05. Aku Langit, kamu senjanya ya?

41 48 0
                                    

Menepati janjinya pada Waffiq, Ella akhirnya memberanikan diri untuk duduk di tempat yang sangat Ia hindari ini. Di pinggir lapangan, Ella sengaja mengambil tempat di paling atas atau belakang, agar mudah untuk kembali ke kelas nantinya.

Setelah beberapa menit duduk di bangku itu, akhirnya Waffiq notice kehadirannya disana. Ella reflek membuat gestur muntah saat Waffiq mengedipkan sebelah mata kearahnya.

Ella sengaja tidak mengajak teman-temannya, takut mereka memprediksi yang tidak-tidak. Vina juga tidak ada di lapangan, karena yang bermain sekarang hanya Waffiq, Azzam, Raffi dan Desta. Mereka juga tidak memakai baju olahraga. Benar-benar memancing makian para ciwi-ciwi yang tidak kuat dengan bau keringat yang menyeruak di dalam kelas.

Setelah berhasil memasukkan bola beberapa kali ke ring, Waffiq akhirnya berjalan kearah dimana Ella duduk. Ella juga tidak tau sudah berapa kali Waffiq mencetak skor, karena Ia tidak terlalu fokus memperhatikan permainan Waffiq.

"Gue kira lo nggak datang." Waffiq duduk di samping Ella dengan peluh yang bercucuran dari dahinya. Membuat Ella menetralkan sikapnya sebentar karena entah kenapa Ia merasa ada gejolak yang berbeda dari dalam tubuhnya.

"Jantung gue..."

"Daripada lo nyebar hoax kita ciuman di kelas." Ella memalingkan pandangannya saat mengucapkan itu, tidak kuat melihat wajah Waffiq terlalu lama.

"Mau nya gue cium lo beneran, biar nggak hoax kalau gue sebarin." Waffiq berucap seraya terkekeh.

"Udah, kan? Gue mau samperin yang lain."

"Bersihin keringat gue." Waffiq melempar sebuah handuk kecil berwarna putih yang langsung di tangkap oleh Ella.

"Lo suruh gue datang kesini cuma buat ini?"

"Iya."

Ella memutar netra nya malas, Ia menunda mengantri bakso hanya untuk melakukan hal tidak berfaedah seperti ini.

Namun, apa boleh buat? Mau tapi mau Ella mengelap wajah Waffiq dengan handuk yang Ia pegang, Ella mencoba untuk tidak menatap mata Waffiq. Karena tatapan Waffiq padanya sudah seperti ingin menerkam.

"Nanti lo sering ajak Kayla kelapangan."

Ella berhenti sejenak, "Kok nyuruh gue?"

"Nggak tau, Azzam mau pdkt sama Kayla. Makanya dia nyuruh gue buat bilang ini ke lo." Jawab Waffiq mengambil alih handuk di genggaman Ella dan mengusap peluhnya sendiri.

Ella yang mendengar Azzam naksir Kayla reflek tersenyum. Apakah ini tanda-tanda Kayla akan daftar menjadi member bucin?

"Kayla yang mau pdkt, kok lo yang senyum." Waffiq melempar handuk putih itu tepat di wajah Ella.

"Waffiq, bau!" bentak Ella sambil melempar balik handuk itu.

Waffiq terkekeh sambil berdiri dari duduknya, lalu berlari kearah lapangan "Gue balik kekelas dulu ya!"





























































"Berlimaan aja, neng?"

Kayla memutar netra nya malas ketika melihat Raffi menghampiri meja mereka yang sedang berada di kantin dengan muka buaya nya. Raffi ini orang paling random yang pernah ada. Dia bisa hanya menghampiri meja mereka untuk mengambil satu buah donat dan membawanya kabur tanpa mengucap apapun.

"Donat gue tinggal satu, Raf. Lo ambil, gue lempar nih kursi." ancam Ella menatap sengit Raffi.

"Takut amat. Nih, gue mau kasih ini. Buat Kayla, dari Azzam." Raffi menaruh sebuah kertas dan satu buah cokelat, serta satu tangkai bunga.

Be Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang