Jleb!
Craashh!
"Aarghh!" Lewis berteriak kesakitan saat pisau itu bergerak dari perut ke bahu kirinya.
Ia memang sudah menduga kalau tuannya akan melakukan hal ini. Tapi ada satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Lewis.
Dengan gerakan cepat, pria yang duduk sedari tadi. Berdiri dan menendang perut Lewis dengan kuat.
Lewis terpental jauh ke dinding di depan si tuan. Tulang belakangnya serasa ada yang patah. Pria itu membuang pisau yang digunakan untuk melukai Lewis.
Kejadiannya begitu singkat, Cakra kesulitan untuk memproses apa yang terjadi. 'Eh, Lewis?'
Matanya membelalak seketika, ketika menyadari Lewis sudah tidak bergerak. 'B-bro pasti kesal karna kerja Lewis ga becus. Iya, pasti karna itu.'
Rasa percaya diri Cakra kembali, meski ia gemetaran. 'N-ngapain gue takut, gue udah ngalahin Rache. Bro pasti ga akan bunuh gue kan.'
Cakra merinding saat tuannya berbalik. Dia kembali terkejut dan tidak percaya.
"K-kenapa..." Cakra gemetar hebat hingga sulit untuk bicara.
Tuannya menyeringai, "Ada apa Cakra? Bukankah kau yang mengalahkan Rache."
"T-tapi tadi... L-Lewis.." Cakra melihat Rache yang tergeletak, ia memperhatikan wajah Rache.
Dengan kaki gemetar dirinya berjalan mundur ke belakang. "M-mustahil.., Rache..."
Cakra semakin ketakutan saat 'tuannya' melangkah maju. "B-bagaimana... kau.." Cakra bahkan tidak sadar kalau cara bicaranya berubah.
'Pria' itu semakin melebarkan senyumnya. Senyum yang menurut Cakra sangat menyeramkan.
"Kau tidak perlu takut Cakra. Saya hanya membutuhkan pembuktian. Karena—" Dia mengeluarkan benda yang membuat Cakra sangat sangat sangat ketakutan.
'Pistol?!' Mata Cakra membelalak, langkahnya semakin cepat ke belakang. "Gak. Gue ga mau mati. GUE GAK MAU MATI!!!"
Cakra memutar badannya dan berlari kencang. Berpikir kalau dirinya bisa kabur dari sosok yang akan menjadi malaikat mautnya.
"—Kau kan yang membunuhku."
Bruk!
Belum jauh ia berlari, Cakra langsung ambruk ke lantai, dengan lutut sebagai penumpu.
"Loh? Gue... kenapa?" Di tengah kebingungannya, Cakra seperti mendengar suara tetesan air.
Tes
Cakra menatap air merah yang menetes dari tubuhnya. Baru ia menyadari, kalau itu bukan air melainkan darahnya sendiri.
"AARGHHH!!" Cakra merasakan sakit yang teramat dari sekujur tubuhnya. Dia ambruk sepenuhnya, meringkuk kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
꧁༒༺ 𝕆𝕦𝕣 𝕃𝕚𝕥𝕥𝕝𝕖 𝕊𝕚𝕤𝕥𝕖𝕣 ༻༒꧂ || 𝙏𝙉𝙁 𝙭 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧
Fanfiction𝑻𝒐𝒌𝒚𝒐 𝑵𝒐𝒊𝒓 𝑭𝒂𝒎𝒊𝒍𝒊𝒂 𝒙 𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆! 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓 Gadis kecil yang selalu dikenal dengan keramahan dan keimutannya. Hampir semua orang di Kota mengenal dirinya. "Selamat pagi Kakak." Dia yang selalu memanggil orang lain Kakak, membuat...