Bab 22

24.4K 418 22
                                    

Tangan kecil Sarah gemetar melingkari penis Vano sekarang. Sensasi itu membuat Vano tidak sabar ingin merasakan gerakan lembut dari tangan mungil Sarah.

"Gerakin sayang." Vano bergumam di ceruk leher Sarah.

Perempuan itu agak ngebleng dengan apa yang sedang terjadi. Beberapa kali dia menganggap ini hanya mimpi tapi selalu melesat karena memang saat ini dia bukan mimpi. Dia benar benar sedang menggenggam benda lunak yang begitu besar dan panjang serta kasar karena urat urat yang menonjol.

Jantungnya masih tak berhenti berdebar hebat apalagi setiap Vano menyebutnya 'sayang' perutnya terasa geli seperti ada kupu kupu berterbangan. Nafasnya kian berat, wajahnya pink cantik.

"O om." Desah nya putus putus.

Vano mengecupi leher nya sensual. Tangan Vano juga sudah berani meraba dadanya. Sarah semakin merinding.

"S Sarah gak tahu... Sarah gak bisa." Suaranya mencicit.

Vano yang asyik mengecupi nya menarik wajah sehingga wajah mereka berhadapan. Vano mengerang, gemas sekaligus bergairah melihat Sarah yang bersemu dan polos ini.

Astaga. Kejantanan nya semakin keras dan berdenyut. Sarah pun menyadari itu sampai melirik malu malu ke bawah.

"Gerakin tangan kamu. Naik turun. Lembut dan hati-hati." Vano membimbing tangan Sarah.

Betapa senang nya Vano karena Sarah ternyata patuh. Ia kira Sarah akan bangun dan kabur padahal dia tidak memeluknya erat sejak tadi.

"Oghh..." Vano mulai menggeram nikmat.

Akhirnya dia merasakan sentuhan Sarah di penisnya juga.

Sarah gugup tapi dengan hati-hati dan sebisanya mengurut penis Vano yang begitu wow di tangan nya.

"Ludahin...." Perintahnya dengan tatapan gelap nan instens.

"Ish jorok! Ludah Sarah kan bau." Bibir Sarah maju.

"Gpp sayang." Vano mengecup pipi Sarah.

Astaga. Muka Sarah jadi pink lagi!

"Biar licin harus pake ludah. Atau,"

"Atau?" Tanya Sarah refleks.

"Atau kamu kulum dulu." Bisiknya nakal sambil meremas payudara Sarah.

"Aanghh..."

Vano tidak mau terburu buru. Dia hanya terus merayu anak polos ini. Ah dia bejat sekali sudah mengotori otak dan tangan Sarah. Tapi tak apa, Sarah tidak terlihat ketakutan. Vano yakin Sarah juga penasaran.

Kocokan tangan Sarah masih bergerak hati-hati naik turun menggoda. Tangan Sarah begitu lembut dan halus. Vano suka.

Mereka berciuman dengan lembut. Vano yang menguasai.

"Ludahin sayang..." pinta Vano sekali lagi.

Perempuan yang mendesah lirih itu pun dengan ragu ragu meludahi ujung penis Vano dua kali. Ludah hangat Sarah lambat lambat turun ke bawah, tanpa Vano duga jempol Sarah berputar putar di ujungnya meratakan ludah nya.

Vano menyugar rambut frustrasi membentur punggungnya ke sofa. Sentuhan itu membuat nya hampir klimaks! Astaga kenapa mudah sekali kalau dilakukan oleh Sarah?
Dia yang kegerahan pun lekas menarik kaosnya.

Sarah tertegun melihat ketelanjangan Vano tepat di matanya. Betapa kekar dan bidang nya tubuh Vano serta bentuk perut yang kotak kotak berjumlah enam itu. Sarah ingin sekali meraba nya tapi tidak berani.

"Yahhh... come baby."

Gerakan Sarah semakin intens bahkan sekarang menggunakan dua tangan nya yang masih belum cukup menggenggam kejantanan Vano karena terlalu panjang. Setengah bagian atasnya saja masih terlihat walaupun sudah dia genggam dengan dua tangan.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang