HC 16

12 5 0
                                    

HAI EVERYONE ~~~
Kali ini Al lebih gentleman, apa iya kira-kira yang akan dilakukan oleh Al ??
•••

Malam itu, setelah mereka bertiga kembali dari pertemuan dengan pemegang hutang, suasana di rumah bibi Charlotte jauh lebih tenang. Charlotte akhirnya bisa tersenyum meskipun rasa lelah masih jelas terlihat di wajahnya. Reyga, yang sudah banyak mengorbankan diri untuk membantu Charlotte, duduk di sofa ruang tamu, bersandar dengan mata yang tampak lelah. Alfarizi berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan tangan terlipat di dadanya, memikirkan sesuatu.

Setelah beberapa saat hening, Alfarizi tiba-tiba membuka percakapan dengan suara pelan namun tegas, "Gue punya ide."

Reyga menoleh penasaran. "Ide apa lagi, Al?"

Alfarizi menarik napas panjang sebelum melanjutkan, "Lo udah ngelakuin banyak hal buat Charlotte, Rey. Lo lunasin hutangnya, lo bela dia, dan lo jelas-jelas sayang sama dia."

Reyga menatapnya dengan dahi berkerut, tidak mengerti arah pembicaraan ini. "Ya, gue sahabat dia, Al. Gue nggak bisa biarin dia terjebak di situasi kayak tadi."

Alfarizi melangkah maju, matanya menatap Reyga dengan serius. "Tapi lo nggak cuma sahabat, Rey. Lo lebih dari itu. Gue tahu dari cara lo lihat dia, lo peduli sama dia dengan cara yang lebih dari sekedar sahabat. Jadi kenapa lo nggak nikahin dia aja?"

Reyga tercengang, tidak menyangka bahwa Alfarizi akan mengusulkan sesuatu seperti itu. "Apa maksud lo, Al? Lo serius nyuruh gue nikahin Charlotte?"

Alfarizi mengangguk, suaranya mantap. "Iya, gue serius. Lo satu-satunya orang yang paling layak buat dia, Rey. Lo yang selalu ada buat dia, dan lo nggak akan biarin dia terluka. Lo udah nunjukin itu selama ini."

Reyga terdiam, mencoba mencerna kata-kata Alfarizi. Dia memang sangat peduli pada Charlotte, tapi menikahinya? Itu bukan keputusan yang bisa diambil dengan mudah. Apalagi dengan semua yang sedang terjadi, pikiran Reyga masih berkecamuk.

"Gue nggak tahu, Al. Ini bukan keputusan kecil. Charlotte juga baru aja keluar dari masalah besar. Gue nggak yakin ini waktu yang tepat buat ngomongin hal kayak gini." Jawab Reyga dengan nada ragu.

Namun Alfarizi tidak mundur. "Rey, gue tahu lo orang yang bijak. Gue juga tahu lo nggak akan nikahin dia kalau lo nggak serius. Tapi lo harus jujur sama diri lo sendiri. Apa lo benar-benar mau lihat dia dijodohkan lagi dengan orang lain atau bahkan terluka? Gue yakin dia butuh seseorang yang bisa jagain dia seumur hidup, dan orang itu lo."

Reyga menunduk, memikirkan kata-kata Alfarizi. Dalam hatinya, dia tahu ada perasaan yang lebih dalam untuk Charlotte. Sejak mereka kecil, Reyga selalu menjaga Charlotte, mendukungnya dalam segala situasi, meski selama ini ia tak pernah mengakuinya secara langsung, bahkan kepada dirinya sendiri.

Di tengah percakapan serius itu, Charlotte muncul dari balik pintu, membawa teh hangat untuk mereka. Dia berjalan mendekat dengan senyum lembut di wajahnya, meski sorot matanya masih menyiratkan kelelahan.

"Apa yang kalian obrolin?" Tanya Charlotte sambil meletakkan teh di meja depan mereka.

Reyga dan Alfarizi saling melirik, seolah terjebak dalam momen yang canggung. Alfarizi memutuskan untuk langsung saja. "Kita lagi ngomongin sesuatu yang penting, Ca."

Charlotte duduk di sofa sebelah Reyga, menatap Alfarizi dengan rasa penasaran. "Penting? Apa itu?"

Alfarizi menarik napas dalam-dalam. "Kita lagi ngomongin tentang masa depan lo, Ca. Gue baru aja nyuruh Reyga buat nikahin lo."

Charlotte tertegun, wajahnya mendadak pucat. Dia menatap Reyga dan Alfarizi bergantian, tak tahu harus merespons seperti apa. "Apa? Kenapa kalian ngomongin hal itu?"

Reyga, yang juga terkejut dengan kejujuran Alfarizi, akhirnya angkat bicara. "Ca, dengerin gue. Ini nggak seperti yang lo kira. Gue nggak pernah punya niat buat buru-buru nikah atau apa pun, apalagi dengan kondisi lo yang baru aja keluar dari masalah besar. Gue cuma... gue peduli sama lo."

Charlotte menatap Reyga, matanya mulai berkaca-kaca. "Rey, gue tahu lo peduli. Lo selalu ada buat gue, dan gue nggak tahu harus gimana ngungkapin rasa terima kasih gue. Tapi... nikah? Lo yakin?"

Reyga terdiam sejenak, memikirkan setiap kata yang akan ia ucapkan. "Gue nggak mau lo merasa tertekan atau merasa harus nikah karena situasi ini. Tapi Far bener, gue nggak bisa bohongin diri gue sendiri. Gue sayang sama lo, Ca. Dan kalau gue bisa jaga lo lebih dari sekedar sahabat, gue akan lakuin itu."

Charlotte terdiam, air matanya mulai mengalir. "Rey, gue... gue nggak tahu harus bilang apa."

Alfarizi, yang merasa waktunya untuk memberi mereka ruang, berdiri dan berjalan menuju pintu. "Gue rasa ini pembicaraan yang harus kalian selesaikan berdua. Gue keluar dulu, oke?" katanya sambil tersenyum kecil dan meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

Setelah Alfarizi pergi, keheningan menyelimuti mereka. Reyga merasa hatinya berdebar kencang, sementara Charlotte hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Rey, gue nggak pernah mikir lo akan ngomong hal kayak gini," kata Charlotte dengan suara bergetar.

Reyga menghela napas, mencoba menenangkan dirinya. "Ca, gue nggak akan paksa lo buat jawab sekarang. Gue cuma pengen lo tahu apa yang gue rasain. Gue sayang sama lo lebih dari sekedar sahabat, dan gue pengen lo bahagia, apa pun itu artinya buat lo. Tapi gue juga ngerti kalau lo butuh waktu."

Charlotte mengusap air matanya, masih sulit memproses semua ini. "Rey, lo orang yang paling penting dalam hidup gue. Gue nggak tahu apa yang akan terjadi kalo lo nggak ada di samping gue. Tapi... gue juga nggak mau ambil keputusan besar ini buru-buru."

Reyga tersenyum lembut, meraih tangan Charlotte dan menggenggamnya. "Gue ngerti, Ca. Dan gue nggak akan kemana-mana. Kita bisa pikirin ini pelan-pelan, nggak perlu terburu-buru. Yang penting, lo tahu gue akan selalu ada buat lo."

Malam itu, meskipun tak ada jawaban pasti, mereka berdua tahu bahwa persahabatan mereka telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Charlotte kini tahu bahwa di sampingnya ada seorang pria yang siap melindunginya dengan sepenuh hati, dan Reyga tahu bahwa apa pun keputusan Charlotte nanti, ia akan selalu mendukungnya.

Dan untuk saat ini, itu sudah cukup.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca iya Sayang nya Reyga💗Jangan jadi pembaca gaib🫂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca iya Sayang nya Reyga💗Jangan jadi pembaca gaib🫂

HEY CHARLOTTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang