Gita meregangkan otot-otot bahunya yang terasa tegang, melirik sekitar perpustakaan yang sudah kosong, hanya ada dirinya dan petugas perpus saja yang sedang asik membersihkan rak buku.
Sudah jam 9 malam pantas saja sudah sepi.
Gita segera merapikan barang nya dan berlalu keluar, mengecek HP nya yang memiliki banyak pesan masuk dari kakaknya.
Juga Shani.
Kating gajelas
Gitaaa sayang ayo kita pulang bareng.
Aku ga ada kendaraan nih, sedih banget deh.
Aku habis ketemu orang cantik tau Gita! Mau lihat ga?
Lalu Gita mengunduh satu gambar yang dikirim Shani, menampilkan foto dirinya yang sedang fokus membaca tadi.
Gita ingat kalau Shani tadi menghampiri nya di perpustakaan, tapi entah kemana perginya kating itu. Biarlah masa bodo juga pasti Shani sudah pulang duluan.
Baru saja Gita memikirkan itu, dirinya sudah melihat sosok gadis yang sedang terduduk sambil melambai kan tangannya dengan penuh senyuman di sebelah mobilnya, asik menenteng sebungkus pentol.
"Gita! Udah selesai?" Tanya Shani dengan penuh senyuman tapi terlihat jelas wajahnya menunjukkan rasa lelah dan kantuk.
Gita melirik gadis disamping Shani, itu Eli. Teman satu kost nya yang entah mengapa selalu jutek kepada dirinya.
"Lah Kak, jadi maksud temen lu itu si cewe ini?!" Selidik Eli kesal.
Shani mencubit pelan lengan Eli. "Gita namanya Eli ih! Emang kenapa sih?!"
Eli berdecak kesal. "Tau gitu gue pulang sendiri dari tadi kak."
"Gaboleh gitu ih! Masa kamu mau ninggalin cewe cantik ini sendirian juga tadi."
Shani kini berganti menatap Gita yang terlihat bingung. "Ayo pulang Gita! Eli juga nebeng ya."
Gita menatap sekilas Eli yang masih bersedekap dada dengan kesal itu. "Terserah, kalau dia nya gamau jangan masuk mobil aku." Gita berlalu dan masuk ke mobil nya.
Shani tersenyum senang, dirinya benar-benar lelah dan untungnya tak ada perdebatan diantara mereka berdua ini. "Ayo Eli." Shani menggandeng tangan Eli dan menyuruhnya duduk di kursi belakang.
Perjalanan pulang kali ini di selimuti keheningan, mereka sudah terlalu lelah dengan semua kegiatan hari ini.
Eli yang asik memainkan HP nya dan Shani di sebelahnya terlihat memejamkan matanya, tidak ada kebrisikan yang keluar dari mulutnya.
15 menit berlalu dan kini mereka sudah sampai.
"Thanks." Ucap Eli singkat dan segera keluar dari mobil.
Gita melirik kepergian Eli dari spion mobilnya dan dengan cepat menyusul nya.
"Kak!" Panggil Gita membuat Eli menoleh dengan wajah bertanya-tanya.
"Gue?" Tunjuk Eli pada dirinya sendiri.
Gita menjulurkan dua lembar uang berwarna merah ke hadapan Eli. "Buat apa?!" Tanya Eli dengan bingung.
"Kata kak Jinan obat kemarin punya and-- kamu." Gita tergagap bingung, "makasih buat obatnya, ini aku ganti."
Eli menatap uang di tangan Gita tanpa berniat mengambilnya. "Gue ga butuh duid lu, apa-apa pasti lu tipe yang nyelesain masalah pake duid ya."
Gita berdecak kesal, tidak bisa kah gadis didepannya ini mengambil saja uang nya dan masalah pun beres tidak perlu panjang lebar seperti ini.
"Maksud nya?! Saya cuman berniat membalas kebaikan anda, kenapa sih?!" Gita yang sudah terlalu lelah pun tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup itu Luka
FanfictionHidup susah mati pun tidak di ijinkan. "Ma, sebenarnya Gita hidup untuk apa?" ⚠️Content Warning ⚠️