Karena harus meninjau hotel tempat acara pertunangan sekaligus pesta ulang tahun Ajeng, mereka jadi benar - benar pulang sore.
"Lo beneran nggak mau gue anter pulang langsung ke apart?" Tanya Ajeng.
"Nanti Mas Bian jemput gue, santai aja."
Mobil berhenti di kafe milik Ajeng.
"Lo mau minum apa?" Tanya Ajeng.
"Eumm–"
"Lava float? Lama lo pake mikir segala!" Ucap yang punya kafe lalu pergi.
Dara memutuskan untuk mengabari Bian jika ia sudah sampai di kafe milik Ajeng.
DaraAyu
Mas aku udah di kafe Ajeng yaMas Bian
Otw, CantikDara jadi cekikikan sendiri membaca jawaban Bian. Ada aja yang Bian lontarkan untuk menggodanya akhir - akhir ini.
"Dih, sarap ni bocah ketawa sendiri!" Ucap Ajeng sambil meletakkan lava float untuk Dara dan orange juice untuk dirinya sendiri.
"Udah jadian belum sih?" Tanya Ajeng.
"Belum, doain aja!"
Lama Dara dan Ajeng menunggu Bian datang hingga lava float milik Dara sudah habis tinggal es batu kristalnya. Tumben, biasanya Bian tidak pernah telat menjemputnya.
Dara iseng menelfon Bian. Ternyata cowok mateng, tajir, nan tampan itu sudah sampai di depan kafe, sedang memarkirkan motor matic jumbo milik Dara.
"Mas!" Dara melambaikan tangan pada Bian yang celingak - celinguk mencarinya.
"Lama banget ish!" Ucap Dara setelah Bian datang dan duduk disampingnya.
"Tau nih si Bian, dari mana aja lu?" Ajeng pun hingga ikut menimpali.
"Sorry, Babe, gue abis dari tempat temen."
"Emang kamu punya temen di sini?"
"Temen gym, temen basket," ucap Bian dengan nada songong.
"Ya elah, temen basket mah belakang apart doang, Mas," Dara mengerucutkan bibirnya.
"Temen gym, sayang," ucap Bian menambahkan panggilan 'sayang' dibelakangnya.
"Sayang - sayang pale lu peyang, kalo sayang dilamar dong, bapak," siapa lagi kalau bukan suara Ajeng.
"Sabar ngapa, lo pikir ngelamar anak orang kaya ngelamar kerjaan?"
Bian kalau udah ketemu Ajeng emang udah kaya kucing ama tikus. Adu mulut mulu.
"Lagian lo fitting baju lama amat sampe seharian, fitting di Jakarta lo?!" Bian tambah panas.
"Udah, udah, ayo pulang, Mas Bi!" Ajak Dara sebelum kafe ini didatangi polisi gara - gara Bian dan Ajeng rusuh, "balik ya, Jeng!" Pamit Dara.
Ajeng mengangguk namun masih memasang wajah sewot untuk Bian.
"Emang gue lama?" Tanya Bian sambil memasangkan helm di kepala Dara.
"Lumayan, darimana btw?"
"Dari rumah temen, ada negosiasi kecil tadi makanya lama," jawab Bian menstarter motornya.
Mendung. Ditambah angin yang sedikit kencang. Pasti hujan akan segera turun. Dari kafe Ajeng ke apartemen Dara membutuhkan waktu sepuluh sampai lima belas menit jika lalu lintas sedang lancar.
Tik tik tik
Bunyi hujan di atas helm. Mana nggak bawa jas hujan lagi.
"Mau neduh dulu nggak?" Tanya Bian.
"Nggak usah, hujannya bakalan awet kayanya."
Bian gas pol menuju apartemen. Sayang kan kalau bidadari di belakangnya ini basah kuyup terus masuk angin. Sayang juga sama Dior saddle bag baru yang ia belikan kebetulan dipakai Dara.
Lagian tas dior, baju bermerk, naik motor.
Tak lama mereka sampai di basement. Bian memarkirkan motor Dara di parkiran biasa.
"Ya ampun, Babe, basah semua!" Bian cengengesan.
"Helmnya dibawa, entar ilang!" Serunya pada Bian yang meninggalkan helmnya di atas spion motor, kebiasaan.
"Kamu duluan ya yang mandi, entar keburu masuk angin!" Bian nyelonong masuk ke kamarnya setelah mendorong Dara agar memasuki kamar mandi.
Saat Dara keluar dan hanya menggunakan bathrobe Bian sedang memasak entah apa, tapi baunya mirip sup. Dara datang dan memeluk Bian dari belakang.
"Masak apa?" Tanya Dara.
"Sup ayam, Babe, cobain deh!" Bian menyuapkan seuprit kuahnya ke mulut Dara.
"Enak!" Ucap Dara exited, "cepet banget matengnya, kamu yang masak, Mas?"
"Iya, tadi siang gabut terus lihat kulkas, aku cari resepnya di metub, udah aku racik tadi siang jadi ya tinggal masaknya aja," terang Bian.
"Aku?" Tanya Dara.
"Maksudnya?"
"Barusan Mas Bian pake aku-kamu?"
"Gue?"
"Iiihh, pake aku-kamu aja! Lo-gue kaya ngomong sama preman tahu, Mas!"
"Lebay!"
"Coba lagi!"
~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving My Ladylord
Short StorySebatang kara √ Jomblo √ Pengangguran √ Itu yang Dara rasakan saat ini. Kehilangan orang tuanya ketika masih dibangku kuliah, diselingkuhi dan dicampakan sang kekasih, lalu tidak lama ia kena PHK. "nasib gue gini amat," tuturnya pada dirinya sendi...