Arin's pov.
Perasaanku hari ini buruk. Pembicaraanku dengan Wilona beberapa hari lalu tidak berjalan lancar. Mendengar perkataannya waktu itu, aku mulai memikirkan banyak hal. Mulai dari alasanku melakukan hal ini dengannya, hingga hubungan kami yang tidak jelas mau dibawa kemana. Yang paling penting, aku perlu waktu memikirkan bagaimana perasaanku padanya. Aku memilih menjauh dari Wilona.
Tanpa kusadari, hari ini adalah hari pengumuman pemenang dan aku mendapatkan juara 1. Meski tak bisa senang sepenuhnya karena tidak merayakan ini dengan Wilona, aku merasa cukup puas dengan kerja keras dan usahaku.
Aku akan menemui Bu Irene.
Seperti yang kurencanakan, aku diharuskan mengambil foto dengan kepala sekolah sebagai dokumentasi atas lomba ini. Kesempatan ini, akan kugunakan dengan baik.
Setelah pengambilan foto, aku menyelinap pergi mengikuti Bu Irene dan menahan pintu ruangan yang baru saja akan ia tutup.
"Boleh saya bicara sebentar, Bu? Saya mohon... "
Semoga keputusasaanku bisa dirasakan olehnya.
Bu Irene menatapku cukup lama sebelum melihat sekitar dan akhirnya memperbolehkan aku masuk kedalam ruangannya.
"Ada perlu apa, Arinda?"
"Saya ingin menanyakan ini." Tanpa basa-basi, Aku memberikan selembar foto cetak dimana mama dandan Bu Irene sedang berpose merangkul satu sama lain. Keduanya tertawa senang.
"Apa yang ingin ditanyakan, itu sebuah foto." Jawab Bu Irene, sangat tenang.
Aku menggeram, "apa hubungan ibu dengan mama saya? Mama saya bilang dia tidak kenal ibu, tapi kalian akrab sekali di foto ini. Dan bukan hanya foto ini saja."
Irene menggeleng, "kami partner lomba, teman sekelas, sekelompok, sudah. Tidak ada yang perlu saya jelaskan. Kamu membuang waktu saya, silahkan keluar dari sini." Suara itu masih saja tenang, seperti tak terguncang oleh apapun yang aku bawa padanya.
Aku tidak akan menyerah.
Aku menurunkan bahu, menghela nafas dan menatap Bu Irene dengan mata mulai berair.
"Mama nyuruh saya untuk tanya ke ibu, dia sendiri tidak bisa jawab pertanyaan saya. Mama saya mempercayai Bu Irene sepertinya." Ucapku dengan suara parau.
Bu Irene terlihat luluh, aku bisa melihat sedikit perbedaan dari raut mukanya.
Siasatku, berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
lovenemy; [completed]
Fanfictiontwo biggest enemy are going to start a spark of love. watch how they cope with their strange feeling! in fact, not just them whose fall in love in highschool. guess who does?!