HC 3

33 22 2
                                    

Malam itu, Charlotte tidak bisa memejamkan matanya. Cahaya redup dari lampu jalan menembus tirai kamarnya, menciptakan bayangan di dinding yang bergerak seirama dengan lalu lintas di luar. Biasanya, dia terbiasa dengan keheningan malam di apartemennya, namun kali ini pikirannya tidak berhenti berputar, memutar kembali percakapan yang baru saja terjadi di kafe.

Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca buku, namun fokusnya terus terpecah. Setiap kali matanya menangkap kata-kata di halaman buku, pikirannya langsung melayang ke Alfarizi. Akhirnya, dia menyerah dan meletakkan buku itu di samping tempat tidur.

Charlotte duduk di tepi ranjang, menatap langit-langit kamarnya. Dia mengingat kembali semua momen yang ia habiskan bersama Alfarizi dan Reyga. Mereka telah menjadi bagian penting dalam hidupnya dalam beberapa minggu terakhir. Dia merasa lebih bahagia dan lebih hidup dibandingkan sebelumnya.

Namun, di balik kebahagiaannya, ada rasa takut yang menghantuinya. Dia takut jika terlalu berharap, jika terlalu membuka hatinya, dia akan kembali terluka. Dia masih belum bisa melupakan masa lalu yang menyakitkan.

"Aku harus berhenti berpikir seperti ini." Gumamnya pada diri sendiri. "Aku berhak untuk bahagia."

Charlotte mencoba untuk mencari posisi yang nyaman, namun tetap saja tidak bisa tidur. Dia mengambil ponselnya dan mulai menelusuri media sosial. Dia melihat postingan-postingan dari teman-temannya, melihat mereka bersenang-senang dan menikmati hidup. Dia merasa sedikit iri, tetapi juga merasa bersyukur karena memiliki teman-teman sebaik Alfarizi dan Reyga.

Tiba-tiba notif Reyga muncul, aku segera membukanya. Ternyata Reyga mengajak ku pergi ke klub buku.

"Ca, ayo ikut aku."

"Kemana?"

"Klub buku."

"Emang ada pameran?" Setau Charlotte, dia tidak pernah sama sekali mendatangi klub buku jika tidak ada pameran.

"Ada."

"Baiklah, aku siap-siap dulu iya."

"Okey."

Setelah menunggu Charlotte bersiap-siap, Reyga sudah datang di depan apartemennya, ia membunyikan bel berharap Charlotte membuka nya. Akhirnya Charlotte membuka kan pintunya, dan menyuruh Reyga masuk dulu untuk minum kopi, namun Reyga paham, ia menolak secara halus agar tidak ada kesalah pahaman diantara mereka ketika bertemu tetangganya. Dan Charlotte paham, akhirnya mereka berdua pergi ke klub buku bersama.

Dalam klub buku, Charlotte bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki minat yang sama dengannya. Mereka membahas berbagai macam buku, dari novel klasik hingga buku-buku kontemporer. Charlotte merasa sangat senang bisa berbagi pendapat dengan mereka.

Perlahan tapi pasti, Charlotte mulai keluar dari zona nyamannya. Dia lebih sering berinteraksi dengan orang lain, lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya, dan lebih percaya diri. Dia mulai menyadari bahwa dunia di luar sana jauh lebih luas dan lebih menarik daripada yang pernah ia bayangkan.

Dengan tekad yang bulat, Charlotte memutuskan untuk terus melangkah maju. Dia akan menikmati setiap momen dalam hidupnya, tanpa harus takut akan masa depan. Dia tahu bahwa dengan dukungan dari teman-temannya, dia pasti bisa menghadapi segala rintangan yang ada.

 Dia tahu bahwa dengan dukungan dari teman-temannya, dia pasti bisa menghadapi segala rintangan yang ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote and coment, see you next part Reader's😍❤️

HEY CHARLOTTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang