Pagi hari yang cerah, matahari mulai masuk melewati jendela kamar Nina, yang gordennya sengaja dibuka oleh bunda.
Nina mengernyitkan jidatnya, membuka mata sambil mengusapkan matanya, ia mulai beranjak dari kasur keluar dari kamar tidurnya. Dengan kesadaran yang belum penuh ia mulai berjalan menuju meja makan.
"Anak bunda rajin banget, biasanya dipanggil dulu baru mau makan" ucap bunda dengan sedikit cengirnya.
Nina tak menjawabnya, ia hanya merebahkan kepalanya di meja, menunggu makanannya siap.
...
Selang beberapa menit, makanan itu selesai dibuat, bunda membawakan nampan berisikan makanan ditangannya dan menaruh nampan itu di meja, banyak makanan yang lezat hari ini, sengaja bunda untuk menyemangati hari pertama suaminya bekerja dan Nina yang masih lesu.
"Ayo nak bangun, makanannya siap nih, ada ayam goreng kesukaan kamu" ucap bunda sambil menepuk nepukkan tubuh Nina yang masih dikuasai oleh rasa kantuknya.
Nina membuka matanya, ia mengambil beberapa sendok nasi hangat serta sepotong ayam goreng paha bawah dengan bumbu lengkuas dan sambel. Kombo paling enak untuk ayam goreng lengkuas buatan bunda.
Mereka mulai sibuk dengan makanannya sendiri, bapak yang sudah selesai daritadi langsung membereskan makanannya dan beranjak pergi ke halaman rumah dan mengambil sepatu hitamnya, mulai memakaikan sepatu itu ke dua kakinya dengan terburu buru.
"Pak, dompetnya ketinggalan nih" pekik bunda yang terlihat kerepotan mengurusi bapak.
Selang beberapa menit bapak sudah berangkat ke kantornya, bunda mulai melanjutkan kegiatan makannya yang tertunda itu.
Nina yang masih mengunyah dengan pelan, ia masih terkantuk akibat tidurnya yang begadang, terbayang bayang atas kota lamanya.
"Bunda ragu nak, dengan bapak, takut nggak bisa mimpin bisnis itu" bunda memulai pembicaraan dengan pelan, bunda merasa ragu dengan suaminya itu.
Sejujurnya Nina juga cukup ragu, tak heran bapak yang sering telat ke kantor apalagi dia harus memimpin bisnis barunya itu.
Trekk
Belum selesai dengan urusan makannya, atensi Nina teralihkan dengan suara kotak surat dari luar, ia mulai bergegas dengan penasaran menuju kotak surat.
Kotak surat itu ia buka memperlihatkan satu amplop pada kotak itu, ia mengambil amplop itu membukanya dan mengeluarkan isinya.
Dengan isi surat di amplop itu, ia membacanya dengan teliti, tanpa terlewat satu katapun, karena surat itu adalah surat resmi dari sekolah tempat ia mendaftar.
"Ananda Nina Rosalia Chandrawinata dinyatakan LULUS, dalam seleksi mutasi sekolah"
Ia cukup senang dengan pemberitahuan tersebut, seketika ia teringat dengan suratnya yang belum ia kirimkan itu.
"Sialan, gue belum ngirim surat lagi, gimana kabar mereka ya?" batin Nina bertanya tanya. Ia masuk kedalam rumahnya itu dan memberikan suratnya kepada bunda.
...
Selang beberapa menit ia makan, ia kembali ke dalam kamarnya membawa satu cetak prangko dan amplop yang sudah ia beli kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daku Hadir Bersamamu; Na²
Fanfiction"Bisa gak sih lo kasih koran yang bener, masa terbitan tahun 1989 malah kesasar kesini" "Maafin saya, mungkin kalau kamu mau diganti korannya bisa datang ke tempat tinggal saya lain kali" Bandung dengan keramaian kotanya, dengan seseorang wanita Jak...