Bab 14

307 33 1
                                    

Siang itu sekolah lebih sepi dari biasanya selain karena sudah semakin dekat masa ujian akhir anak kelas XII, tidak ada lagi anak-anak yang diijinkan berlama-lama disekolah takut terjadi bullying.

Olla berjalan melewati beberapa bangku kosong dan rusak di belakang kelas menuju gudang lama. Olla menyunggingkan senyumnya saat terdapat kepulan asap dari sana.

"Udah gue duga lu bakal disini," kata Olla membuat Flo panik.

"Ngapain lu," kata Flo bersiap berantem.

"Easy boi, lu lupa siapa sahabat lu? Gue tau semua lu lakuin karena Bara kan," kata Olla duduk disebelah Flo dan menyalakan rokok.

"Gue kepaksa Lla," kata Flo tertunduk.

"Tapi kan gue dah bilang, lu ngomong aja baik-baik," kata Olla.

"Gue gak mau orang lain tau gue siapa!" Kata Flo kesal.

"Kampung!" Protes Olla. Membuat Flo makin kesal.

"Sejak kapan Anak Langit suka menghakimi? Lu lupa betapa respeknya kita sama Zee walau dia punya keluarga yang berantakan? Lu lupa siapa yang nemenin gue waktu bermasalah sama sekolah dan ampir gak naik, dan lu lupa siapa yang nemenin lu tiap hari saat sidang bapak lu?" Tanya Olla. Flo kembali terdiam, menghisap rokoknya dalam dalam sedalam penyesalannya.

"Zee gimana?" Tanya Flo dengan nada khawatir.

"Nyaris mati karena ke tololan lu," kata Olla.

"Gue.. gue gak bermaksud," tanpa disadari tetes air mata Flo melesat jatuh di tanah.

"Ya makanya jangan tolol!" Kata Olla.

"Gue salah Lla, gue berhak dapet ganjarannya, asalkan sahabat gue hidup, gue capek di dunia ini berada di tempat yang gak pas buat gue," kata Flo.

"Hmm, hidup bukan tentang siapa kita, tapi kita mau jadi seperti apa Flo," kata Olla menghisap rokoknya.

Hari mulai gelap, hujan perlahan mulai menetes. Tapi perbincangan kehidupan dan penyesalan Flo dan Olla masih berlanjut.

"Ada saudara Adel? Keluarga dari Tn. Zefandra?" Tanya perawat dari pintu ICCU. Adel segera menghampirinya dan masuk kedalam.

"Hei bro," kata Adel menyapa Zee yang sudah mulai stabil tanpa support alat bantu.

"Del, maafin gue ya," kata Zee.

"Udah gak usah dibahas itu, ada yang mau gue sampein, tapi lu harus tenang dulu," kata Adel. Zee menyerengitkan dahinya bingung.

Flash back

Setelah Adel pergi, dokter keluar dari kamar operasi, dan memanggil semua keluarga Zee.

"Jadi jantung Zee tidak dapat bertahan jika kita gak segera mendapatkan donor jantung, kami sedang berusaha, tapi semakin lama kondisinya semakin jelek, saya butuh persetujuan keluarga," kata dokter. Semua langsung bertambah kalut mendengar itu.

"Saya om nya, keluarga terdekat saat ini, saya yang bertanggung jawab sebagai walinya," kata Omnya segera ikut dengan dokter untuk mengurus surat.

Tiba-tiba seorang perawat datang memberikan kabar, pasien kecelakaan yang baru saja meninggal memiliki tanda sebagai donor organ dan ada surat pernyataan yang sedang di urus yang kebetulan untuk Zefandra. Omnya sangat terkejut mendengarnya.

Setelah semua disiapkan dokter segera melanjutkan operasi kembali dengan pasien yang baru saja meninggal sebagai donor jantung untuk Zee.

Om dan Tantenya segera ke bagian informasi untuk menanyakan masalah sang pendonor.

"Iya bu, pendonornya sudah di kamar operasi, jadi belum bisa ibu liat, tapi memang tidak ada keluarga yang dapat di hubungi hingga kini bu," kata petugasnya.

"Ada identitasnya? karena kalau berdasar info katanya pendonornya punya data keponakan saya dan spesifik mau donor untuk keponakan saya," kata tantenya mulai gelisah.

"Dari ktpnya atas nama ibu Indira Shania Natio," kata sang petugas. Tante Zee mendadak lemas mendengar itu.

"Kak Diraaaa,!!" Tantenya menangis sejadi-jadinya.

"Ma tenang ma, mungkin ini takdir Tuhan, takdir kak Dira untuk terakhir kalinya buat Zee." Kata Omnya memeluk sang tante.

"Bapak kenal? Mungkin bisa hubungi keluarganya pak," kata sang petugas.

"Itu kakak kandung saya pak," jawab omnya Zee dengan berusaha tersenyum, sang petugas yang kali ini kaget.

End of flashback

"Sori ya," kata Adel.

"Gak papa Del, makasih udah ceritain, gue udah ketemu mama, dan mama bakal selalu disini Del," kata Zee memegang dadanya sambil meneteskan air matanya.

"Lu udah ketemu?" Tanya Adel bingung. Zee hanya tersenyum.

"Dah lah gak usah di bahas," kata Zee.

"Lu mau ketemu Meng gak?" Tanya Adel. Zee terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Adel pun pergi keluar untuk gantian dengan Marsha.

**************************************

Flo yang dalam dilema
Zee yang harus mengikhlaskan mamanya
What's next?

Happy reading

Langit Malam ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang