25 - Flashback - Akibat jatuh cinta pada pria beristri.

51 2 3
                                    

  Elena baru saja duduk di depan meja rias begitu mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Elena menoleh ke samping, tersenyum tipis ketika melihat sang suami. "Mas," sapanya.

  "Iya, Sayang, kenapa?" Dava melangkah mendekati Elena. Dava memposisikan dirinya tepat di belakang Elena.

  "Hari ini kita jadi menjenguk Ibunya Nala?"

  "Tentu saja, Sayang. Nanti siang, setelah kita makan siang, kita akan menjenguk Ibunya Nala."

  "Ok, nanti siang aku pergi ke kantor kamu ya, Mas."

  "Iya, Sayang. Ya sudah, Mas mau siap-siap dulu ya." 

  "Iya, Mas."

  Dava pergi menuju walk in closet, sedangkan Elena melanjutkan kegiatannya merias diri. Elena selesai terlebih dahulu, dan Elena memutuskan untuk pergi ke kamar Reigan. 

  Sebelum memasuki kamar Reigan, Elena terlebih dahulu mengucap salam, dan ketika salamnya mendapatkan balasan dari Reigan, barulah Elena berani membuka pintu.

  "Sudah siap, Sayang?" Elena mendekati Reigan yang saat ini sedang memakai sepatu. 

  "Sudah, Bunda."

  "Ok, ayo kita sarapan." Elena mengulurkan tangan kanannya pada Reigan, lalu keduanya pun keluar dari kamar.

  Begitu Elena dan Reigan keluar dari kamar, keduanya bertemu Dava. Dava menghampiri istri juga anaknya, lalu mereka pun turun menuju lantai 1 menggunakan lift.

  Sama seperti hari-hari sebelumnya, Dava tetap akan terlebih dahulu mengantar Reigan pergi ke sekolah, sebelum akhirnya dirinya pergi ke kantor.

  Elena tidak akan pergi ke kantor Dava sekarang, tapi nanti, 1 jam sebelum jam makan siang tiba.

  Sementara itu di kediaman orang tua Nala.

  Nala baru saja keluar dari kamar mandi ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk sebanyak 3 kali oleh Mba Murni, art yang sudah hampir 1 tahun ini bekerja di kediaman orang tuanya.

  "Iya, sebentar," sahut Nala sambil melangkah menuju pintu kamar.

  "Ada apa, Mba?" tanya Nala begitu sudah berhadapan secara langsung dengan Mba Murni. 

  "Mba pikir Non Nala belum bangun." Biasanya sejak 15 menit yang lalu, Nala sudah keluar dari kamar untuk menikmati sarapan, jadi karena sejak 15 menit lalu Nala belum juga menunjukkan batang hidungnya, Murni memutuskan untuk pergi menemui Nala, takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Nala. 

  "Hari ini Nala enggak masuk kerja, Mba, jadi Nala belum sarapan deh." Biasanya setelah selesai melaksanakan kewajibannya, Nala akan sarapan terlebih dahulu sebelum bersiap-siap untuk pergi ke kantor. 

  "Loh, Non Nala libur?"

  "Iya, Mba. Hari ini Nala izin cuti. Kasihan Bapak di rumah sakit." 

  "Oh, Non Nala mau ke rumah sakit." 

  "Iya, Mba." 

  "Mba udah siapain makanan untuk Bapak, Non." 

  "Ya udah, biar sekalian Nala yang bawa. Mba mau ikut atau mau di rumah aja?" 

  "Mba ikut aja, Non." Ada banyak sekali barang yang harus di bawa ke rumah sakit, jadi Murni memutuskan untuk ikut. Tidak enak rasanya jika harus membiarkan Nala pergi sendiri ke rumah sakit, toh pekerjaannya di rumah juga sudah selesai.

  "Ya udah, kita ke rumah sakit sekarang aja." 

  "Non enggak sarapan dulu?"

  "Sarapannya nanti aja di rumah sakit, bareng sama Bapak. Mba udah sarapan atau belum? Kalau Mba belum sarapan, Mba sarapan dulu aja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri kedua sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang