22; Jika Dia Kembali Ke Pelukanmu

38 9 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Arya!"

Suara menyeru itu meniup halus telinganya, seketika gejolak semangatnya muncul dengan hebat. Ia menengok kearah luar dan dalam Warkop untuk mencari keberadaan seseorang yang ia tunggu itu.

"Arya, aku disini!" Tangan mungilnya sudah terlihat diantara kerumunan disana, Nara tersenyum berlari menghampiri.

"Risma, kok kamu kesini?" Tanyanya pada Risma yang habis pulang sekolah. Risma juga terlihat sangat senang kali ini dapat bertemu oleh Nara.

Tak ada jawaban apapun, Risma membuka tasnya. Dirogoh dan dicarinya sesuatu barang ini, Risma mengeluarkan buku bersampul merah dengan gaya autentik itu dengan senyumnya yang merekah.

Melihat buku tersebut, Nara terkesiap ia berbinar pada suatu judul "Aku Ini Binatang Jalang" Nara melihat kembali buku itu tak percaya.

"Kamu beneran beli buku ini pas waktu itu?" tanya Nara yang masih berkutat pada buku merah itu.

"Iya!" jawab Risma mengangguk kencang antusias.

Teringat lagi beberapa kenangan terakhir mereka, keduanya memancarkan senyum yang sempurna.

Kini mereka berjalan masuk kearah Warkop, mencari tempat duduk yang nyaman untuk disandari. Dengan senyum lirihnya Risma sedikit tertawa, begitupun juga Nara.

"Masih inget aja, saya aja sudah lupa." kata Nara sambil terkekeh pelan. ia mendudukkan pahanya pada kursi kayu panjang disana, mulai membuka sedikit demi sedikit halaman pada buku itu.

Tanpa butuh waktu yang lama buku merah yang ia pegang sudah membinarkan matanya berkali-kali, membuatnya terpaku pada setiap isinya. Suara-suara bising disekitarnya juga perlahan ia hiraukan, malah terdengar seperti lebih pelan dibanding ucapan sang penulis pada buku.

"Arya, serius banget bacanya kamu." panggil Risma dengan nada sedikit tertawa. Nara tersentak, ia menatap kearah sumber suara, dengan tanpa disadarinya mereka bertatapan sungguh lama hingga membuat salah satunya mengedipkan matanya.

"Apaansih." Nara menggelengkan kepalanya dan lanjut membaca buku itu lagi.

Hal lucu itu membuat Risma sedikit tertawa, Risma sekarang memesan dua cangkir teh hangat untuk mereka. Menyajikannya pada Nara yang masih fokus membaca.

"Ini, jangan lupa diminum. Pasti capek kan karna kerja."

Nara tak membalas ujaran itu, ia malah semakin terpaku pada bacaannya dan langsung menyesap teh hangat itu tanpa memperkirakan seberapa suhu didalamnya.

"Aduh!" Nara mengerjap kaget, ia pergi mencuci lidahnya itu dengan air yang mengalir di wastafel.

Tapi dibagian sana Risma tertawa kencang hingga menepuk-nepuk pahanya, nafasnya sudah terengah-engah dan perutnya juga sakit karena tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daku Hadir Bersamamu; Na²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang