01 - Permintaan Elena, poligami.

246 8 0
                                    

  Suasana di kediaman Dava dan Elena malam ini jauh lebih ramai dari biasanya, itu karena kedua orang tua Dava, Wildan dan Ayu sedang datang berkunjung, ditemani oleh Mayang, adik Wildan. Malam ini ketiganya akan menginap untuk memantau kondisi Elena yang dari hari ke hari semakin memburuk, membuat ketiganya sama-sama khawatir, sekaligus takut jika sesuatu yang buruk tiba-tiba terjadi.

  Setelah menikmati makan malam bersama, Dava langsung membawa Elena kembali ke kamar. Dava sempat melarang Elena untuk ikut makan malam bersama, tapi Elena memilih untuk makan malam bersama karena ingin menghargai kedatangan Wildan, Ayu, dan Mayang.

  Saat ini Elena tengah berbaring di tempat tidur. Matanya terus menatap ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Elena merubah posisinya ketika melihat kenop pintu bergerak turun.

  "Akhirnya Mas Dava keluar juga," ucap Elena dalam hati.

  "Mas."

  Dava baru saja keluar dari dalam kamar mandi ketika Elena memanggilnya. "Iya, ada apa, Sayang?" tanyanya sambil melangkah mendekati Elena.

  "Sini, duduk." Elena meminta Dava untuk duduk di sampingnya.

  Dava menaiki tempat tidur, lalu duduk tepat di samping kanan Elena.

  Elena meraih kedua telapak tangan Dava, menggenggamnya dengan erat.

  Dava balik menggenggam erat tangan Elena yang semakin lama semakin kurus. "Ya Allah, tolong sembuhkanlah istri hamba. Tolong angkat penyakitnya ya Allah," doanya dalam hati. Setiap hari Dava selalu bersama Elena, dan setiap hari juga Dava harus melihat perubahan fisik Elena. Elena yang awalnya sehat dan memiliki fisik bugar kini tampak kurus. Perubahan fisik Elena yang terbilang sangat drastis berhasil menyayat hati Dava.

  "Ada hal penting yang mau aku sampaikan."

  "Apa itu?" Dava menatap bingung Elena yang kini memasang raut wajah serius.

  "Aku mau, kamu menikah lagi, Mas." Akhirnya Elena memiliki keberanian untuk mengutarakan keinginannya. Kalimat tersebut sudah sejak lama ingin Elena ucapkan, dan menurut Elena, sekarang adalah hari yang tepat untuk memberi tahu Dava tentang keinginannya.

  Dava terkejut, saking terkejutnya, kedua matanya bahkan sampai melotot. "Kamu barusan bilang apa?" tanyanya memastikan.

  "Aku mau, kamu menikah lagi, Mas." Elena mengulang ucapannya kali ini dibarengi senyum tipis yang menghiasi wajah pucatnya.

  Jika Elena tersenyum tipis, maka lain halnya dengan Dava yang kini memasang raut wajah shock.

  "Kamu mau, Mas menikah lagi?" Tanya Dava sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.

  Elena mengangguk pelan. "Iya, Mas. Aku mau, kamu menikah lagi."

  "Apa kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan, Elena?" Tanpa sadar, Dava bertanya dengan nada tinggi.

  "Mas, aku sepenuhnya sadar dengan apa yang baru aja aku katakan." Elena menanggapi dengan lemah lembut.

  "Siapa orang yang sudah menghasut kamu untuk meminta Mas menikah lagi? Siapa? Cepat katakan!" Dava seketika berpikir kalau anggota keluarganya atau mungkin keluarga Elena ada yang meminta Elena supaya memintanya untuk menikah lagi.

  "Mas, aku enggak dihasut sama siapapun." Elena mencoba untuk meyakinkan Dava jika tidak ada satupun orang yang menghasut dirinya supaya meminta Dava menikah lagi.

  "Bohong!" Tanpa sadar, Dava membentak Elena diiringi deru nafasnya yang memburu, menandakan jika saat ini Dava sangat emosi.

  Bentakan Dava mengejutkan Elena. Saking terkejutnya, Elena bahkan sampai terperanjat.

Istri kedua sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang