Bab 7

328 33 0
                                    

"Gue jadi takut pulang sendiri deh," celetuk Ashel pada teman-temannya.

"Lu kan balik ma kita," kata Atin. Diangguki oleh Indah dan Marsha.

Zee melintas didepan mereka dan tiba-tiba terjatuh begitu saja. Mereka panik langsung berusaha menolong Zee.

Indah dan Ashel bergegas lari mencari pertolongan. Sementara Marsha dan Atin berusaha membangunkan dan menolong Zee.

"Duh ini kenapa pake bunyi-bunyi sih, Zee bangun dong," kata Atin menepuk-nepuk Zee, sementara smart watchnya terus berbunyi.

Marsha melihat jamnya Zee yang berbunyi alarmnya. Tidak lama muncul Adel yang langsung mengangkatnya.

"Salah satu gue pinjem mobil, cepetan!" Kata Adel sambil berjalan pergi.

Atin segera membawa Adel dan Zee ke mobilnya. Sementara Indah meminta ijin pada guru BK untuk mengantar Zee.

Atin membawa Adel Zee dan Marsha menuji RS yang diminta Adel. Sesampainya disana Adel segera mambawa Zee ke IGD dan menyebutkan nama dokter pribadi Zee.

"Kalian balik aja, biar gue yang nemenin Zee," kata Adel.

"Yuk Sha," ajak Atin. Namun Marsha menggeleng dan meminta Atin balik duluan karena Marsha mau menunggu Zee.

"Del, ini kenapa?" Tanya dokter Jinan, dokter pribadi Zee yang berpraktek disana.

"Jangan disini," kata Adel menoleh kearah Marsha dan Atin yang gak jadi balik. Mereka pergi keruangan dokter.

Tidak lama Adel kembali dengan wajah yang lebih tenang. Namun belum ada kelegaan disana.

"Del, sebenernya Zee kenapa sih?" Tanya Marsha.

"Iya, gue jadi takut," kata Atin.

"Kecapean aja," kata Adel berusaha tersenyum.

"Sampe harus masuk dirawat?!" Kata Marsha gak percaya. Adel hanya diam gak bisa menjawab.

"Kalian balik aja, biar Indah ma Ashel gak khawatir," kata Adel meminta keduanya balik.

Setengah terpaksa akhirnya keduanya memilih pergi meninggalkan rumah sakit, menyisakan Adel disana menjaga sahabatnya.

Malam itu Adel ijin dengan orang tuanya untuk menemani Zee. Dan Anak Langit yang lain datang menjenguk Zee.

"Lu kenapa bisa tepar dah?" Tanya Oniel.

"Gak tau tadi tiba-tiba lemes," kata Zee nyengir.

"Banyakan tingkah si lu," kata Olla yang duduk di ujung bed Zee.

"Nak aja lu!" Kata Zee menendang Olla.

"Lu tau sakit masih aja gak bisa diem kan, bener kata Olla," saut Flo.

"Lu pada kalo cuman mau ceramah, balik aja sono," kata Zee cemberut.

"Yee pundung!" Protes yang lain.

"Hai, malam," sapa seorang gadis putih manis berwajah anime muncul dari balik pintu.

"Hai, masuk Sha," kata Adel mempersilahkan Marsha masuk.

"Sendirian?" Tanya Oniel melihat Marsha datang sendiri. Marsha hanya mengangguk penuh senyum.

"Sha, mang tadi dia lagi ngapain pas lu temuin?" Tanya Olla penasaran.

"Gak tau, dia lewat depan kami dah ngos-ngosan terus pingsan," kata Marsha.

"Lu dari mana sih tadi?" Tanya Adel penasaran. Zee hanya senyum.

Tidak lama anak-anak gengnya pada pamit pulang, menyisakan Marsha dan Adel disana. Mereka asik ngobrol ngalor ngidul.

"Iya, Ashel tu gengsi aja ma kamu," kata Marsha tertawa.

"Bilangin aja ke Ashel, jangan, tar nyesel," goda Zee.

"Hahaha, Ashel lagi ngelindur kali ya," kata Adel nyengir.

"Ada alesannya Sha dia dipanggil buaya," kata Zee membuat Marsha tertawa dan Adel cemberut menjitak kepala Zee.

"Dah malem, lu gak balik Sha?" Tanya Zee.

"Iya tar di cariin, lu pulang naik apa?" Tanya Adel.

"Hmmm, ojek online kayaknya," jawab Marsha mengetuk dagunya sambil berfikir.

"Udah ma gue aja," kata Adel.

"Lah terus Zee gimana?" Tanya Marsha bingung.

"Gak papa, gue aman kok," kata Zee senyum.

"Yakin?" Tanya Marsha khawatir.

"Udeh, ayo, tar lu kemaleman pulang," kata Adel mendorong Marsha keluar. Sesaat sebelum Adel pergi Zee menahan tangannya.

"Iye iye gue jagain," kata Adel kemudian pergi. Tanpa Zee sadari wajahnya memerah karena malu.

"Jadi Zee sakit apa sebenernya?" Tanya Marsha.

"Hmmm, gue ngerasa gak punya hak buat cerita Sha," kata Adel senyum.

"Ayolah, gue ni yang nanya," kata Marsha masih merayu.

"Kalo Zee mau atau suka ma lu gimana?" Tamya Adel tiba-tiba. Marsha hanya diam tapi wajahnha memerah dan dirinya terlihat salting dalam diam mulutnya.

"Dih ni bocah, gue nanya nih," kata Adel.

"Ya... ya udah, aku kan gak bisa ngatur perasaan orang," kata Marsha memandang langit malam itu dari jendela.

"Gue cuman pesen titip Zee, dia itu rapuh tapi sok kuat," kata Adel senyum.

"Ha? Ah iya," Marsha tersipu.

Malam itu menjadi lebih sendu dengan hujan yang perlahan turun. Membasahi bumi. Membuat jalan dan kota menjadi sepi. Sesepi hati dan jiwa kosong Zee.

Entah berapa lama sudah Zee bengong mendengarkan suara hujan. Seperti biasa jika sudah begini dirinya akan sulit tidur karena akan bermimpi buruk. Sampai-sampai Zee tidak sadar Adel datang sampe Adel menoyor kepalanya.

"Apa sih Del," katanya menepis tangan Adel yang mau menoyornya lagi.

"Napa lu gak bilang kemarin harusnya lu kontrol dan obat lu abis," kata Adel cemberut.

"Iya gue yang lupa," kata Zee tertunduk.

"Lu masih inget perjanjian kita kan," kata Adel.

"Iya, maaf," kata Zee cemberut.

"Hadeh, gue nikahin juga lu, mendingan gue ngurus istri daripada ngurus lu!" Protes Adel. Zee malah menjulurkan tangan seperti minta dipasangkan cincin, namun Adel langsung memukul tangannya.

"Del, sumpah, gue utang nyawa dan utang budi banyak banget sama lu, maaf ya gue ngerepotin lu terus," kata Zee.

"Kita dah janji sama, sejak pertama ketemu, kita saudara dan akan saling ada, Lu nolongin gue dulu disaat terendah gue, disaat gue ampir aja bunuh diri, dan sekarang waktunya gue ada buat saudara gue," kata Adel senyum pada Zee.

"Thanks bro," kata Zee menarik Adel dalam pelukannya. Bukan pelukan romantis lebih seperti 2 saudara yang saling khawatir.

"Kalo lu gak mau om tante lu atau teh Laksani rame lu harus rutin kontrol dan ngabarin gue, gitu kan perjanjiannya," Kata Adel dengan bombastic sidenya.

"Iyee, cerewet lu," kata Zee menoyor Adel.

"Lu dah bilang mama papa lu?" Tanya Zee lagi.

"Dan selalu sama, mama papa minta lu pindah kerumah, mereka khawatir sama lu," kata Adel. Zee menggeleng sambil senyum.

**************************************

Zee sakit apa ya sampe segitunya

Happy reading

Langit Malam ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang