....
Alesha menyiapkan makanan ke dalam piring. Beberapa menit yang lalu Marvin memutuskan untuk memesan makanan saja. Mereka berdua masih saja asyik bermain game. Alesha lebih suka berada di dapur yang sepi dan tenang daripada di dalam kamar Marvin. Dua lelaki itu tak kalah heboh saat bermain game bersama. Telinga Alesha pengang dibuatnya.
Sebenarnya Alesha bisa saja memasak untuk saat ini. Tapi, Marvin dengan tiba tiba bilang ia sudah memesan makanan lebih dulu dan beberapa menit kemudian makanan itu datang.
Marvin membeli salad wrap dengan isian daging ayam di dalamnya. Ia memesan 3 dengan variasi yang sama. Pilihan yang sehat untuk Marvin dan Ryan yang notabenya seorang atlet. Tapi untuk Alesha? Dia kurang menyukai sayur, apalagi ini salad wrap. Sayur mentah bro.
Alesha mencoba tersenyum manis. "Alhamdulillah, be happy Alesha kamu mendapat makanan gratis dari Marvin." Gumamnya menuju kamar Marvin.
Alesha menaruh nampan berisi 3 piring berisi salad wrap, piringnya sebagai alas saat makan. Marvin dan Ryan terlihat menikmati makananya. Tapi tidak dengan Alesha. Ini benar benar makanan sehat ya, bahkan ia tidak merasakan rasa gurih atau apapun itu dari micin ataupun bumbunya. Makanannya terasa hambar untuk lidahnya yang Indonesia banget. Ukuranya juga cukup besar untuk mulut mungilnya. Argh, besok besok ia akan membuat salad wrap sendiri dengan cita rasa sesuai seleranya.
Marvin yang duduk di atas kasurnya diam diam juga memperhatikan Alesha yang nampak tak nyaman mengunyah makananya. Alesha dan Ryan duduk bersebelahan di sofa samping kirinya, sehingga Alesha dapat terlihat jelas dipenglihatanya.
"You still don't like vegetables, huh?" Tanya Marvin yang jawabanya sebenarnya menyesuaikan mood Alesha. Tapi memang dia tak begitu suka sayuran, apalagi mentah.
"Well... I tried so hard. Thank you for the food." Ucap Alesha mengangkat makananya yang masih cukup banyak dibanding milik Ryan dan Marvin.
"Sama - sama." Jawab Marvin dengan bahasa Indonesia. Alesha menatap Marvin dengan penuh tanya.
"That's the basic word Ca." Kata Marvin.
Ryan berdiri, izin mengangkat telepon di luar ruangan. Marvin dan Alesha mengizinkan.
"Eat more vegetables, it's healthy. Don't eat too much instant food with lots of preservatives." Ucap Marvin menasehati teman kecilnya ini. Sebagai Atlet dia sudah khatam istilahnya mengenai makan-makanan yang baik untuk dikonsumsi. Belum lagi dari ayahnya yang juga seorang dokter.
"Wow, your club's nutritionist must often give you advice like that. "
"Ck, your father and brother is a doctor. He must be angry if he sees you eating carelessly." Ucap Marvin kesal.
"I will eat healthy food." Ucap Alesha kepada Marvin yang diacungi jempol.
"I doubt it, but I try to trust you."
Ryan kembali memasuki kamar Marvin, raut wajahnya nampak gelisah.
"I have to go, my friend had an accident. I will go to the hospital. Alesha, you stay here for now, until Marvin's family returns." Ucap Ryan dengan serius. Sangat menjaga amanah.
Seusai Ryan pergi, Marvin dan Alesha masih menonton TV.
"Ca, follow me on instagram." Kata Marvin tiba tiba.
Alesha jadi ingat, ia harus menanyakan username instagram Max, kakak Marvin.
"What is Max's Instagram name?" Tanya Alesha dengan mata yang berbinar. Membuat Marvin malas meladeninya. Alesha benar benar terpanah hatinya oleh Max, dasar pesona cowok beda agama!
KAMU SEDANG MEMBACA
Offside Cinta di Negeri Kincir Angin
Ficção Adolescente"Kalau di duniamu, cinta kita menggambarkan situasi offside, artinya tidak sah." Kisah cinta yang tidak mudah antara Alesha Bianca Hoesen perempuan blasteran Indo-Belanda dengan Marvin Frans Eijden, seorang bintang sepak bola asal Negara Belanda. �...