HC 20

14 5 0
                                    

Setelah makan malam yang memperbaiki suasana hati Reyga, keesokan harinya ada perubahan yang cukup mencolok dalam sikapnya. Jika biasanya Reyga cenderung tenang dan dewasa, kali ini ia terlihat lebih manja kepada Charlotte. Pagi itu, ketika Charlotte sibuk menyiapkan sarapan di dapur, Reyga tiba-tiba mendekatinya dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang Charlotte sambil menyandarkan dagunya di bahunya.

“Aku capek,” Bisiknya dengan nada lembut. “Hari ini aku nggak mau pergi kerja, bisa kan kita santai aja di rumah?”

Charlotte, yang terkejut dengan sikap manja Reyga, hanya tertawa kecil. “Mas Reyga, kamu serius mau bolos kerja hanya karena mau manja-manjaan?”

Reyga mengangguk pelan, seperti anak kecil yang minta izin. “Kenapa nggak? Lagi pula aku lebih pengen ngabisin waktu sama kamu.”

Charlotte membalikkan badan dan menatap suaminya dengan senyum di wajah. “Wah, tiba-tiba jadi manja banget ya? Ada apa ini?” Tanyanya, setengah bercanda.

Reyga tidak melepaskan pelukannya, malah menarik Charlotte lebih dekat. “Nggak apa-apa, cuma lagi pengen dimanja sama istri aja. Kamu kan udah terlalu banyak ngasih perhatian ke Hana dan Dito, sekarang giliran aku.” Jawab Reyga sambil mengerling genit.

Charlotte tertawa sambil menggelengkan kepala. "Baiklah, baiklah. Kalau gitu, apa yang bisa kulakukan untuk memanjakan mu, Tuan Reyga?"

Reyga tersenyum lebar, merasa menang. “Gimana kalau hari ini kita nonton film bareng aja di rumah? Kamu pilih film, aku siapin camilannya.”

Charlotte berpikir sebentar lalu mengangguk. “Oke, kedengarannya menyenangkan. Tapi jangan terlalu terbiasa ya jadi manja seperti ini.” Ucapnya setengah bercanda, sambil mencubit pelan pipi Reyga.

Hari itu, Reyga benar-benar bersikap manja sepanjang waktu. Saat menonton film, ia berbaring di sofa sambil meletakkan kepalanya di pangkuan Charlotte, meminta Charlotte membelainya seperti seorang anak kecil yang ingin diperhatikan. Sesekali Reyga akan menggumamkan pujian manis atau berbisik betapa bersyukurnya dia memiliki Charlotte di sisinya. Sifat manjanya membuat suasana menjadi ringan dan penuh tawa.

Saat sore tiba, Reyga bahkan meminta Charlotte untuk menyuapinya ketika mereka makan camilan. “Cuma hari ini aja, please?” Katanya dengan nada manja, yang membuat Charlotte kembali tertawa.

“Ternyata suamiku ini bisa juga jadi seperti anak kecil, ya.” Kata Charlotte sambil menyuapi Reyga dengan lembut. “Tapi hanya untuk hari ini, lho. Besok kamu harus kembali jadi Reyga yang tangguh.”

Reyga mengangguk setuju, meskipun jelas ia menikmati perhatian ekstra itu. “Setuju, tapi sekali-sekali aku juga boleh kan manja-manja sama istriku yang cantik ini?” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Charlotte menghela napas, masih dengan senyum di wajahnya. “Boleh, tapi jangan keterusan ya,” Jawabnya dengan nada penuh kasih.

Malam itu, setelah seharian bersantai, mereka kembali berbicara tentang banyak hal tentang masa depan, tentang keluarga, dan tentang cinta mereka yang semakin dalam. Charlotte menyadari bahwa terkadang Reyga butuh dimanja, dan meskipun biasanya ia adalah sosok yang dewasa dan tenang, ada kalanya ia ingin merasa dimanja oleh wanita yang dicintainya.

Ketika Reyga dan Charlotte sedang menikmati waktu santai mereka dengan menonton film di ruang tamu, tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu depan. Reyga mengerutkan kening, merasa terganggu. “Siapa sih yang datang malam-malam begini?” Gumamnya sambil bangkit dari sofa dengan enggan.

Saat membuka pintu, ia mendapati dua sahabat lamanya, Alfarizi dan Devan, berdiri di sana dengan senyum lebar di wajah mereka. Keduanya langsung masuk tanpa basa-basi, seperti biasa, membuat Reyga mengerang pelan. Mereka adalah teman-teman dekat Reyga sejak kecil, dan meskipun Reyga selalu senang melihat mereka, kali ini waktunya tidak tepat.

HEY CHARLOTTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang