Dara galau. Ditelepon tadi ternyata Bian meminta Ajeng untuk mengajak Dara berbelanja. Alasannya agar mood Dara kembali baik seperti semula.
Uang sejumlah dua puluh juta ia pindahkan dari rekeningnya ke rekening Bian khusus untuk belanjaan Dara hari ini. Belum yang Bian keluarkan untuk Ajeng sendiri sebagai imbalan.
Belasan paperbag tergeletak di sofa kamar gadis itu. Dara enggan membereskan belanjaannya. Bahkan ia pun masih memakai pakaian yang sama seperti pagi tadi.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam, mungkin Bian akan pulang beberapa jam lagi.
Ia putuskan untuk mandi dan berendam di bathtub. Menggunakan aroma therapy baru yang ia beli tadi, tentu saja dengan uang Bian.
Apartemen ini memang bukan apartemen mewah waktu orang tua Dara membelinya. Namun, demi kenyamanan dan impian sang putri, ayahnya rela merenovasi kamar mandi dengan menambahkan bathtub serta memperluas ukurannya.
Sudah hampir satu jam Dara berendam dan mandi, Bian tidak kunjung pulang. Apakah lokasi kerjanya jauh?
Hampir jam delapan, perutnya yang belum ke isi apapun sudah keroncongan. Masih menggunakaj bathrobe ia memanaskan lauk kemasan sachet besar yang ia beli online untuk berjaga - jaga saat seperti ini, malas masak.
Mulai ia suapkan makanannya dengan tangannya sendiri, tanpa sendok menurut Dara membuat makanan lebih nikmat.
Ting Tong
Gawat, ada tamu malah belum pakai apa - apa. Dara ngibrit ke kamarnya dan segera berganti dengan pakaian rumahannya. Kaos oversize dan hotpants sudah melekat di tubuhnya. Persetan dengan Bra dan CD. Bel rumahnya sudah ditekan dengan membabi buta.
Ting Tong Ting Tong
Anj– sabar dikit kenapa sih?!
Jegreggg
Bian.
Pria itu dengan gagahnya berdiri di depan pintu. Matanya merah, bau alkohol sangat menyengat dari dirinya.
"Mas Bian!"
Bian melangkah mendekati Dara dan mencium– lebih tepatnya melumat bibir Dara kasar. Tidak biasanya Bian seperti ini.
Tangannya juga mulai menggerayangi pinggang hingga bokong sintal milik Dara.
Bian melepaskan ciumannya karena mereka mulai kehabisan nafas.
"Babe," lirih Bian.
Bian mulai menggendong Dara ala koala. Mulai melumat lagi bibir gadis itu. Hawa panas keluar dari tubuh Bian. Tidak biasa.
Dara ia dudukan di ranjang kamarnya.
"Mas, are you okey?"
Bian menggeleng. Nafasnya memburu. Ia tidak bisa melakukan hal ini pada Dara. Wajah Bian memerah karena menahan hasratnya.
Saat hendak pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya, sebuah tangan mencekal pergelangannya.
Dara, dengan penampilan sangat menggairahkan. Tampak kedua puting gadis itu menonjol di balik kaos oversizenya.
Oh, sh*t!!!
Bian tak tahan lagi. Kembali meraup bibir ranum milik Dara. Perlahan melucuti atasan dan bawahan milik gadisnya.
"Can I?"
Karena hasrat Dara sudah di ubun - ubun Dara mengangguk mengiyakan pertanyaan Bian. Membiarkan Bian memimpin permainan.
"Ughh.. Mas Bi!" Dara memekik karena benda tumpul yang Bian masukkan ukurannya melebihi ekspetasi Dara.
"It's Okay, Babe," ucapnya menenangkan Dara.
Bian melumat lembut bibir Dara agar rasa sakit sedikit teralihkan. Berkat usaha kerasnya Bian berhasil menembus dinding pertahanan yang selama ini dijaga oleh gadisnya. Ups! Udah nggak gadis lagi!
Bian mulai mengayunkan pinggangnya pelan, gadis di bawah kungkungannya masih meringis kesakitan.
"Mas Bianhh," ucapnya sambil melenguh kenikmatan.
Tubuh sintal milik Dara sangat menggairahkan di mata Bian. Bian berguling, menempatkan gadis itu di atas tubuhnya tanpa mencabut juniornya.
"Move, babe!"
Karena Dara masih polos, belum tahu cara ini itu, dan baru saja jebol, Bian hilang kesabaran. Ia memompa milik Dara dari bawah. Buah dada Dara yang polos tanpa bra pun ikut tergunjang karena pergerakan di bawah sana.
Hangat, lembut, dan sempit, itulah yang Bian rasakan. Gadisnya sudah keluar berkali - kali.
Tubuh sintal Dara yang naik turun di atasnya semakin membuat Bian menghentakkan miliknya dengan membabi - buta. Bian sengaja memasukan miliknya lebih dalam lagi agar gadis di atasnya melenguh kenikmatan. Bian merasakan milik Dara berkedut mengapit senjata miliknya.
"Agghhh.. l'm coming, Babe!" Bisik Bian sebelum meraup bibir Dara.
Dara mengerang hebat, Dara pun merasakan ada cairan hangat yang menyiram miliknya didalam sana. Napas mereka sudah terengah - engah.
Bian mencabut miliknya. Cairan kental miliknya keluar dari bibir bawah milik Dara.
Dara sudah memejamkan matanya karena lelah akibat kegiatan menguras energi beberapa menit yang lalu.
Bian membersihkan milik Dara dengan tissue basah lalu mengelapnya lagi dengan tissue kering, menyelimuti gadisnya dengan hati - hati agar tak mengganggu tidurnya.
Ada setitik penyesalan di hati Bian.
Cup
Ia mencium kening Dara dengan penuh sayang. Sebelum ia beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri.
~~~
Tbc
Nggak bisa bikin adegan 21+ T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving My Ladylord
Storie breviSebatang kara √ Jomblo √ Pengangguran √ Itu yang Dara rasakan saat ini. Kehilangan orang tuanya ketika masih dibangku kuliah, diselingkuhi dan dicampakan sang kekasih, lalu tidak lama ia kena PHK. "nasib gue gini amat," tuturnya pada dirinya sendi...