08; Beradaptasi(02)

108 15 0
                                    

Tak terasa sudah hampir satu Minggu  Nina menetap di Bandung dan Meninggalkan Jakarta, menjalani hari-harinya dengan normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa sudah hampir satu Minggu  Nina menetap di Bandung dan Meninggalkan Jakarta, menjalani hari-harinya dengan normal. Sudah cukup banyak perubahan dari Nina, mengubah kebiasaannya, untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan barunya.

"Nina, kamu sedih gak pas waktu pindah ke sini?" tanya Nayla berusaha mencari topik obrolan.

"Ya..., aku sih cukup sedih ya, tapi gapapa buat pengalaman baru juga". jawab Nina dengan senyumannya.

Mereka kembali menyantap bakso kantinnya itu, walau belum terlalu akrab tetapi hubungan mereka terus mendekat, berkembang layaknya teman pada biasanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.

"Makasih ya neng, udah bantuin ibu." Wanita paruh baya tersebut tersenyum lebar sambil memegang tongkatnya berjalan dengan tergopoh-gopoh.

"Saya doain nanti kamu jadi anak yang sukses dunia akhirat neng..." Lontar wanita paruh baya itu yang kemudian dijawab dengan senyuman Nina.

Nina kembali berjalan pulang, tak seperti biasanya kali ini ia tidak meminta Nara untuk mengantarkannya pulang, sengaja Nina agar hafal jalan pulang kerumahnya.

"Gue harus cepet-cepet lupain kenangan di Jakarta, gue gak mau stuck disitu terus." gumam Nina yang masih berjalan menuju kerumahnya.

Ya, sungguh traumatis hari itu, hari dimana ia harus berpisah dengan teman-temannya yang sekarang ia pun harus merelakan semua sisa kenangan yang mereka lakukan. Kalau ada yang bilang berlebihan itu terlalu keterlaluan karena perpisahan bukan hanya sekedar meninggalkan tetapi juga merelakan.

2 Hari yang Lalu....

"Kok gue ngerasa susah beradaptasi ya Rin, susah aja gitu rasanya."

"Susah sih Nin, tapi menurut gue lu harus buat move Nin, jangan selalu stuck di kita berdua terus, hidup ini selalu berjalan sama halnya kayak hewan, manusia juga harus mempunyai naluri buat bertahan hidup dari dunia ini."

"Kalo cara satu satunya cuman ngelupain lu berdua?"

"Gue selalu ngedukung kerja keras lu Nin, apapun itu yang terbaik buat lu."

Nina terdiam, mematikan teleponnya dengan rasa bimbang, ia amati telepon itu perlahan-lahan cukup lama, rasanya cukup sulit untuk membuat kebiasaan baru saat hidup di Bandung, ia masih terbayang-bayang perkataan Karin tersebut, ada benarnya juga, namun kalau meninggalkan rasanya tak bisa dilakukan.

Daku Hadir Bersamamu; Na²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang