13; Pratama

35 7 0
                                    

"Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arya... baik-baik ya nak, sekolahnya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-27 Oktober 1994

"Bang Arya, sekolah yang baik ya bang." Ucap wanita tersebut sambil merapihkan baju adat anaknya itu, yang dibalas dengan senyuman yang tercerca cerah. Kalau ibundanya yang merapihkan pasti bajunya akan rapih. Gumam Nara saat bajunya sedang dirapihkan, makin percaya diri dibuatnya karena Baju Adat Sunda Pangsinya yang rapih serta penampilannya yang sudah nyaman dilihat, apalagi ibu memujinya kalau hari ini ia sangat cocok mengenakan baju ini.

Hari ini tak seperti biasanya, kemarin Nara menginap di rumah sakit. Ibu bilang minta ditemani, tentunya Nara menuruti permintaan orang tuanya itu. Cukup lelah juga kemarin ia harus mengurusi baju adatnya itu, berakhir meminjamnya dari tetangga.

Nara cukup senang, kelas 7 dijadwalkan mengadakan pentas seni hari ini, tentunya Nara menunggu teman perempuannya itu untuk melihatnya tampil. Sepertinya ia cukup cantik mengenakan kebayanya sebagai peran di drama Lenong. Setiap kelas di kelas 7 memang melakukan pentas seni sesuai dengan adat pilihan wali kelasnya salah satunya di kelas Nara, kelasnya menampilkan Pupuh Sinom dari adat Sunda. Seluruh siswa yang tidak terpilih untuk mewakili kelas dipinta guru untuk mengenakan baju adat Sunda, seperti yang dikenakan Nara hari ini.

"Bang, ayo berangkat!" Seru adiknya yang mulai menggengami tangan Nara itu, sungguh lucu ekspresinya membuat Nara tertawa terpingkal-pingkal.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang kita saksikan, penampilan dari kelas 7.3 Pupuh Sinom!

Gemuruh tepuk tangan audiens dan sorakan yang meriah. Kelas Nara memang terkenal kompak dan memiliki solidaritas yang tinggi, apalagi yang tampil sekarang primadona sekolah, makin berdenging suara sorakan-soralan tersebut. Berbeda dengan lelaki kebanyakan disekolahnya, ia tak menyukai primadona sekolah tersebut, bukan tidak suka sih... tapi tak peduli sama sekali, ia lebih penasaran dengan penampilan teman perempuannya itu, dibandingkan penampilan seorang primadona sekolahnya.

Ketika perempuan itu menginjakkan kakinya didepan mikrofon, instrumen mulai diputar. Suasana menjadi hening, semuanya menikmati instrumen yang dinyalakan oleh operator sekolah.

Harta pada nareangan~

Baru satu baris lirik itu dinyanyikan, seluruh audiens langsung bertepuk tangan, termasuk juga Nara, suara itu sangat gemulai, lembut seperti harapan para penonton, jujur saja Nara benar-benar terpukau dengan penampilan tersebut, seluruh nada yang dibacakan tak ada yang meleset, malah suaranya sangat sopan masuk ke telinga para audiens, semua audiens benar-benar terpaku dibuatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daku Hadir Bersamamu; Na²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang