25. Bian

10 2 0
                                    

Dahlia memandangi foto putra semata wayangnya yang berbulan - bulan menghilang. Rasa rindu menyelimuti matanya yang menatap foto sang putra.

Irwanjaya, sang suami cukup acuh dengan keadaan sang putra yang menghilang entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irwanjaya, sang suami cukup acuh dengan keadaan sang putra yang menghilang entah kemana. Beliau hanya sibuk mengurus bisnisnya.

Hujan di luar sana sepertinya mendukung perasaan Dahlia malam ini. Apakah putranya sudah makan? Apakah dia tidur di tempat yang nyaman? Apakah detik ini ia masih bernafas? Itu yang ada di benak seorang Dahlia.

"Ibu," panggil Karina, istri sekretaris Bian.

Calon ibu muda itu memang sering menginap dirumah ini karena sering ditinggal sang suami, Andrew untuk keluar kota beberapa hari, kondisinya yang sedang hamil muda cukup mengkhawatirkan jika di rumah seorang diri. Di tambah Andrew dan Karina ini tidak memiliki siapa - siapa.

Dahlia menghapus air matanya yang berlinang, Karina memeluk Dahlia dari belakang, kedekatan mereka memang sudah sepeti ibu dan anak.

"Kak Biru pasti baik - baik aja disana, Bu," ucap Karina menenangkan Dahlia.

Dahlia mengangguk, tangisnya semakin menjadi - jadi.

"Gimana kalau ada orang jahat di luar sana, Karin? Biru nggak ada kabar sama sekali tiga bulan lebih!"

Karina menenangkan Ibu Dahlia. Seluruh penghuni rumah megah itu keluar menuju ruang tengah dimana Dahlia menangisi putranya.

Bi Mai, turut menangis karena merasakan apa yang sang majikan rasakan. Biru adalah anak yang ia urus sejak bayi hingga kini usianya sudah hampir menginjak kepala tiga. Sudah Mai anggap anak sendiri.

•••

"Mama.." lirih Bian dalam tidurnya.

Dara juga mendengar apa yang barusahan dari mulut Bian. Gadis itu sedang melipat pakaian di living room. Sementara Bian tidur di sofa sejak beberapa jam lalu.

"Mama.." lagi.

Keringat mulai bercucuran di dahi Bian. Dara menghampiri pria yang dua hari ini ia diam kan.

"Ma.."

"Mas Bian!" Dara menggoyangkan lengan Bian.

Dara menggoyangkan lagi lengan pria itu.

Bian mulai mengerjapkan matanya.

"Babe!"

Dara mengernyitkan alisnya, "mimpi buruk?"

Bian mengangguk, "jam berapa sekarang?"

"Jam empat, kenapa?"

"Mau beli mobil," jawab Bian.

"Ngaco, melek dulu!"

"Orang beneran mau beli mobil!" Bian masuk ke dalam toilet.

Ting Tong

Loving My LadylordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang