Bab 8.

20.6K 2.1K 83
                                    


"Kita mulai pembicaraan ini." James berujar ketika semuanya telah usai makan. Dia ingin cepat-cepat pergi setelah pertemuan yang memang direncanakan beberapa minggu terakhir. Karena topik yang akan dibawa, merupakan topik sensitif bagi James.

Akan tetapi, dia tak bisa lari dari tanggung jawab. Dia harus menyelesaikan seluruh masalah yang dibuat putrinya. Meskipun dia harus mempertaruhkan harga diri sebagai kepala keluarga Alaska maupun ayah dari Bulan.

"Dimana istrimu, James?" Pertanyaan pertama yang dilayangkan oleh Maretta adalah keberadaan Jessy. Karena menurutnya, pembicaraan kali harus dihadiri oleh Jessy, sebagai ibu dari gadis yang telah menjebak putranya. "Seharusnya dia hadir disini, " lanjutnya.

"Ibu sedang sakit, nyonya." Bukan James melainkan Gibran yang menjawab. Dengan senyuman, berhasil meluluhkan Maretta. Membuat Maretta mendengus kecil karena Gibran sangat pandai menjawab dan memenangkan keadaan.

"Santai saja James, kita bahas secara perlahan." Edward bersikap santai. James terlalu serius. Dia tau bahwa lelaki itu sangat tergesa-gesa. Apalagi pertemuan ini dinantikan sekaligus dibenci oleh James Alaska.

James menatap Edward. "Mengenai kompensasi yang aku bicarakan. Kau boleh mengambil alih proposal baru yang bekerja sama dengan En Company, " ujar James to the point. Dia mengambil sesuatu di tas yang dia bawa dan menyerahkan kehadapan Edward.

"Di sana sudah ada data lengkap dan terperinci mengenai kerja sama. Aku sudah berdiskusi dengan En Company. Mereka setuju untuk memindahkan proposal ini atas namamu."

Edward menggeleng kecil, James sungguh tidak bisa diajak santai. Dia mengambil data yang dimaksud James. Membacanya teliti hingga dia mengangguk. "Baiklah.. Aku setuju. Kita akan mengadakan rapat esok hari untuk mendiskusikan hal ini."

James menatap Galaksi, dia juga telah mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah benda kotak yang tidak diketahui apa isi didalamnya. "Ini untukmu nak. Maafkan Bulan, atas sikapnya selama ini. "

Galaksi menerimanya, dia lantas membuka kotak tersebut yang berisi kunci, yang dia ketahui adalah kunci sebuah mobil mewah. "Aku tidak bisa menerimanya paman." Dia menutup kemudian menggesernya kehadapan James.

"Tidak apa, kau pantas mendapatkan ini." James mengambil dan menarik tangan Galaksi untuk dia taruh kunci tersebut ditangan pemuda itu.

Galaksi melihat tatapan tegas James. Maka, dia pun menerimanya, Dia berkata. "Aku akan membantu paman membersihkan nama baik Alaska. Beri aku waktu satu minggu, berita itu akan terhapus sepenuhnya dari awak media, " ujar Galaksi disertai senyuman.

"Kau bisa?" Galaksi mengangguk yakin atas pertanyaan James.

"Asalkan paman mengizinkanku untuk selalu menjemput Kana setiap kali aku ingin mengajaknya kemansion Ravendra." Galaksi menyatakan persyaratan yang tak bisa James tolak. Maka dengan berat hati dia mengangguk.

"Jadi, biarkan saja Galaksi yang mengurusnya James. Jangan terlalu dipikirkan. Awak media akan bungkam sebentar lagi, " timpal Edward. Meminum winenya, mengangkat kaki satu dan tumpukan kesatunya, sementara tangannya merangkul mesra sang istri.

"Kau harus menjaga putrimu dengan benar James. Jangan sampai hal seperti ini terjadi untuk kedua kalinya. Untung saja Galaksi bisa menahan diri, jika saja hal tak diinginkan terjadi, putrimu akan kehilangan kesucian, begitu pula putraku." Maretta berujar dingin.

"Lebih-lebih jika putrimu mengandung. Membayangkannya saja aku akan gila."

Semua yang ada disana diam, terlebih James.. Yang sekarang mengepalkan tangan kuat. Dia harus mendengar omong kosong seperti ini lagi.

"Honey." Edward memperingati, Maretta hanya berdecih kecil. Dia bersedekap dada membuang muka. Apa yang dikatakannya bukanlah omong kosong belaka. Kalau kejadian yang dia sebutkan terjadi, walaupun Bulan merupakan putri temannya, dia tak akan sudi menerima Bulan sebagai menantu.

Dean disana menyimak dengan seksama. Tujuan dari dinner malam ini adalah untuk kompensasi? Dean melirik kearah orang tua Galaksi. Mereka sangat serasi, Edward begitu tampan, juga Maretta yang terlihat anggun dengan dress nya.

Aura Maretta berbeda dengan Aura Jessy. Maretta sedikit lebih kuat dari pada Jessy. Kemudian dia menatap ayah serta kakaknya. Dean baru saja sadar, visualisasi karakter benar-benar dibuat secara sempurna. Mereka yang sudah tua pun sangat sempurna.

Gibran disana melihat sang adik yang melongo kebingungan. Dia tau, bahwa adiknya sedikit tak mengerti tentang apa yang dimaksud oleh para orang dewasa. Namun adiknya harus paham, alasan mengapa dia dan ayahnya marah pada Bulan, supaya dia bisa menjelaskannya secara perlahan.

*

"Kau tidak seperti biasanya ayah, " ujar Gibran. Matanya fokus pada jalanan depan. Ia saat ini sedang menyetir diperjalanan untuk pulang. Sementara sang ayah berada di belakang, memangku adiknya yang tengah tertidur.

"Semua yang ayah lakukan memiliki makna." Yah, dia rela menurunkan harga diri untuk pemulihan nama baik keluarganya. Dia  mencari cara meskipun cara tersebut memiliki resiko besar.

Dia sama sekali tak berniat untuk memberikan Galaksi hadiah. Akan tetapi, melihat sorot mata Galaksi ketika menatap putra bungsunya, Sejenak James nengerti. Bahwa Galaksi menyukai putra bungsunya. Menginginkan si bungsu untuk menjadi adiknya.

Bagaimana James tau.. Tentu dia akan selalu menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan sang putri. Termasuk nekat mencari tau asal usul Ravendra meskipun tau bahwa Ravendra tidak suka ketika ada yang mencoba mengorek informasi mereka.

Galaksi merupakan anak kedua, pemuda itu menginginkan saudara bungsu.

James mengelus rambut hitam Dean, memerhatikan bagaimana anak itu tertidur. Kemudian mengecup pipi sang putra dengan air mata yang telah menetes mengalir di pipi berisi itu.

James amat merasa bersalah, karena membawa putra polosnya kedalam rencananya. Dia hanya ingin nama keluarganya kembali bersih dari noda. James lelah jika harus terus menerus berargumen dengan sang istri.

"Nak, maafkan ayah."

Gibran bungkam, membiarkan sang ayah meluapkan emosinya. Menjadi saksi bagaimana ayahnya mencoba mengembalikan martabat keluarga. Dia yang telah menjadi saksi atas keterpurukan ayahnya, kekecewaan ayahnya pada putri satu-satunya.

Gibran tau bahwa Bulan sama terpuruknya, namun ayahnya sudah berusaha melindungi adiknya itu. Menekan segala rasa kekecewaannya dan mencoba menghapus semuanya. Mencari cara agar publik lekas melupakan kasus adiknya.

Di luar James yang marah, Pria itu teramat marah, sakit dan kecewa ketika melihat putrinya pulang dengan keadaan kacau dan trauma.






TBC.





Typo tandai aja... Agak sibuk.

Saudara Antagonis - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang