11. Ngedate With Mas Bi

29 3 1
                                    

"Mau kemana?" Tanya Bian yang sedang menonton televisi pada Dara.

"Mau belanja bulanan, kemarin kan habis dapet rejeki dari Mas Bian," jawab Dara jujur.

"Ikut!" Ucap Bian langsung ngibrit ke kamar mandi untuk bersih - bersih.

Setelah sarapan Bian menonton televisi memantau apakah sang ayah membuat sayembara atau tidak. Kan bisa berabe, ganteng - ganteng buronan.

Dengan modal sat - set ala Bian ia sudah siap menggunakan Polo shirt hitam dan celana panjang yang senada dengan atasannya.

Dengan modal sat - set ala Bian ia sudah siap menggunakan Polo shirt hitam dan celana panjang yang senada dengan atasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup rapi, hanya rambut Bian yang kurang rapi karena ia belum sempat memotong rambutnya beberapa bulan ini karena sibuk.

Sedangkan Dara mengenakan rok susun berwana broken white yang ia padukan dengan T-shirt berwarna putih juga.

Sedangkan Dara mengenakan rok susun berwana broken white yang ia padukan dengan T-shirt berwarna putih juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Bi, sorry kita naik gcar aja ya? Aku nggak ada mobil," ucap Dara.

Di lobby mereka berdiri cukup lama karena tidak kunjung mendapat gcar pesanan mereka.

"Terus tiap hari lo naik apa?" Tanya Bian.

"Naik motor," jawabnya.

"Naik motor aja ayo! Keburu panas!"

"Yakin, Mas?"

Bian menganggukan kepala dengan mantap.

Mereka berjalan beriringan menuju basement tempat motor Dara terparkir dengan motor - motor lainnya.

Jangan bayangkan vespa matic atau motor - motor matic sekelasnya. Dara setiap hari cuma naik Vario150, guys.

Baginya kendaraan itu yang penting normal dan bisa jalan. Nggak perlu ngikutin zaman. Sebelumnya Dara hanya menaiki beat carbu, karena motor itu sudah usang dan sering trouble Dara memutuskan untuk menjualnya dan membeli motor second yang menjadi miliknya kini.

"Kapan lagi lo bisa ngedate sama orang ganteng naik motor?" Ucap Bian kepedean.

"Hah? Apa mas? Aku nggak denger!" Ucap Dara sambil cekikikan.

Motor Dara dikendarai oleh Bian sedangkan Dara membonceng di belakang. Tampak pas ketika Bian yang nyetir, berbeda jika Dara jika berada di depan, motor itu akan terlihat sangat besar karena ukuran tubuh Dara yang tidak terlalu tinggi.

"Beli helm dulu," ucap Bian berhenti di depan toko helm terdekat.

"Beli helm kaya beli es teh jumbo," batin Dara.

Dara ikut masuk karena diluar sudah sangat panas, padahal jam baru menunjukkan pukul sembilan pagi.

Bian memilih helm bermodel helm cakil berwarna hitam glossy.

"Pilih satu!" Ucap Bian.

Dara mengernyit tak paham.

"Beli satu yang lo suka!" Ucapnya sekali lagi.

"Helm aku masih bagus, Mas Bi," tolak Dara halus.

"Biar gue yang pilihin," putus Bian.

Di panggil dengan sebutan 'Mas Bi' membuat Bian diam - diam mleyot tak karuan.

Ia memilih helm dengan warna dan model yang sama dengan ukuran yang berbeda.

"Mas Bian, ini mahal tau!" Ucap Dara.

Bian mengangguk lalu berjalan membawa dua helm itu ke kasir, persetan dengan Dara yang sejak tadi merengek helmnya mahal.

Helm baru sudah terpakai di kepala Bian membuat penampilan cowok setengah matang itu semakin keren di mata Dara. Bukan cuma Bian yang naksir Dara, guys, bak gayung bersambut Dara sebenarnya juga mengagumi Bian.

"O.K, kemana kita ngedate selanjutnya?" Tanya Bian sok cool.

Pipi Dara sudah memerah sejak tadi seolah - olah ia puber kedua.

"Kenapa nggak dipakai itu helm?" Tanya Bian.

"Helm aku yang lama gimana?"

"Ya elah, masih mikirin helm buluk lo! Buang!" Perintah Bian.

Karena tak kunjung membuang helm usang milik Dara, Bian merebutnya dari tangan gadis itu dan membuangnya di tong sampah terdekat. Bian tahu, helm berwarna putih itu adalah helm lama Dara terbukti dari warnanya yang sudah sedikit pudar dan lecet dimana - mana. Jangan lupa kan stiker kecil bertuliskan Gilang di belakang helm itu membuat Bian semakin tak rela.

Ya, diam - diam Bian mendengarkan percakapan Dara dengan temannya kemarin. Hatinya semakin iba karena gadis baik seperti Dara disia - siakan.

"Awas aja, si Dara bakal gue hamilin, Eh– gue milikin!" Batin Bian.

~~~
Tbc

Loving My LadylordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang