"Nyari apa sih, Ell?"
Vina bertanya saat melihat Ella celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Kepala Vina juga ikut menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba menemukan apa yang Ella cari.
"Waffiq." jawab Ella to the point.
"Nggak kelihatan dia dari pagi, tadi latihan aja nggak datang." ucap Vina sambil menarik mangkuk bakso kearahnya yang baru saja diantar.
"Nggak ada izin?"
Vina menggeleng, "Tadinya gue yang mau tanya lo dia kemana, lo nggak di kasih kabar apa-apa?"
"Nggak, chat terakhir dia kemarin sore. Hari ini gue chat centang satu." Ella menelungkupkan kepalanya di atas meja menggunakan tumpuan kedua tangannya.
"Samperin, Ell." Vina berusaha memberi saran sambil melahap bakso dihadapannya.
"Gila aja, gue ngak tau rumahnya?!" Ella duduk seperti semula sambil melahap dengan tidak ikhlas roti cokelat di genggamannya.
"Kayla mana, sih?" Ella bertanya kembali.
"OSIS paling." jawab Vina singkat.
"OSIS apa nya? Orang-"
"Rakyat ku!"
Ella maupun Vina sama-sama menoleh pada eksistensi Kayla yang berlarian lalu duduk di sebelah Ella dengan buku tulis dan kaleng soda di kedua tangannya.
"Si paling OSIS." Vina bertepuk tangan.
"Ya, sorry kali. Ini gara-gara Saskia nggak masuk, makanya Kak Najwa nyuruh-nyuruh gue mulu." Kayla mengeluh lalu memanggil Ibu kantin untuk memesan minuman.
"Saskia nggak masuk juga?" Ella mengalihkan pandagannya sepenuhnya kearah Kayla.
Kayla hanya mengangguk, "Iya, kenapa emang?"
Ella terdiam sejenak, lalu setelahnya Ia hanya menggeleng. "Nggak." balasnya.
"Belum tentu, Ell." Vina yang tau apa yang Ella pikirkan mencoba menenangkan.
"Ada apa, sih? Kenapa? Lo berdua baru gue tinggal berapa jam udah rahasia-rahasiaan." Kayla menatap Ella dan Vina bergantian.
"Nanti gue jelasin." setelah mengucapkan itu, Ella pergi darisana meninggalkan Vina dan Kayla yang kebingungan karena kepergiannya.
"Waffiq....."
"Keluar lo."
Waffiq menatap Saskia dengan sangat tajam. Seolah Ia tidak menerima kehadiran perempuan itu sama sekali. Menatap Saskia saja Waffiq sudah emosi bukan main, di tambah dengan perlakuan Saskia yang seolah-olah menyudutkan dirinya.
"Kenapa sih kamu kayak gini. Tidur bareng doang emang kenapa? Emangnya aku-"
"Tidur bareng doang lo bilang? Gue punya pacar, bangsat!"
Baru kali ini dari sepanjang hidupnya, Saskia mendapat bentakan dari seorang Waffiq. Waffiq yang Ia kenali dengan sosok yang sangat lembut dan perhatian, sekarang membentaknya.
"Kamu bentak aku, Fiq?" Saskia berlirih.
Saskia mengusap air matanya, Ia meraih lengan Waffiq sambil memeluknya. Namun, Waffiq dengan cepat menghempas tangan Saskia.
"Lo nggak mikir, ya? Lo cewek, lo bisa ngajak gue tidur seenaknya?" Waffiq menatap Saskia dengan sangat sinis.
"Kamu biasanya juga gitu kan sama cewek-cewek lain? Kenapa waktu sama aku kamu marah-marah?!" Saskia ikutan tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Side
Teen Fiction[END] Hanya kisah cinta seorang remaja, yang berunjung dengan dua pilihan.