kenapa rasanya seperti habis bangun dari hibernasi panjang. Kenapa hanya Karin yang tidak tahu apa-apa?

"Seragam punya gue dimana, Gam?" Kali ini Leya bertanya kepada Gamma yang nampaknya lebih memiliki banyak informasi dibanding Karin.

"Bentar, Kak," sahut Gamma lalu bangkit berdiri dan berjalan ke teras belakang rumahnya.

"Bingung banget sih, Rin?" Tanya Leya menyadari ekspresi Karin.

"Berasa abis bangkit dari kubur gue."

"Kenapa lagi?" Kali ini Leya bertanya sambil berjalan berencana menempati tempat duduk Gamma sedari tadi. "Ada gosip apa nih?"

Karin memukul wajah Leya dengan bantal sofa. "Gosip dari Hong Kong. Gak ada."

Leya mendumel dan mengambil bantal yang Karin lempar lalu memeluknya. Membuat Karin menyadari sesuatu.

"Rapi bener, baru mau jalan apa baru pulang?"

Leya tersenyum menyengir. "Tuh, di depan ada Pak Derry."

Mendengar hal itu, Karin dengan sigap ingin berlari keluar namun berhasil ditahan oleh Leya yang lebih cepat bergerak. "Jangan lo samperin, gila. Bikin rame satu kompleks yang ada."

"Lo nanya-nanya gosip ke gue, gataunya lo sendiri yang punya gosip baru. Beneran berasa baru bangkit dari kubur gue."

Sebenarnya berapa lama Karin tertidur? 6 jam atau 6 minggu?

Normalnya, Ini Tidak Normal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang