Everything would be easier if we had courage.

379 47 0
                                    

Hari mulai malam namun Ravina belum bisa menemukan Kaspia. Tidak lama Dao mengubungi Ravina, sebelumnya Ravina meminta Dao untuk meminta bantuan kekasih Dao yang berprofesi sebagai polisi dan melihat cctv jalan yang bisa menangkap pergerakan Kaspia sebelum tidak bisa dihubungi.

Telpon
Dao : Vin, lu jangan panik, tapi di cctv Kaspia lagi ada di jembatan Taksin.
Ravina : HAh?! Gue langsung kesana. Thanks Dao.

Ravina langsung menancap gas mobilnya menuju jembatan Taksin. Tidak butuh waktu lama dia sampai di ujung jembatan. Ravina melihat Kaspia yang sedang berdiri dibibir jembatan, dia langsung berlari dan sesekali memanggil Kaspia. Namun karena suara bising kendaran Kaspia tidak bisa mendengar Ravina.

Ravina : *Berlari menuju Kaspia* Nong orm!!!! ORM!!!!

Sampai berjarak sekiar 100 meter dan lebih dekat lagi Kaspia akhirnya bisa mendengar teriakan Ravina.

Kaspia : phi ling? *menoleh ke arah Ravina*
Ravina : *berjalan melambat* nong orm kemarilah. Mari pulang bersama eum?
Kaspia : Apa yang dia lakukan disini, dia bahkan mengusirku dari hidupnya *gerutunya*
Ravina : Nong orm dengar phi minta maaf. Kemarilah *mengulurkan tanganya*
Kaspia : Pergilah, aku masih ingin disini.

Ravina yang berjalan lambat sampai didekat Kaspia dia langsung memegang tangannga, Ravina memarahi Kaspia karena membuatnya khawatir.

Ravina : Apa yang kau lakukan disini?! *teriaknya*
Kaspia : *menepis tangan Ravina* Aku yang harusnya nanya, peduli apa phi hah?
Ravina : Ayo pergi dari sini *menyeret tangan Kaspia*
Kaspia : *melepaskan genggaman Ravina* stop phi jangan menggangguku. Ini tidak seperti yang phi bayangkan, aku hanya sedang bersantai. Aku sedang mencoba melupakan phi.
Ravina : *Menangis* apa tempat ini seperti tempat bersantai untuk mu?!!

Ravina tidak bisa lagi menahan air matanya, dia marah namun juga khawatir terhadap Kaspia. Dia juga ketakutan karena Kaspia mematikan ponselnya sama seperti kejadian 5 tahun lalu saat Kaspia meninggalkan Ravina.

Kaspia tidak jauh berbeda dia menjawab semua perkataan Ravina dengan air matanya yang terus bercucuran.

Kaspia : Oh ini satu-satunya tempat bersantai yang bisa aku kunjungi sekarang. Phi pikir aku bisa bersantai dan mencoba melupakan phi di tempat-tempat yang pernah kita kunjungi bersama?!!
Ravina : Kau tau, kau membuat semua orang khawatir. Kau membuatku khawatir, ponselmu tidak bisa dihubungi!
Kaspia : Berhenti mengkawatirkanku jika phi masih ingin mengusirku dari hidupmu.! Phi pikir ini mudah bagiku? 5 tahun lalu phi pikir hanya phi yang menderita? Phi selalu bertanya alasan aku tidak menghubungimu lagi, hari itu phi tidak menerima telponku aku berusaha menemui phi sebelum pergi, tapi apa?! Aku melihat phi sedang berpelukan dengan lelaki. Setelah bertemu kembali aku sudah berusaha untuk menghindar tapi phi bersikeras mendekatiku, dan sekarang setelah semuanya phi yang memintaku untuk menghindari phi kembali. Apa menurutmu itu mudah untuk ku?
Ravina : *memeluk Kaspia* Maafin phi, phi bodoh. Maafin phi ya. Sekarang kita pulang ya, jangan disini. Phi minta maaf.

Mereka berdua terus menangis terutama Kaspia yang mengatakan semuanya kali ini.

Kaspia : *melepaskan pelukan Ravina* Tidak phi. Aku akan mengatakannya dengan jujur, mungkin ini akan membuat phi lebih ingin meninggalkanku dan menganggapku aneh. Phi tau kenapa aku memilih menghindar? karena aku tidak pernah menganggap phi sebagai kakaku. Aku menyukai phi lebih dari seorang kakak. Aku menyukai phi dulu hingga sekarang. Jadi aku minta tolong tinggalkan aku, aku akan berusaha melupakan phi jika itu mau phi.

Ravina yang mendengar itu terkejut dengan pengakuan Kaspia dan menyadari bahwa selama ini mereka berdua menyimpan perasaan yang sama.
Belum kering mulut Kaspia yang mengatakan semua perasaannya tiba-tiba..

GROW UP 👭GETHERWhere stories live. Discover now