Bagian 5

16 8 2
                                    

Malam itu, suasana di rumah Brilly sangat hangat dengan lampu-lampu kuning yang lembut menerangi ruang makan.

Aroma masakan Alfi, Mama Brilly, memenuhi ruangan.

Brilly baru saja bangkit dari sofa diruang keluarga, tampak malas namun tetap menjaga penampilannya yang rapi dengan kaos oblong dan celana pendek.

Mama sudah duduk di meja makan, menata piring dan mangkok dengan cekatan. "Ayo, Brilly! Turun dan makan malam. Masakan Mama ini spesial loh malam ini." Brilly mengangguk sambil menarik kursi dan duduk di meja makan.

Ayahnya, Awan, juga sudah siap dengan sendok dan garpu. "Oke, Ma. Udah lapar nih."

Ayah tersenyum dan mengalihkan perhatian dari ponselnya. "Bagaimana sekolah hari ini? Ada cerita seru?"

Brilly menyendok nasi ke piringnya sambil tersenyum. "Sekolah baik-baik aja, Yah. Aku ikut ekstra fotografi juga sekarang."

Mama menyajikan lauk ke piring Brilly sambil menggoda, "Wah, ekstrafotografi ya? Jangan-jangan kamu mau jadi fotografer profesional? Mama harus jadi model pertama yang kamu foto!"

Brilly tertawa kecil sambil menyantap makanan. "Boleh kok Ma, hahaha."

Ayah tertarik, "Jadi, gimana rasanya ikut ekstra itu? Seru, kan?"

Brilly mengangguk dengan semangat. "Iya, seru banget Yah."

Mama menatap Brilly dengan tatapan penasaran. "Kamu kelihatan bahagia nih akhir-akhir ini. Ada yang bikin kamu semangat? Mama jadi penasaran, nih. Udah ada pacar belum?"

Brilly memandang ibunya dengan senyum tipis. "Belum, Ma. Belum ada pacar."

Mama melipat tangan di dada dan bersikap menggoda. "Hmm, kayaknya kamu punya rahasia nih. Kalau udah ada kabar, kasih tahu Mama ya."

Ayah menambahkan dengan nada bercanda, "Kalau sampai punya pacar, Mama udah siap jadi wartawan, nih. Hati-hati aja!" Brilly tertawa, menikmati canda tawa sederhana bersama keluarganya.

Tak lama kemudian, ponsel Brilly berbunyi. Ia melihat layar dan melihat nama Cantika. Dengan cepat, Brilly menjawab panggilan video dan tampak Cantika muncul di layar dengan senyum ceria.

Cantika tersenyum lebar, tampak sangat bersemangat. "Hai, Brilly! Gimana? Udah siap untuk hari Minggu besok?"

Brilly tersenyum sambil menghadap ke kamera, matanya penuh antusiasme. "Hai,Cantika! Iya, aku siap banget. Aku udah nggak sabar buat ke Malioboro pagi nanti dan nonton pertandingan basket sore hari."

Cantika menatap Brilly dengan semangat. "Aku juga! Lagipula, aku udah siapin semua perlengkapan fotonya. Besok pagi kita bakal hunting foto bareng Kesya di Malioboro."

Brilly merasa hatinya berdebar melihat Cantika di layar. Dalam hati, ia berpikir, "Cantika terlihat sangat cantik dan manis malam ini. Piyama merah mudanya bikin dia makin terlihat menawan."

Cantika melanjutkan dengan ceria. "Jadi, kita udah sepakat, ya? Besok pagi kita foto-foto di Malioboro dan sore harinya nonton pertandingan basket. Semoga semua berjalan lancar!"

Brilly mengangguk, penuh semangat. "Iya, sepakat. Sampai ketemu besok pagi!"

Cantika tiba-tiba mengerjap-ngerjapkan mata. "Aku udah siap-siap,nih. Dan aku yakin Kesya juga siap. Dia bilang dia udah mempersiapkan diri untuk foto besok."

Brilly tersenyum, merasa lebih bersemangat setelah berbicara dengan Cantika. "Bagus! Aku juga udah siap. Sampai jumpa besok!"

Setelah menutup video call, suasana malam di rumah Brilly terasa hangat dan nyaman. Lampu-lampu kuning lembut menerangi ruang makan, memberikan suasana yang akrab dan damai. Mama, yang masih di meja makan, sibuk membereskan sisa-sisa makanan, sementara Ayah, duduk santai sambil menatap TV yang menyiarkan berita malam.

Brilly merasa puas dengan persiapan hari Minggu besok, dan perasaannya yang bahagia memancar dari senyum di wajahnya. Suara tawa dan canda keluarga mengisi ruangan, menciptakan suasana yang penuh kehangatan. Mama sesekali melontarkan lelucon ringan yang direspon tawa oleh Ayah, sementara Brilly menikmati sisa makan malamnya dengan tenang.

Di luar, langit malam Yogyakarta berkilauan dengan bintang-bintang, melengkapi suasana damai di rumah. Angin malam yang lembut masuk melalui jendela, membawa aroma masakan yang masih segar. Momen tersebut memberikan rasa kedekatan dan kebersamaan yang menyenangkan di tengah rutinitas keluarga.

HEY CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang