Takdir

64 10 0
                                    

Di kerajaan panchala,beberapa prajurit sedang di kumpulkan,karena akan adanya peperangan kedua setelah kerajaan panchala kalah kala itu.

Kini Drupada sudah memiliki seorang putra yang gagah berani yaitu Drestadyumna,jadi dia berfikir,bahwa jika mereka mengadakan peperangan kembali,kali ini,dialah yang akan menang.

Tapi,saat kereta yang membawa panchala berjalan,datanglah Khrisna, Khrisna tersenyum pada Drupada dengan dirinya yang berada di tengah jalan.

"Hei Khrisna!!,cepat kau pergi dari hadapanku!!" Teriak Drupada pada khrisna yang menghalangi jalan bagi kereta kuda nya.

"Raja Drupada,aku hanya ingin memberitahu mu,berhentilah berperang,itu akan membahayakan dirimu sendiri" teriak Khrisna membuat Drupada menggeram marah.

"Drestadyumna!!,tunjukan pada gembala sapi ini,apa yang bisa kau lakukan padanya" titah Drupada pada putranya Drestadyumna.

Drestadyumna dengan bangga berjalan kehadapan kereta kuda Drupada dengan busur panahnya.

Dia menarik tali busur itu dan munculah panah yang akan di tujukan pada Khrisna,sedangkan Khrisna hanya diam saja,dia tidak melakukan apapun.

Sementara Drupadi yang melihat kakaknya akan menyerang Khrisna,wajahnya terlihat panik,dia ingin menghentikan Drestadyumna namun dia tidak bisa apa-apa.

Drupadi hanya berharap,bahwa Drestadyumna tidak menyerang Khrisna hingga Khrisna marah.

Dan saat panah itu melayang pada Khrisna, tiba-tiba saja panah itu menghilang membuat Drupada dan Drestadyumna terkejut.

Drestadyumna mengulangi apa yang ia lakukan tadi,dan hasilnya tetap sama,panah itu lagi-lagi menghilang saat sudah di dekat Khrisna.

Khrisna tersenyum jail "raja Drupada,kau tidak perlu repot-repot menyerang ku hanya agar aku bisa pergi dari jalanmu,tapi kau hanya perlu mendengarkan kata-kata ku saja" ucap Khrisna membuat Drupada berfikir keras.

"Baiklah,katakan dengan cepat!" Ucap Drupada "terimalah putrimu Drupadi,lalu kau akan bahagia,itu saja" ucap Khrisna membuat Drupada mengepalkan tangannya.

"Membuang waktuku!!,memangnya kau siapa? Kau tidak usah repot-repot Ikut campur urusan keluarga ku pengembala!,kau tidak usah repot-repot menjunjung tinggi wanita!!,karna memang wanita hanyalah di kaki pria!" Ucap Drupada di susul oleh tawa nya yang menggelegar.

Khrisna tidak lagi tersenyum,namun dia masih bisa sabar "aku masih sabar raja Drupada,hal yang kecil ini bisa kau lakukan dengan mudah,kau hanya perlu meminta maaf pada putrimu dan menerimanya,itu saja!" Telat Khrisna di akhirat Kalimatnya.

Drupada lagi-lagi tertawa "hei Khrisna!,kau tidak usah mengurusi Drupadi,urusi saja adik mu itu,bisa saja,jika nanti dia tidak di perhatikan oleh mu,dia bisa menjadi seorang wanita peng-"

"DRUPADA!!!" teriak Khrisna menghentikan ucapan Drupada, mengejutkan Drestadyumna dan Drupadi,di susul oleh awan yang menggelap.

"Kau marah bukan? Kau marah jika aku mengurusi keluarga mu? Maka akupun begitu Khrisna!,akupun marah jika kau berani untuk ikut campur dalam urusan keluarga ku!" Ucap Drupada yang masih tidak ada rasa takut pada Khrisna.

"Oh ya!,aku lupa melanjutkan kata-kata ku tadi bukan? Bahwa...adikmu akan menjadi seorang wanita peng-" belum sempat Drupada menyelesaikan kata-katanya,dia lebih dulu ketakutan kala melihat chakra Sudarsana milik Khrisna ada di antara mereka.

"Inilah satu-satunya cara,agar kau bisa melihat putrimu Drupada" batin khrisna, sebenarnya dia masih sabar,namun jika dia terus di sini,mungkin saja Drupada akan mati karna terus mengatakan bahwa Subhadra adalah wanita penghibur.

Drupada turun dari kereta kudanya dengan gugup "k-khrisna!,kau j-jangan macam-macam!" Teriak Drupada dengan terbata-bata.

Tapi khrisna tak mendengarkan, chakra Sudarsana itu mulai melayang ke arah Drupada membuatnya tersungkur ke tanah.

Drupadi yang melihat itupun,segera berlari kepada ayahnya yang tentu saja di lihat oleh khrisna.

Saat sampai di depan ayahnya,Drupadi merentangkan tangannya seolah chakra Sudarsana itu tidak boleh menyentuh Drupada sedikitpun membuat Drupada terdiam.

Khrisna tersenyum dan menghilangkan chakra Sudarsana nya "itu yang kuharapkan" gumam khrisna,dan setelah itu,ia pun pergi meninggalkan Drupada,Drupadi dan Drestadyumna.

Drupadi berbalik dan memeluk ayahnya yang masih terduduk di tanah, Drupada baru saja menyadari,bahwa putrinya yang ia benci,rela kehilangan nyawanya demi ayahnya ini...

Secara sadar,Drupada membalas pelukan Drupadi dan mereka menangis di sana, Drestadyumna pun berlari dan ikut berpelukan bersama mereka.

•••

"Kau yakin Subhadra? Kuil itu sangat jauh" tanya Khrisna yang mendengar bahwa Subhadra akan pergi ke kuil Dewi Durga yang berada di dekat gunung Himalaya.

Subhadra mengangguk "aku yakin kakak,aku ingin berdoa dengan sungguh-sungguh" jawab Subhadra meyakinkan.

"Hanya dengan perlindungan 5 prajurit saja? Berjalan kaki? Apa kau benar-benar tidak ingin aku dan ka Balarama menemanimu?" Tanya Khrisna meyakinkan Subhadra.

Subhadra berdiri dari duduknya nya,dia menghampiri Khrisna dan memeluk kakaknya itu "aku yakin kakak,aku berjanji,akan pulang dengan keadaan baik-baik saja" lirih Subhadra dalam pelukan Khrisna.

Khrisna tersenyum seraya mengelus surai panjang Subhadra "dan aku berjanji,aku akan melindungi mu dari sini,aku juga berjanji,bahwa kau akan pulang dengan kabar baik" ucap Khrisna membuat Subhadra bingung namun tak difikirkan.

•••

Subhadra menyentuh kaki khrisna dan Balarama "aku berangkat ka Khrisna,ka Balarama" pamit Subhadra dan kedua kakaknya itu mengangguk sebagai jawaban.

"Pulanglah dengan selamat Subhadra" batin Balarama "kita lindungi dia dari jauh Kaka" batin Khrisna membuat Balarama mengangguk.

•••

"Arjuna,apa kau sudah pikirkan ini baik-baik? Kuil Dewi Durga yang berada di kaki gunung Himalaya itu sangat jauh nak" tanya Kunti khawatir saat mendengar putra ketiganya Arjuna,akan pergi berdoa ke kuil Dewi Durga di kaki gunung Himalaya dengan berjalan kaki saja.

Arjuna mengangguk "aku berjanji ibu,pada saat aku pulang,aku akan baik-baik saja" jawab Arjuna dengan raut wajah yang penuh keyakinan.

Yudistira menepuk pundak Arjuna "semoga kau pulang dengan kabar baik Arjuna" ucap Yudistira dengan harapan tinggi.

Arjuna menyentuh kaki sang ibu dan pamit untuk pergi.

•••

"Kabar baik akan datang,saat mereka bertemu" ucap Dewi Durga yang melihat dua kejadian tadi dari alam para dewa/Dewi.

Dewa Siwa pun tersenyum "takdir mereka begitu indah, Khrisna tau bagaimana cara agar mereka bisa bersatu" ucap dewa Siwa dan Dewi Durga pun mengangguk membenarkan.

BERSAMBUNG


PUTRI SUBHADRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang