Di kelas XI A1, suasana terasa riuh dengan obrolan para siswa yang antusias menantikan festival sekolah yang sudah semakin dekat.
Kesya, sebagai Ketua OSIS, memimpin rapat dengan clipboard di tangannya, berisi catatan dan daftar lomba yang akan diikuti oleh setiap kelas.
Kesya berdiri di depan kelas, senyumnya menenangkan, meski aura kewibawaan jelas terpancar.
"Teman-teman, kita harus pastikan kelas kita ikut serta dalam setiap lomba dan memberikan yang terbaik," ucap Kesya dengan nada tegas namun tetap ramah.
Brilly yang duduk di pojok kelas, tampak sedikit tidak fokus.
Sambil bersandar di kursinya, ia menatap jendela dengan pandangan kosong, pikirannya melayang entah ke mana.
Di sebelahnya, Miguel duduk dengan sikap yang jauh lebih antusias, berkali-kali melirik ke arah Kesya dengan senyum penuh arti.
"Jadi," lanjut Kesya sambil menatap daftar lomba di clipboard,
"Untuk lomba futsal, Brilly dan Miguel, kalian berdua akan jadi perwakilan utama kelas kita."
Miguel langsung beraksi, mengangkat tangan dan berteriak,
"Siap, Kapten !" dengan suara lantang yang mengundang tawa seluruh kelas.
Sementara Brilly hanya mengangguk kecil, mencoba menahan senyum melihat tingkah sahabatnya.
"Lalu, untuk basket, Brilly dan Miguel juga yang akan mewakili kita." Kesya menambahkan sambil tersenyum.
Brilly menoleh ke Miguel dengan ekspresi bingung.
"Basket ? Gue nggak bisa basket, loh," katanya dengan suara rendah.
Miguel tertawa kecil, menyikut lengan Brilly.
"Udahlah, lo pasti bisa ! Kita kan duo maut di lapangan," jawab Miguel santai, seakan semuanya sudah direncanakan.
Brilly menghela napas, merasa tak ada pilihan lain selain ikut.
"Ya udah, gue ikut."
"Dan satu lagi," Kesya melanjutkan sambil tersenyum lebih lebar.
"Untuk lomba fotografi, aku dan Brilly yang akan jadi pasangan mewakili kelas kita."
Brilly tersentak, matanya membesar sedikit.
"Eh ?"
Ia tak menyangka akan dipasangkan dengan Kesya.
Sementara itu, Miguel menyeringai lebar, tak bisa menahan godaan.
"Cie bareng Kesya !" bisik Miguel dengan nada menggoda.
Kesya yang mendengar kegelisahan Brilly hanya tersenyum lembut.
"Kamu kan ikut ekstra fotografi, jadi aku yakin kita bisa menang nanti." jawab Kesya dengan percaya diri.
Brilly mencoba menenangkan diri dan hanya tersenyum tipis.
"Oke, siap. Gue nggak keberatan."
"Bagus !" seru Kesya.
"Jadi, kita akan mulai latihan dan persiapan mulai besok. Aku harap kalian semua bisa hadir dan kita bisa memenangi lomba-lomba ini."
Suasana kelas kembali ramai setelah rapat ditutup.
Kesya berjalan menghampiri Brilly dan Miguel, memberikan beberapa instruksi tambahan soal jadwal latihan.
Saat Kesya berlalu, Miguel langsung menyikut Brilly lagi.
"Bro, Kesya kelihatan mulai suka deh sama lu lagi."
Brilly hanya hanya menggelengkan kepala mendengar omongan dari Miguel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY CANTIK
Roman d'amourBrilly, seorang remaja pemalas namun jenius, menjalani tahun ajaran baru dengan tekad sederhana: lulus sekolah dan punya pacar populer. Tapi hidup di SMAN 198 Yogyakarta tak sesederhana itu. Ketertarikannya pada Kesya, cewek OSIS yang selalu jadi...