“Perhatian semua!”, seru Arum yang berdiri di ambang pintu disertai tepukan tangan, membuat beberapa stafnya menatap ke arahnya.
“Jangan pada pulang dulu yaa. Kita mau ke rumah Pak Hendra. Minggu kemarin kan kita diundang ke acara akikahan anaknya Pak Hendra”
Semuanya mengangguk serentak. “Iyaa Mbak”
“Ntar kita perginya barengan aja naik mobil saya, sama—". Arum menatap salah satu karyawan laki-laki di pojok kanan ruangan. “mobil Naufal. Mobil kamu yaa, Fal”
Lelaki itu langsung berdiri dari duduknya lalu menatap Arum kikuk.
“Saya lagi gak bawa mobil, Mbak. Mobil saya lagi masuk bengkel”
“Lah?! Nabrak lagi kamu, Fal?”
Lelaki itu cengengesan karena atasannya itu menebak alasannya dengan benar. “Hehehe iyaaa Mbak”
“Mobil saya aja deh, Mbak”, usul seorang wanita yang duduk tepat di depan Nova.
Arum lantas menoleh menatap wanita itu. “Ok! Naik mobil Melati. Ntar cewek-cewek naik mobil saya dan yang cowok-cowok naik mobilnya Melati. Tapi jangan Naufal yang nyetir yaaa”
Arum sedikit tertawa menatap lelaki bernama Naufal itu.
“Saya tunggu kalian semua di parkiran bawah”
Setelah mengakhiri pekerjaan sore itu, semua divisi HRD berkumpul di parkiran basement perusahaan sesuai dengan instruksi Arum. Mereka semua pergi dengan mengendarai dua mobil. Mobil Arum dan Melati, salah satu staf HRD sekaligus bawahan Arum di divisi perusahaan.
Mobil Arum melaju lebih dulu meninggalkan kantor perusahaan.
“Saya masih gak nyangka sama Pak Hendra, umur udah hampir kepala lima masih kuat punya bayi”, celetuk Arum sambil terkekeh pelan membuat Salina langsung menatap ke arah Arum yang duduk tepat di depannya. Ia terkejut karena wanita yang sedang sibuk menyetir itu malah sempat-sempatnya membahas dirut perusahaan mereka.
“Masih dipercaya sama Tuhan buat ngurusin anak berarti, Mbak”, sahut Melati tiba-tiba.
“Usia boleh tua tapi stamina masih on terus itu”
Semua yang berada di dalam mobil sontak tertawa mendengar ucapan Nova, kecuali Salina yang malah mencubit lengan Nova sambil melirik tajam.
“Tapi anaknya Pak Hendra yang pertama itu udah besar kan ya?”, tanya Intan, salah satu staf HRD juga.
Arum tersenyum sambil menatap spion depannya untuk melirik Intan yang duduk di belakang tepat di samping Salina.
“Iyaa Tan. Udah besar banget, lagi kuliah kedokteran dan sudah masuk semester dua”
Semuanya hanya manggut-manggut mendengar ucapan Arum.
Hampir setengah jam berkendara iring-iringan mobil staf divisi HRD itu akhirnya memasuki sebuah kawasan perumahan elit. Arum langsung memarkirkan mobilnya di sebuah taman yang memang sudah ditunjuk untuk parkiran sementara. Kemudian satu persatu dari mereka turun dari dalam mobil.
Mereka semua memandang takjub dengan rumah Pak Hendra yang sangat besar dan memiliki pekarangan yang cukup luas.
“Ini gue perlu kerja berapa tahun lagi buat ngumpulin uang biar bisa ke beli rumah kaya begini yaa?”, bisik Nova pada Salina tepat saat mereka tengah mengantri untuk mengambil hidangan makanan.
“Kerja seumur hidup pun kayanya gak bakalan ke beli sama kita Nov”
Nova hanya manggut-manggut sambil masih mengedarkan pandangannya pada sekeliling rumah Pak Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentas Cinta (On Going)
FanfictionPentas cinta adalah sebuah pertunjukkan yang menampilkan sebuah sandiwara cinta yang terpaksa dilakukan oleh seorang wanita demi membatalkan keinginan ayahnya yang terus memintanya untuk segera menikah. Akan tetapi semua rencana yang telah disusun s...