Cemburu

1.6K 236 52
                                    

Derup langkahnya cepat, nafasnya terengah-engah, wajahnya sudah memerah. Wajar saja ia berlari dari halte bus Trans Jakarta menuju Rumah Sakit dengan jarak 800 meter, belum lagi ia harus masuk dari gerbang hingga loker penyimpanan yang cukup jauh.

Qiya sudah telat 15 menit, tentu karena alasan. Perjalanannya harus tertahan karena terjadi kecelakaan di jalur bus Trans Jakarta itu sendiri.

"Qiya!" Panggil seseorang yang Qiya semakin yakin jika akan terkena omel.

"Iya dok" balas Qiya ketika Raffa melihat jam ditangan kirinya dan menatap Qiya dari atas sampe bawah.

"Telat 15 menit" ucap Raffa

"Maaf dok" ucap Qiya yang sudah menunduk

"Lain kali denger kata suami, engga usah ke toko!" Ucap Raffa singkat namun dapat menarik perhatian Qiya untuk menatapnya. Tatapan bingung tergambar dari Qiya.

Ini serius suami gua balik jadi galak? Padahal notes nya jamet banget -batin Qiya

"Kenapa?" Tanya Raffa.

"Engga dok, saya permisi ya" pamit Qiya segera namun dengan cepat tangannya ditahan oleh Raffa.

"Kenapa dok?" Tanya Qiya.

"Mandi dulu! Saya udah izinin kamu telat 30 menit. Nih kunci loker saya, ada handuk dan baju ganti kamu" tutur Raffa

"Ko bisa punya baju ganti buat saya?" Tanya Qiya bingung

"Ukuran baju kamu sama saya kan sama, kamu pake aja kemeja saya terus tutupi pake jas putih karena kemejanya pendek. Cepet waktu kamu 10 menit" kata Raffa

"Lepasin dong tangan saya dok gimana mau cepet?" balas Qiya dan Raffa menyadari jika ia memang masih menggenggam lengan Qiya.

Hari ini jadwal Petter cukup banyak. Mulai dari jadwal di poliklinik pagi dan sore. Siang harus menangani beberapa pasien di ruang operasi, belum lagi visit dan harus memberikan kelas di kampus. Sedangkan Qiya mengambil jadwal sore yang paginya akan diisi temannya yang lain pada state dr. Petter. Dirinya sudah rapi dan bersiap masuk ke dalam poli. Ia benar-benar menggunakan kemeja sang suami yang berwarna biru navy tersebut. Kemejanya ia masukan ke dalam celana nya agar tak terlihat seperti kemeja pria.

"Qiya tolong ambil informed consent dari OK, saya mau serahkan kepada keluarga Tn. Endru" perintah Petter.

Pukul 4-6 sore ini merupakan jadwal poliklinik Petter. Qiya berjalan menuju ruang operasi tentu dengan diiringan gunjingan dari beberapa rekan sejawatnya karena pernikahannya dengan Raffa. Beberapa orang berspekulasi jika Qiya dan Raffa telah melakukan hal yang iya-iya ditambah kejadian sebelum Qiya masuk kelasnya Petter. Beruntungnya Qiya tak mempedulikan semua itu, ia sendiripun sudah biasa mendapatkan hal-hal tersebut.

"Kiw cewekk..." goda seseorang yang menghampiri Qiya

"Nando? Ngagetin gue aja!" Kesalnya

"Mau kemana si maniezzz" tanya Nando

"OK" balas Qiya singkat

"Buset gue ngelakuin apa sampe lo cuek bet gini si seng?" Tanya Nando

"Masih nanya?" Tanya Qiya

"Eh kenapa?"

"Lo kan yang nyebarin berita pernikahan gue sama dr. Raffa?" Tebak Qiya

"Hehehe ya abis gue cemburu, Qiy"

"Cemburu kenapa? Kan kita temen ko cemburu? Atau jangan-jangan lo suka sama ..." tebak Qiya namun dengan cepat Nando membalas

"Iya-iya gue suka. Suka banget Qiy" balas Nando

Bangsal TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang