Kepergian Reyga memberikan dampak yang tak terduga bagi Charlotte dan Alfarizi. Meski awalnya mereka merasa kehilangan, hal itu justru membuat hubungan mereka semakin erat. Tanpa Reyga sebagai poros utama dalam persahabatan mereka, Charlotte dan Alfarizi perlahan-lahan membentuk dinamika baru. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama, tidak hanya untuk mengisi kekosongan, tetapi karena keduanya merasa nyaman dengan keberadaan satu sama lain.
Mereka pergi ke kafe favorit mereka, adalah ritual yang baru terbentuk. Setiap akhir pekan, Charlotte dan Alfarizi akan bertemu di sana untuk sekadar duduk, minum kopi, dan berbincang santai tentang hidup. Di bawah sinar matahari yang masuk melalui jendela besar, mereka merasa hidup menjadi sedikit lebih ringan.
"Kamu jadi lebih sering nulis belakangan ini," Komentar Alfarizi suatu hari, sambil menyesap kopinya. Ia melihat laptop Charlotte terbuka di atas meja, beberapa halaman cerita tampak di layar.
Charlotte mengangguk. "Iya, aku menemukan banyak inspirasi. Rasanya seperti ada banyak hal yang ingin aku ekspresikan, apalagi setelah Reyga pergi."
Alfarizi tersenyum kecil. "Karya-karyamu pasti luar biasa. Aku bisa merasakannya dari caramu bercerita."
Charlotte memiringkan kepala, menatap sahabatnya itu dengan rasa terima kasih yang tulus. Alfarizi selalu memberikan dukungan tanpa syarat, sesuatu yang sangat dihargai Charlotte. Ia ingat betul bagaimana Alfarizi, meski sering kali pendiam, selalu ada di saat-saat penting dalam hidupnya. Tanpa banyak bicara, ia tahu cara menunjukkan kepedulian.
"Al, terima kasih, ya. Kamu selalu ada buatku. Aku nggak tahu apa jadinya aku kalau nggak ada kamu sekarang," Ujar Charlotte, suaranya pelan tapi penuh kejujuran.
Alfarizi menatap Charlotte sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. Akhirnya, ia hanya tersenyum lembut. "Ca, aku ada di sini bukan karena kewajiban atau apa pun. Aku ada di sini karena aku mau. Kamu juga sahabat terbaik yang pernah aku punya."
Momen hening mengalir di antara mereka, penuh pengertian dan rasa syukur. Tanpa harus mengucapkan lebih banyak kata, mereka tahu betapa pentingnya hubungan ini.
***
Setelah kebiasaan ngopi di kafe, Charlotte dan Alfarizi mulai menjelajahi berbagai kegiatan baru bersama. Sering kali, mereka hanya menghabiskan waktu di taman kota, duduk di bangku yang menghadap ke danau kecil yang tenang, berbicara tentang apa saja dari buku, mimpi-mimpi yang tak tercapai, hingga rencana masa depan.Suatu sore, saat angin sepoi-sepoi meniup dedaunan, Charlotte menatap langit yang mulai berwarna jingga. "Al, pernah nggak kamu berpikir tentang ke mana kita akan pergi setelah ini? Maksudku, hidup kadang terasa begitu tidak pasti. Aku merasa seperti sedang mengambang tanpa tujuan yang jelas."
Alfarizi menoleh, memandang Charlotte dengan penuh perhatian sebelum menjawab. "Aku sering merasa begitu juga, Ca. Tapi aku selalu percaya, selama kita tetap bergerak maju, cepat atau lambat kita akan menemukan arah yang tepat. Kadang kita memang harus tersesat dulu untuk benar-benar tahu ke mana kita ingin pergi."
Kata-kata Alfarizi terdengar sederhana, namun penuh makna bagi Charlotte. Ia menemukan ketenangan dalam cara Alfarizi melihat hidup tanpa tekanan, tanpa tergesa-gesa, namun tetap penuh keyakinan.
"Ya, mungkin kamu benar. Aku selalu ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, padahal mungkin aku hanya perlu menikmati perjalanan ini." Ujar Charlotte sambil tersenyum kecil.
Alfarizi balas tersenyum. "Itu dia. Hidup ini kan seperti perjalanan panjang. Kadang, yang penting bukan tujuan akhirnya, tapi momen-momen kecil di tengah jalan."
Mereka pun terdiam lagi, menikmati pemandangan sore itu. Di saat-saat seperti inilah Charlotte merasa betapa berharganya momen bersama Alfarizi. Ia tidak merasa harus menjadi seseorang yang lain di hadapan sahabatnya itu. Dengan Alfarizi, ia bisa menjadi dirinya sendiri dengan segala kekurangan dan keraguannya dan tetap merasa diterima.
Jangan lupa vote and coment, see you next part Reader's😍❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY CHARLOTTE
Fiksi RemajaSeiring berjalannya waktu, Charlotte, Alfarizi, dan Reyga menjalin persahabatan yang tak terduga. Mereka saling melengkapi di tengah keheningan dan kerapuhan masing-masing. Alfarizi selalu menjadi penghibur di antara mereka, sementara Charlotte dan...