Drupadi dan Subhadra

171 12 0
                                    

Hari ini,Subhadra berada di kamarnya,setelah melewati begitu banyak perjalanan yang menantang,dia kelelahan dan akhirnya pun tertidur.

•••

Keesokan harinya, seorang pelayan datang dan membangunkan Subhadra yang tengah tertidur pulas "salam tuan putri, Basudewa Khrisna memanggilmu" ucap pelayan itu.

Subhadra yang baru saja terbangun dari tidurnya itu mengangguk dan membiarkan pelayan itu pergi.

Dia membersihkan dirinya lalu setelah itu pergi ke kamar kakaknya yang tercinta itu.

"Ada apa Kaka?" Tanya Subhadra yang sudah duduk di tepi ranjang Khrisna "raja Drupada mengundang kita ke kerajaannya Subhadra" jawab Khrisna membuat Subhadra bingung.

"Lalu?"

"Raja Drupada mengundang beberapa kerajaan karena hari ini,di depan seluruh raja yang ada,dia akan melakukan upacara untuk mendapatkan seorang putra" jawab Khrisna "lalu untuk apa kau memberi tahuku kakak?" Tanya Subhadra heran.

Khrisna tersenyum dan duduk di samping Subhadra "karna kau harus ikut ke sana bersamaku,kau...akan menjadi peran penting di dalam peristiwa ini,kau yang akan menjadi bukti yang akan ku berikan kepada raja Drupada bahwa seorang anak perempuan itu bukanlah karma,namun berkat" Subhadra terdiam mendengar penjelasan kakak ya khrisna.

•••

Kini,seluruh raja yang di undang sedang menyaksikan upacara ini,upacara yang akan di lakukan oleh raja Drupada yang menginginkan seorang putra.

Pada saat api yang begitu tinggi ke atas menyala,keluarlah seorang laki-laki yang tampan dan gagah berani dari api tersebut.

Raja Drupada tersenyum senang sekaligus bangga "dialah putraku!,Drestadyumna" ucap raja Drupada mengumumkan bahwa dia kini memiliki seorang putra yang akan menjadi pangeran di kerajaan nya.

"Ayo putraku,kita akan merayakan kedatanganmu dengan para raja yang hadir di sini" ajak Drupada pada putra nya Drestadyumna.

Saat mereka berdua akan melangkah pergi,kata kata yang keluar dari mulut seorang pendeta membuat mereka berdua berhenti.

"Berhenti raja Drupada!!,kau masih akan memiliki seorang putri dari api suci ini!" Teriak pendeta itu,raja Drupada pun berbalik dan terlihatlah wajah yang marah "aku tidak membutuhkan anak perempuan!!,anak perempuan itu tidak berguna!!,mereka hanya akan menyusahkan,mereka tidak bisa berperang!" Tolak raja Drupada.

"Kau harus menerimanya raja!!" Teriak pendeta itu,namun Drupada tidak mendengarkan,dia dan putranya Drestadyumna tetap berjalan untuk pergi meninggalkan api suci yang masih menyala itu.

Tetapi, tiba-tiba saja Api yang tadi tenang,kini seperti api yang sedang marah,api itu meninggi membuat semua orang terperangah melihatnya.

Dua bola api tiba-tiba saja keluar dari api itu dan mencegat Drupada berjalan,melihat dua bola api yang mengelilingi, Drupada pun kebingungan.

Saat Drupada dan Drestadyumna berbalik,mereka pun terkejut saat melihat api yang setinggi itu "kembalikan raja Drupada!!, selesaikan upacara ini,atau para dewa akan marah padamu!!" Teriak pendeta pada Drupada.

Karna sudah geram, Drupada pun melangkahkan kakinya mendekat lagi pada api suci itu.

Dia mengambil sepiring pasir dan menumpahkannya pada api suci itu "aku berharap,putriku yang keluar dari api ini akan menjadi seorang yang penuh dengan kesedihan,hidupnya penuh tantangan,tetapi memiliki jiwa yang tegas!" Teriak nya pada api itu.

"Apa yang kau katakan raja Drupada? Kau ingin putrimu sendiri menderita?" Tanya pendeta itu tak habis Fikri "aku hanya menginginkan seorang putri yang bisa melewati berbagai tantangan!" Jawab Drupada.

"Dan satu lagi!" Tiba-tiba saja,petir mengkilat muncul di langit saat Drupada mengatakan itu "putriku ini,tidak akan pernah memiliki seorang anak!,tetapi dia akan memiliki seorang putra angkat yang memiliki hati buruk!" Ucapnya membuat suara gemuruh di langit.

Subhadra yang mendengarkannya begitu merasa sakit hati,apakah begitu bencinya seorang ayah ini kepada putrinya sendiri? Hingga dia menginginkan putrinya sendiri memiliki nasib yang buruk? Tanya Subhadra dalam benaknya.

Tak terasa air matanya menetes mendengar perkataan Drupada tadi, Khrisna yang hanya tersenyum saja melihat ini semua, langsung menatap adiknya yang menangis.

Dia mengangkat tangannya dan menghapus air mata Subhadra "jika kau memang kasihan pada wanita itu nanti,maka jadikanlah dia sahabatmu adikku" ucap Khrisna membuat Subhadra diam dan berfikir,ada benarnya juga kata Khrisna,bukan?

Setelah Drupada mengatakan semua itu,api suci itu tiba-tiba saja padam,membuat panchala tersenyum remeh "lihat,baru saja mendengar perkataan ku,putriku ini sudah menyerah" ucap Drupada meremehkan.

Drupada melangkah menjauh dari api bersama dengan putranya Drestadyumna,Subhadra melangkah mendekat kepada api yang baru saja padam.

Ia mengambil sepiring bunga berwarna merah dan menaburkannya pada tempat api suci itu berada "semoga,dia akan menjadi sahabat yang baik bagitu,anak yang patuh,juga istri yang baik bagi suaminya kelak" doanya pada api suci tersebut.

Dan tiba-tiba saja,keajaiban terjadi,api suci itu menyala kembali dengan tinggi yang sama seperti tadi,membuat Drupada berbalik dan terkejut saat melihat api itu hidup kembali.

Pendeta tersenyum melihat ini semua,sungguh putri Subhadra dan calon putri panchala akan menjadi wanita yang membawa keberuntungan.

Sebuah langkah kaki terdengar dari dalam api tersebut,terlihat lah kaki yang baru saja melangkah keluar dari api,di susul oleh kaki yang berikutnya.

Dan semua orang pun menyaksikan seorang wanita cantik keluar dari api suci,dia adalah Drupadi,Drupadi melangkah maju hingga sampai di hadapan ayahnya "sebagai seorang putri,sudah menjadi kewajiban baginya untuk meminta restu sang ayah" kata Drupadi dan dia pun hendak menyentuh kaki Drupada.

Namun sebelum tersentuh, Drupada memundurkan kakinya membuat Drupadi tidak jadi untuk menyentuh kakinya,Drupadi menunjukan raut wajah bertanya "tidak ada tempat bagimu di kakiku Drupadi" ucap Drupada yang sebenarnya menyakitkan di hati Drupadi,terapi Drupadi masih tetap tersenyum "jika aku memang tidak mendapatkan tempat di kakimu,maka di hatimu masih bisa ayah" ucap Drupadi dan langsung saja menyentuh kaki ayahnya.

Drupada hanya terdiam mendengar perkataan Drupadi,setelah itu,Drupada berjalan bersama Drestadyumna meninggalkan Drupadi sendiri.

Subhadra yang melihat itu segera menghampiri Drupadi dan memegang kedua bahunya "kau masih ada aku putri Drupadi" ucap Subhadra lembut membuat Drupadi tersenyum "apa kau Kakakku?" Tanya Drupadi dan Subhadra pun menggeleng "aku bukan keluarga mu,tapi sahabat mu" jawab Subhadra membuat Drupadi lagi-lagi tersenyum,mereka pun berpelukan "terimakasih putri_" ucapnya terpotong kala tak mengetahui nama Subhadra.

"Subhadra"

"Terimakasih putri Subhadra"

BERSAMBUNG

PUTRI SUBHADRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang