11 - Di Luar Script!

1K 148 1
                                    

"Singkatnya polisi datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Singkatnya polisi datang. Dan mereka langsung geledah bangunan itu. Terus aku sama Viona dikasih izin buat memberikan pertolongan pertama ke dua orang itu. Lalu kepolisian nyuruh aku sama Viona buat kembali ke rumah sakit, untuk menyiapkan ruangan operasi buat pengangkatan peluru. Tamat." Pak Sui lega akhirnya dia bisa menyelesaikan ceritanya. Bicara panjang lebar tentu sangat melelahkan.

Sui meraih handphone-nya di kantong, membuka galeri, lalu memberikannya pada Rion. "Itu foto bukti-bukti yang aku ambil semalam. Bisa dilihat ada apa aja, aku mau ambil minum dulu." Ucap pak Sui berlalu pergi ke arah dapur.

Beberapa anak mengerubungi Rion, penasaran dengan foto yang ada di hp pak Sui. Merasa tak nyaman dengan kehadiran anaknya yang mengelilingi. Rion lantas memberikan handphone itu pada anaknya. "Nih kalian liat dulu. Gantian, ga usah rebutan. Kalo udah kasih ke gue."

Echi yang paling awal mengambil handphone pak Sui. Mereka menuruti permintaan Rion untuk melihat secara bergantian.

Hp itu terus berpindah dari tangan ke tangan. Di tengah kegiatan itu, pak Sui datang dengan membawa tabung kecil di tangannya. Sepertinya mereka tidak menyadari keberadaan tabung itu.

Caine yang terakhir memegang hp pak Sui, ia lalu memberikannya pada Rion. Jari Rion menggeser layar, mengamati tiap foto yang tersimpan di galeri.

Foto pertama ada jejak kaki yang sempat pak Sui ceritakan. Foto kedua terpampang seorang pemuda yang sedang meringkuk, dengan kolam darah yang mengelilinginya. Jika di zoom, akan terlihat bekas luka tembakan di dahinya. Difoto ketiga ada sebuah pisau yang berlumuran darah. Hanya pisau biasa, tak ada yang istimewa. Pada foto keempat terlihat pemuda yang terkapar, tembok di belakang pemuda itu sedikit retak. Darah menggenang mengelilingi tubuh si pemuda.

Rion melirik tangan kanan pemuda itu, berharap bisa melihat kode yang dimaksud pak Sui. Samar, pencahayaannya kurang. Jarinya lanjut menggeser layar. Sekarang dia baru melihatnya.

Foto kelima, tangan kanan pemuda itu terlihat dengan jelas. Dia tidak mengetahui artinya, hanya memperhatikan sebentar lalu kembali menggeser layar. Foto keenam hanya terlihat sebuah kursi, bisa dipastikan kalau itu kursi mahal. Untuk sekarang foto kursi itu tidak terlalu berguna, tapi tidak tahu ke depannya.

Sekarang tersisa foto terakhir yang pak Sui ambil. Di dalam foto itu berisi.., genangan darah? Rion mengernyit bingung, foto terakhir menurutnya agak aneh. Dia lalu menunjukkannya pada Sui.

"Apa ni Pak Sui, darah?" Pak Sui melihat ke layar hp. "Itu bukan darah Rion. Di kamera kayaknya gak kelihatan. Tapi kalo dilihat secara langsung, sebenarnya cairan itu sedikit berasap. Jadi aku ragu kalo itu darah. Pas ku foto, cairannya masih banyak, aku juga sempat ambil sampelnya. Pencahayaan di sana kurang bagus. Bisa ku pastiin Viona gak liat cairan itu. Entah dia yang terlalu fokus sama pasien, atau dia kurang teliti."

Pak Sui memberikan tabung sampel digenggamannya pada Rion. "Untung aku sempat ambil sampelnya. Karena pas ku lihat lagi, cairan itu udah hilang. Syukurnya sampel yang ku ambil masih bisa selamat. Teoriku, cairan itu menguap kalo terkena udara luar."

꧁༒༺ 𝕆𝕦𝕣 𝕃𝕚𝕥𝕥𝕝𝕖 𝕊𝕚𝕤𝕥𝕖𝕣 ༻༒꧂  || 𝙏𝙉𝙁 𝙭 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang