Gita terdiam menatap malas ke arah dua orang yang asik berdebat memilih tempat untuk melakukan kerja kelompok.
Indah dan Oniel dengan dua pemikiran nya yang berbeda, Oniel dengan Cafe yang memiliki live music nya dan Indah yang menyukai Cafe yang sunyi dan damai.
Sedangkan Gita hanya bisa menyimak karena pilihannya yang sudah di tolak mentah-mentah oleh mereka, perpustakaan adalah pilihan terburuk bagi mereka berdua.
Mengerjakan tugas dengan dikelilingi berbagai buku yang membuat otak mereka sesak lalu tanpa bisa berisik dan bergosip bahkan tanpa minuman dan cemilan. Bisa-bisa mereka mati kebosanan disana.
Gita mengernyit kan rahangnya, dirinya sudah membuang banyak waktu hanya untuk melihat mereka berdebat. Segera dirinya meraih totebag nya dan berlalu keluar dari kelas yang sudah sepi itu.
Oniel dan Indah langsung terdiam melihat nya. "Elu sih Ndah si Gita pundung kan, Cafe di seberang kampus kan enak deket kagak perlu perjalanan jauh." Kesal Oniel.
Indah mendelik tajam. "Kok aku sih?! Berisik tau Onyil Cafe kesukaan mu itu. Emangnya kamu bisa ngerjain tugas sambil jedag jedug gitu? Lagian Cafe yang aku rekomenin ga sejauh itu ya gausah alay deh!"
Mereka berdua ini malah asik melanjutkan perdebatan nya tanpa berniat menghentikan Gita yang sudah hilang entah kemana.
Gita berjalan dengan malas di lorong kampus yang sudah lumayan sepi, membiarkan dua orang itu di kelas berdua melakukan perdebatan yang selalu tidak akan ada akhirnya dan berakhir dengan mengerjakan tugas di kost nya.
Jadi Gita lebih baik pulang dan menunggu mereka datang ke kost.
Saat sedang asik berjalan menuju parkiran.
Tiba-tiba jalan nya dihadang oleh Shani Indira si gadis gila itu, membuat Gita menghela nafas nya kasar. Apalagi kali ini yang akan dilakukan kating nya ini.
Setelah kemarin dirinya tiba-tiba di cium pipinya secara mendadak di keramaian kantin fakultas nya, membuat banyak orang histeris dan makin menaikkan hot topic tentang dirinya di base kampus nya.
Shani membuka dua tangannya lebar-lebar dan berlari menghampiri Gita dengan bahagia. "Selamat sore Gita cantik!" Sedetik kemudian Gita sudah berada dipelukan Shani membuat banyak mata mengarah ke mereka lagi dan lagi.
Gita mendorong kasar tubuh Shani yang masih nyaman merengkuh nya hingga terlepas. Membuat bibir Shani cemberut. "Ih kok di dorong sih! Aku butuh pelukan dari kamu Gita, hari ini aku capek banget habis dihadepin ujian dadakan deh." Shani kembali membuka kedua tangannya lebar-lebar, "peluk sekali lagi boleh?" Tanyanya kali ini.
Gita mendengus kesal. "Ngga! Peluk aja kak Jinan kan bisa." Jawabnya dan berlalu meninggalkan Shani yang masih asik merentangkan dua tangannya yang di tolak.
"Kalau peluk dia bisa-bisa aku di tonjok tau!" Jawabnya dengan suara sedikit keras karena jarak Gita yang sudah menjauh.
Gita membalikkan badannya dan memberi tatapan tajam ke arah Shani yang sangat berisik itu. Sedangkan Shani langsung tersenyum cengir tanpa berdosa.
Shani menyusul Gita dan segera menautkan lengannya ke lengan Gita. "Nebeng ya Gita! Mobil aku di pinjem Jinan buat riset tugas sama temennya."
"Pesen ojek aja."
"Ih masa kamu biarin cewek secantik ini naik ojek sama orang asing sih? Nanti kalau aku diculik gimana? Kamu ga sedih emangnya?" Dramatis Shani.
"Alay banget." Ketus Gita mencoba melepaskan tautan lengan Shani.
Diam-diam tangan Shani merogoh tas Gita dan mencari letak kunci mobil yang selalu berada di resleting terkecil di bagian belakang.
Dapat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup itu Luka
FanfictionHidup susah mati pun tidak di ijinkan. "Ma, sebenarnya Gita hidup untuk apa?" ⚠️Content Warning ⚠️