19 - Pertemuan Elena dengan orang tua Nala.

34 3 0
                                    

  Dava sudah berangkat ke kantor, begitu juga Reigan yang sudah pergi bersekolah. Setelah keduanya pergi, Elena memutuskan untuk kembali ke kamar. Saat ini Elena sedang duduk termenung di sofa, kembali memikirkan tentang langkah apa yang selanjutnya harus ia ambil?

  Elena dikejutkan oleh suara notifikasi dari ponselnya yang tergeletak di meja. Elena meraih ponselnya, lalu membaca pesan dari Nala.

  Ada apa, Mba?

  Elena membalas pesan Nala, kali ini menanyakan tentang Hartono.

  Nala kembali membalas pesan Elena, memberi tahu Elena kalau saat ini Hartono ada di rumah sakit, bersama dirinya.

  Setelah membaca pesan balasan dari Nala, Elena segera bersiap-siap. Elena akan pergi ke rumah sakit, tapi kali ini bukan untuk menjenguk Nala, melainkan untuk menemui Hartono. Elena membuka pelan pintu kamar, lalu menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri,  setelah yakin jika tidak ada siapapun di luar kamarnya, barulah Elena berani melangkah keluar dari dalam kamar.

  "Semoga gue gak ketemu Bapak sama Ibu." Elena tidak akan memberi tahu Wildan dan Ayu kalau dirinya akan pergi ke luar untuk menemui Hartono. Elena takut kalau keduanya akan melarangnya pergi, apalagi jika tahu ia pergi untuk menemui orang tua Nala.

  Elena memilih turun menggunakan tangga. Elena takut akan bertemu Wildan dan Ayu atau bahkan bertemu keduanya jika turun menggunakan lift. Elena bernafas lega ketika melihat ruang keluarga dalam keadaan kosong, dan suasana di lantai satupun dalam keadaan sunyi sepi, membuatnya seketika berpikir kalau saat ini, Wildan dan Ayu sedang ada di kamar.

  30 menit adalah waktu yang Elena butuhkan untuk sampai di rumah sakit. Begitu mobil sudah terparkir dengan benar, Elena menghubungi Nala.

  "Mba di mana?" Nala langsung bertanya sesaat setelah membalas salam Elena.

  "Mba baru aja sampai di rumah sakit, Nala."

  "Mba di rumah sakit?" Jawaban Elena mengejutkan Nala. Pikiran Nala seketika penuh dengan hal-hal berbau negatif.

  "Iya, Mba udah di rumah sakit."

  "Mba sakit?" Nala seketika berpikir kalau kondisi Elena memburuk, karena itulah Elena ada di rumah sakit.

  "Alhamdulillah kondisi Mba baik-baik aja, Nala. Mba datang ke rumah sakit karena Mba mau menemui orang tua kamu, lebih tepatnya, Mba mau menemui Bapak kamu." Elena menjawab jujur pertanyaan Nala.

  Nala semakin terkejut. "Mba mau menemui Bapak?" tanyanya dengan nada cukup tinggi.

  Elena sama sekali tidak terkejut, karena sudah tahu kalau Nala pasti akan memberi reaksi seperti itu. "Iya, Bapak ada di rumah sakit, kan?"

  "Ada, Mba. Bapak sama Ibu baru aja pergi ke kantin, mau sarapan." Nala akhirnya memberi tahu Elena di mana posisi Hartono dan Sri saat ini.

  "Baguslah kalau begitu, jadi Mba bisa langsung menemui Bapak sama Ibu kamu." Elena senang karena saat ini Hartono sedang bersama Sri, itu artinya ia bisa langsung berbicara dengan keduanya.

  "Kenapa Mba mau ketemu sama Bapak?" Sebenarnya Nala sudah bisa menebak, kenapa Elena ingin menemui Hartono, tapi Nala tetap bertanya karena ingin memastikannya.

  "Mba gak mau usaha Mba selama hampir 1 tahun belakangan ini terbuang sia-sia, Nala." Elena menjawab lirih pertanyaan Nala. "Butuh waktu sekitar 1 tahun buat Mba mencari wanita yang menurut Mba pantas dan layak untuk menjadi istri kedua Mas Dava, dan orang itu adalah kamu. Mba mau, rencana Mba untuk menjadikan kamu madu Mba tetap berjalan, Nala. Mba gak mau mencari wanita lain lagi," lanjutnya sambil tersenyum tipis.

Istri kedua sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang