BAB 16

1K 122 6
                                        

Semenjak dari taman kota saat itu Gita benar-benar tidak lagi mendapatkan gangguan dan segala perhatian dari seorang Shani.

Bahkan dirinya sudah jarang melihat Shani, Gita yang selalu bergadang untuk belajar selalu memergoki kating nya itu pulang pada pagi dini hari atau bahkan tidak pulang.

Dan Shani selalu melewati nya begitu saja tak ada pelukan atau sejenis lainnya lagi, hanya ada sapaan singkat dan berlalu dengan kegiatan masing-masing.

Ada perasaan aneh yang menghinggapi diri Gita, dirinya amat bertanya-tanya ada apa gerangan atas perubah sikap Shani sekarang.

Tapi meski begitu masih ada seorang Kathrina yang terus-terusan menempel kepada dirinya, tak ada Shani maka ada Kathrina yang harus diladeni.

Seperti sekarang Gita sedang menemani Kathrina yang meminta untuk membantu dirinya mengerjakan tugas fisika nya.

Jika tak di turuti gadis itu akan tantrum dan membuat kepala Gita makin pusing.

Dengan di temani suara televisi ruang tamu, Gita mengajari Kathrina dengan perlahan dan baik agar gadis berisik itu bisa paham dengan cepat tanpa harus dirinya ulangi berkali-kali.

Tetapi Kathrina justru hanya fokus kepada muka ayu Gita yang memakai kacamata nya. "Kak Gita cantik banget deh." Ucapnya sambil menangkup dagu dengan tangannya.

Gita mendelik tajam. "Kamu ini dengerin aku ngga sih daritadi?!" Kesal Gita.

Kathrina mengangguk cepat. "Dengerin kok, suaranya kak Gita bikin candu soalnya."

Gita memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, badannya terasa sedikit tidak enak tetapi masih harus meladeni cewek di sampingnya ini.

Segera Gita menghela nafasnya dengan kasar dan menutup buku pelajaran milik Kathrina. "Udah aku tulis rumus-rumus buat kamu, selesaikan sendiri aku capek." Dan segera beranjak pergi menuju kamarnya tanpa menghiraukan rengekan seorang Kathrina.

Gita mendudukkan dirinya di pinggir kasur nya, merasakan pening yang tiba-tiba makin melanda kepala nya.

Oniel yang berada di kasurnya asik dengan game nya pun menatap Gita dengan khawatir. "Kenapa Gits?" Tanya Oniel yang melihat Gita memijat pelipisnya dengan kasar.

Gita menatap Oniel dan memberinya gelengan kepala. "Gapapa, kamu udah ngerjain makalah buat besok?" Tanya nya sambil beralih duduk ke meja belajarnya.

Oniel mengacungkan jempol nya. "Aman udah."

Sedangkan Gita hanya mengernyit heran, kapan temannya itu mengerjakan tugas padahal jika dilihat Oniel selalu sibuk dengan HP nya. "Joki lagi?"

Oniel segera memberi senyuman lebar. "Baru juga gue joki 3 kali etdah, kayak udah sering aja gue joki."

Gita hanya bisa menatap jengah temannya itu dan melanjutkan sesi belajar nya.

"Istirahat sehari dulu kali Git, lu ga capek belajar mulu?" Ucap Oniel sambil mematikan HP nya dan fokus memperhatikan Gita yang sedikit terlihat lelah.

Gita semakin kesini semakin gila dengan kegiatan belajar nya, seperti tidak ada hentinya Oniel melihat Gita duduk seharian dengan berbagai buku nya.

"Udah diem gausah urusin aku, lanjutin aja game mu itu!" Jawab Gita dengan acuh.

Sejujurnya jika ditanya seperti itu jelas Gita ingin mengakui bahwa dirinya amat sangat lelah harus belajar dan memahami berbagai materi yang cukup asing di otaknya, hukum bukanlah impian nya.

Dan karena itulah Gita sedikit susah untuk memahami berbagai materi nya, dirinya sedikit tertekan untuk mengejar materi baru dalam hidupnya ini, jadi mau tidak mau Gita harus bisa memahami materi yang sangat asing ini agar tidak mempermalukan nilai nya lagi seperti kemarin.

Hidup itu LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang