Bagian 11

10 4 0
                                    

Sabtu malam di rumah Miguel terasa hangat dan penuh tawa.

Brilly sudah mendapatkan izin dari orang tuanya untuk tidur di rumah Miguel, dan mereka memanfaatkan malam itu dengan bermain PlayStation bersama sambil mengobrol ringan.

Suasana malam itu terasa santai dan penuh keakraban.

Setelah beberapa putaran game, Brilly merasa perlu ke kamar mandi.

Sementara itu, Miguel yang merasa penasaran dengan ponsel Brilly, memutuskan untuk iseng.

Dengan ponsel Brilly yang sedang menyala di meja sampingnya, Miguel melihat ke layar dan memeriksa pesan-pesan terakhir yang ada di aplikasi chat.

Melihat kesempatan ini, Miguel dengan cepat berpura-pura menjadi Brilly dan mengirim pesan kepada Kesya.

Pesan yang dikirim Miguel berbunyi, "Hai Kesya, besok ada acara enggak ? Mau ke Bumi Merapi sama aku ga besok?"

Setelah mengirim pesan tersebut, Miguel segera mengembalikan ponsel Brilly ke tempat semula dan duduk kembali di sofa seolah tidak terjadi apa-apa.

Brilly selesai dari kamar mandi dan kembali bergabung dengan Miguel untuk melanjutkan permainan.

Tak lama kemudian, ponsel Brilly berdering.

Brilly mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah telepon dari Kesya.

Ia menjawab telepon tersebut dengan penuh semangat."Halo, Kesya. Ada apa?" tanya Brilly.

Di ujung telepon, suara Kesya terdengar ceria.

"Brilly, beneran kamu mau ajak aku ke Bumi Merapi besok ? Aku mau banget ! Udah lama pengen pergi ke sana."

Brilly agak bingung karena tidak tahu-menahu tentang rencana tersebut, tetapi senang mendengar antusiasme Kesya.

"Oh, iya. Tentu saja,Kesya. Kita jadi pergi besok, ya."

"Yay ! Terima kasih, Brilly. Aku nggak sabar !" jawab Kesya dengan gembira sebelum menutup telepon.

Setelah telepon selesai, Miguel yang duduk di samping Brilly tidak bisa menahan tawanya.

"Wah, keren banget isi chat gue ke Kesya di ponsel lo, Bril. Sekarang kamu punya rencana jalan-jalan seru bareng Kesya!"

Brilly menatap Miguel dengan sedikit bingung.

"Apa maksud lo, Miguel ? Gue baru aja dapet telepon dari Kesya."

Miguel tersenyum nakal.

"Iya, gue iseng aja. Tadi gue yang ngirim pesan ke Kesya. Ternyata dia sangat senang dengan ide itu."

Brilly menghela napas sambil tersenyum.

"Ya udah deh, makasih, Miguel. Besok bakal jadi hari yang menarik."

Malam itu, Brilly merasa campur aduk antara kebingungan dan kegembiraan.

Meskipun ada sedikit rasa tidak nyaman karena Miguel yang iseng, ia tetap merasa senang karena bisa menghabiskan waktu bersama Kesya di tempat wisata yang menarik.

Dengan semangat baru, Brilly melanjutkan permainan dan percakapan dengan Miguel, berharap hari esok akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

HEY CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang