-Bandung, Malabar 29 Agustus 1998 13.00
Selama ber jam - jam perjalanan, akhirnya keluarga Nina sampai di rumah barunya, bapak pun membangunkan Nina yang terlelap dalam tidurnya.
"Nina bangun yok, bantuin bapak nurunin barang" panggil bapak terhadap Nina yang masih tertidur pulas sambil menepuk pundaknya.
Perlahan-lahan Nina mulai membuka matanya, menyadari dirinya yang sudah sampai ke tempat tujuannya.
"Ayo Nina, cepet kita angkut ini ke rumah" ucap bunda sambil memegang beberapa barang, menyuruh Nina.
Nina mulai membantu mengangkut barang barang dari Mobil tersebut. Barang demi barang ia angkut tak jarang ia merasa kelelahan dan pegal pegal.
Di sela-sela ia menurunkan barang tersebut seorang pemuda yang mengendarai sepeda menghampirinya, menawarkan koran di hadapannya.
Koran Koran, ayo kak dibeli Korannya!
Pemuda tersebut turun dari sepedanya, mengambil koran dari keranjang sepeda tersebut dan menawarkannya.
"Ini korannya, 1 ikatnya koran 2,600 rupiah aja" tawar pemuda itu.
"Pak, Bun, mau koran gak?" tanya Nina kepada orang tuanya.
Bapak mengangguk kepadanya, menyetujui penawaran tersebut.
Nina mulai mengambil korannya, dan memberi pemuda tersebut sejumlah uang dari sakunya."Terimakasih ya, sudah dibeli koran saya" Pemuda tersebut mulai menaiki sepedanya kembali, hendak melanjutkan menjual dagangannya itu.
"Eits, jangan pergi dulu lu" ucap Nina kepada pemuda tersebut, sepertinya Nina menyadari hal yang aneh di koran itu.
"Eh, kenapa ya?" jawab pemuda tersebut dengan kebingungan.
"Nih, liat terbitan tahun berapa?" ucap Nina sambil menunjuk koran itu.
Pemuda tersebut langsung mengambil koran dari genggaman Nina, ditatapnya lekat lekat serta perlahan lahan, sontak ia terkejut menyadari bahwa dia salah membawa koran hari itu, dan malah membawa koran bekas.
"Bisa gak sih, lu kasih koran yang bener, masa koran terbitan tahun 1989 kesasar disini" protes Nina dengan kesal terhadap pemuda tersebut.
"Maafin saya, atas kesalahan saya, kalau kamu mau diganti korannya bisa langsung datang ke tempat tinggal saya" ucap pemuda itu meminta maaf pada Nina.
Pemuda tersebut mengambil selembar kertas dari sakunya, dan menuliskan alamat rumah pada selembar kertas yang ia ambil.
"Ini alamat tempat tinggal saya, nanti datang aja kesini" ucap pemuda tersebut sambil menyodorkan kertasnya.
belum sempat Nina baca isi selembar kertas itu pemuda tersebut langsung bergegas pergi menaiki sepedanya dengan terburu buru, meninggalkan Nina dari hadapannya.
"Eh tunggu dulu!" teriak Nina.
Nina baru menyadari bahwa uangnya tidak dikembalikan sama sekali, ia berdecak kesal dan langsung kembali ke rumahnya dengan hentakan kaki yang kencang.
"Nak, kenapa mukanya kok dilipet gitu?" tanya bunda keheranan, atas tingkah laku anaknya itu.
"Tadi kan Nina beli koran, terus korannya salah tahun terbit, tapi gak dibalikin uangnya" ucap Nina dengan merungut.
"Udah-udah nanti kalau dia dateng lagi, tinggal diminta aja uangnya, sana kamu berangkat daftar kesekolah dulu" ucap bunda menyuruh Nina untuk bergegas.
. . .
Nina sudah sampai di sampai di tujuan untuk mendaftar sekolah. Dia dan Bapaknya mulai menyusuri sekolah tersebut mencari ruang kepala sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daku Hadir Bersamamu; Na²
Fanfiction"Bisa gak sih lo kasih koran yang bener, masa terbitan tahun 1989 malah kesasar kesini" "Maafin saya, mungkin kalau kamu mau diganti korannya bisa datang ke tempat tinggal saya lain kali" Bandung dengan keramaian kotanya, dengan seseorang wanita Jak...